Chap 7

118 20 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


“Ayah!” Seruan itu yang pertama kali Zea dengarkan begitu Suga turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri seorang anak laki-laki yang begitu riangnya merentangkan kedua tangannya hendak memeluk tubuh sang Ayah. Dia Kyumin, anak laki-laki Suga yang sering dia ucapkan pada Zea.


Ternyata visual Kyumin ia dapatkan dari Suga, mulai dari mata, hidung, bibir dan juga caranya tersenyum sangat mirip dengan Suga. Dalam hati Zea hanya bisa berharap kalau ucapan Kyumin tidak sekasar Suga, jika anak itu ikut mewarisinya, habislah Zea dibuatnya. Ia sudah lelah dihadapkan dengan satu Suga, ia tak ingin Suga bertambah lagi.


“Maaf, Ayah telat pulang.” ucap Suga lalu mencium kedua pipi Kyumin dengan gemas.


Suga tidak sedingin yang Zea bayangkan, ketika Suga berhadapan dengan Kyumin, sifat dinginnya itu benar-benar hilang seperti ditelan bumi. Yang terlihat adalah sikap manisnya, manjanya dan memamerkan senyumnya yang jarang sekali orang lain lihat. Dan sekarang, Zea menontonnya secara cuma-cuma. Kapan lagi memandangi ciptaan Tuhan yang begitu indah?

Keduanya kemudian sama-sama diam hingga titik pandang Kyumin jatuh pada Zea, sedangkan yang ditatap malah menunjuk dirinya sendiri sembari menggumam ‘Saya?’ dan diangguki oleh Kyumin. Lalu Suga yang melihat hal tersebut langsung berdiri dari posisi berjongkoknya, ia berjalan kearah Zea dan menarik tangan kanan gadis itu agar lebih dekat dengan Kyumin.


“Kyumin, kenalin, ini Zea,” ucap Suga.

“Hai, Kyumin. Kenalin, nama kakak, Ze …”

“Bunda?” potong Kyumin.


DEG


Seketika Suga  dan Zea terdiam terpaku mendengar ucapan tersebut, baru saja Kyumin memanggil Zea dengan panggilan Bunda. Nafas Zea tercekat di tenggorokannya dan beralih menatap sang pimpinan yang juga sama terkejutnya, Zea sekarang bingung harus meminta pertolongan pada siapa jika Suga pun tidak sanggup mengelaknya.


“Ah, kakak buk …”

“Iya, dia Bunda Zea.” potong Suga.


Dalam hati Zea bergerutu sembari menyumpahi nama Suga berkali-kali. Anak dan Ayah sama saja, sama-sama suka memotong pembicaraan orang. Padahal Zea sangat membenci orang yang seperti itu, karena baginya terkesan tidak sopan menyela pembicaraan orang lain.


“Bunda? Aku bisa panggil Bunda?!” tanya Kyumin dengan nada riangnya.


Zea menelan salivanya susah payah dan berbalik menatap Suga untuk meminta pertolongan, tapi tanggapan pria itu malah mengangguk seakan-akan memberikan sebuah kode bahwa dia tak boleh menolak panggilan tersebut. Biarkan Kyumin memanggilnya Bunda, karena Zea tak ingin membuat Kyumin sedih, dia pun menerimanya meskipun terasa berat baginya.


Min Yoongi : The Last (Suga BTS) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang