Chap 14

98 14 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Hari demi hari, bukan rahasia lagi tentang kedekatan Suga dan Zea. Bahkan satu kantor sudah tahu tentang hal tersebut, ada banyak pro dan kontra yang tentu saja tak diperdulikan oleh Suga. Bagi Suga, ia tak membutuhkan komentar orang lain tentang siapa yang dekat dengannya, karena yang penting adalah kenyamannya serta kenyamanan Kyumin, sang anak.

Pekerjaan berjalan seperti biasanya, tanpa ada hambatan walaupun dibumbui cinta diantara mereka berdua. Terkadang Suga bertingkah menggemaskan dihadapan Zea, begitupun sebaliknya, mereka sama-sama berusaha untuk berjalan ketahap berikutnya. Lalu Zea hanya bagian menunggu, menunggu Suga menyatakan cinta untuknya.


"Lo enggak ada niat mau cerita apapun ke gue, Ze?" tanya Jimin.


Gerakan mengunyah Zea otomatis terhenti begitu mendengar pertanyaan dari Jimin. Ya, walaupun Zea sudah menduga kalau Jimin akan bertanya tentang hubungannya dengan Suga, tapi tetap saja rasanya gugup diinterogasi oleh sahabat sendiri. Terlebih Jimin memiliki perasaan lebih pada Zea, Zea hanya takut melukai perasaan Jimin.


"Ce-cerita tentang apa?" gugup Zea.


Jimin mendecak kesal lalu menyimpan sendok serta gapurnya dengan kasar diatas meja hingga menghasilkan bunyi lumayan nyaring, sedangkan Zea yang tersentak kaget berusaha menetralkan dirinya. Ia sedikit menyesal karena tidak ikut makan siang dengan Suga, padahal tadi Suga memaksa, namun Zea malah memilih makan siang bersama Jimin dengan alasan rindu pada sahabatnya itu. Tentu saja Suga tak bisa menyangkal dan membiarkan calon kekasihnya makan siang bersama pria lain.


"Enggak usah pura-pura bego gitu dong, tentang lo sama Pak Suga. Ya, masa tentang lo sama gue." gerutu Jimin .


Zea kemudian ber-oh ria dan kembali menyuapi mulutnya soto ayam kesukaannya, sudah lumayan lama Zea tak menikmati makanan merakyat seperti ini. Katakan kalau Zea sombong, karena selama ia mengenal Suga, pria itu benar-benar tidak mengizinkan Zea mengonsumsi makanan yang berada di kelas bawah. Tiap hari mulut Zea diberi makanan seperti steak dan lain sebagainya, Zea suka-suka saja, tapi dia merindukan seblak beserta kawan-kawannya.


"Ya, gitu aja sih. Emang lo mau tahu yang gimananya?" tanya Zea.

"Tentang perasaan lo ke dia," jawab Jimin.

"Itu privasi gue," balas Zea.



Setelahnya hening, Jimin tak berani berucap apa-apa saat ekspresi wajah Zea berubah. Jimin tahu kalau pertanyaannya barusan memang adalah sebuah privasi, tapi kalau Jimin tidak tahu tentang perasaan Zea pada Suga, ia bisa mati penasaran. Termasuk untuk memastikan apa dia masih mempunyai kesempatan untuk mengejar atau tidak lagi, hanya itu, tidak lebih.


"Lo suka sama dia," gumam Jimin.

"Jimin," tegur Zea.

"Juju raja, Ze, lo suka sama dia, 'kan? Tapi, kenapa harus dia? Enggak ada cowok lain apa? Maksud gue, Pak Suga enggak sebaik itu." jelas Jimin.

Min Yoongi : The Last (Suga BTS) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang