Bab 8 |kebencian jeevan|

621 89 10
                                    

♡|Soraya!|♡

🌼🌼

__________

Suasana ruangan terasa begitu hening ketika keduanya tidak saling melontarkan suatu kalimat. Mereka terus terusan berdiaman dengan pemikirannya masing-masing. Vano yang duduk disofa pun bahkan lupa akan tujuannya datang kemari. Ia sibuk bergelut dengan pikirannya,mungkin vano sedang menyusun rangkaian kata yang akan ia utarakan pada soraya setelah tujuh tahun tidak bertemu.

Hingga akhirnya vano berdeham membuat atensi soraya yang tadinya sibuk memainkan kuku di kursi kerjanya kini menoleh.

"a-aku... raya dengerin aku ya"

soraya mendengus "ya ini aku juga lagi dengerin kamu!" ujarnya sedikit ketus.

vano terkekeh kecil "ah iya aku salah. raya.. aku minta maaf,aku tau pasti kamu marah ya sama aku?"

"menurut kamu?"

"marah dan benci mungkin"

"ya itu kamu tau"

mendengar omongan itu vano berjalan kearah soraya dan duduk dikursi depannya "maafin aku ya?" ujarnya lembut menatap soraya dengan teduh.

soraya diam sambil terus menatap vano didepannya dengan tatapan sulit diartikan "kenapa kamu bisa tahu tempat ini?" tanpa menjawab permintaan maaf vano,soraya malah bertanya tentang hal lain.

"aku cari kamu. karena aku mau ketemu sama kamu"

ia terkekeh sinis "apa yang harus kita bahas mas? aku sudah tanda tangani surat cerai kita. dan sekarang kita gak punya urusan lagi"

"kecuali jeevan"

"kamu kesini mau cari dia kan?" lanjutnya.

"jeevan?" tanyanya rada bingung membuat soraya lantas mengangguk.

"dia anak kamu"

Perkataan soraya membuat vano sedikit terkejut,bahkan ia baru tahu nama anaknya saat ini. benar benar seorang ayah yang payah.

soraya tersenyum miris melihat raut wajah terkejut vano "bahkan kamu gak tahu nama anak kamu sendiri. melihat dia tumbuh seperti sekarang pun kamu juga gak tahu kan?"

kini vano dilanda rasa bersalah yang teramat dalam. ia mengaku menyesal telah meninggalkan soraya,ia merasa jahat karena lebih mementingkan seseorang yang hanya kekasihnya saja dibanding sang istri yang saat itu tengah mengandung. bahkan vano tega mengabaikan pesan serta panggilan telpon dari soraya ketika ia sudah melahirkan anaknya dan malah ikut bersenang senang bersama kekasihnya di Hawaii. juga melanggar janjinya sendiri untuk terus ikut bertanggung jawab atas anaknya saat mereka bercerai kala itu.

"jaga diri kamu baik-baik! aku akan selalu ada jika kamu butuh sesuatu."

"kasih aku kabar kalau anak ini sudah lahir. aku akan datang dihari kamu melahirkan nanti"

perkataannya kala itu tiba-tiba saja terlintas dipikiran vano. ternyata dirinya memang ayah yang buruk,ia bahkan sudah melanggar ucapannya sendiri.

vano menunduk menahan airmatanya yang mungkin sebentar lagi akan menetes "aku minta maaf" lirihnya dengan nada bergetar.

"mungkin kata maaf aja gak cukup untuk aku yang udah jadi sebrengsek ini dimasa lalu tapi, aku harus apa ray? aku benar benar menyesal dengan semuanya"

ungkapan maaf vano membuat soraya hanya bisa diam saja. saat ini pikirannya benar benar buntu.

Soraya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang