Prolog

2.6K 223 7
                                    

♡|Soraya!|♡

🌼🌼

________

Bali

"aku sudah menandatangani surat itu, sekarang giliran kamu raya."

Soraya masih setia menatap dalam Vano dihadapannya. Apa benar ia setega itu meninggalkan istrinya yang sedang mengandung sendirian didaerah asing tanpa memulangkannya kembali? Dan nekat memilih pergi ke Aussie bersama sang kekasih tercintanya. Meskipun berawal dari perjodohan, tapi kenapa vano membuat soraya mengandung anaknya disaat dirinya akan meninggalkan soraya secepat itu. Anak ini bahkan belum lahir, namun sudah ditinggal calon ayahnya?

"Aku akan menandatangi surat itu. Tapi apa kamu yakin mas, ninggalin aku dalam keadaan seperti ini?"

Mata vano tertuju pada perut soraya yang lumayan besar berusia tujuh bulan. Ia lalu menatap kembali soraya yang mungkin saat ini sedang menahan sesak yang teramat dalam. Menelusuri wajah sang istri yang bertanya dengan tenangnya tanpa ada air mata yang keluar dari mata indahnya. Sepintar itu soraya menyembunyikannya.

"Iya. Ini udah keputusan akhir aku, aku akan jujur ke orangtua kita kalau aku yang meninggalkan kamu"

Bukan ini yang soraya inginkan, ia hanya tidak menyangka setelah menemani suaminya mengerjakan proyek didaerah Bali. Ia mendadak mendapatkan surat perpisahan dari suaminya, menuruti kemauan sang kekasih untuk diajak pergi jauh dan meninggalkan raya sendirian. Jika akhirnya akan seperti ini,setidaknya bawa soraya kembali kerumahnya dulu sebelum pergi. Tapi ini apa?

"Jangan."

Soraya tersenyum lirih menatap vano "Aku yang akan bilang sendiri, kalau aku istri yang tidak becus mengurus suami. Dan setelah itu, kamu bebas tanpa tekanan apapun"

Vano tertegun mendengar penuturan soraya "Raya kamu jangan se--"

Soraya melanjutkan "Setelah ini kita bisa bebas dengan kehidupan masing-masing. Kamu dengan cinta kamu, sedangkan aku dengan cita-cita aku. Lagipula kita sama-sama belum saling cinta, jadi buat apa dipertahankan" jelasnya sambil sesekali terkekeh kecil.

Bohong jika ia tidak mencintai vano. setelah kejadian yang menyebabkan dirinya mengandung, ia bahkan sudah mulai mencintai vano. Namun, cintanya hanya dia yang tahu.

Vano mengusap wajah kasar lantas memegang kedua bahu raya seraya berkata "Aku akan tanggung jawab untuk anak ini, aku akan mengirim uang bulanan untuk kamu dan calon anak kita nanti. Aku gak bisa antar kamu pulang,aku harap kamu bisa mandiri raya." jelasnya sungguh sungguh.

Tanpa uang kamu aku bisa menghidupi anak ini mas. Aku cuma butuh kamu untuk tetap ada disini,batin raya.

Soraya tersenyum "Iya mas,kamu tenang aja" ujarnya lantas menjauhkan kedua tangan vano dari bahunya.

Vano melirik arlojinya, sebentar lagi jam penerbangannya dimulai. Ia harus segera pergi kebandara menemui kekasihnya untuk berangkat bersama.

"Jaga diri kamu baik-baik! Aku akan selalu ada kalau kamu butuh sesuatu."

Soraya hanya mengangguk saja, lalu vano melanjutkan "Kasih aku kabar kalau anak ini sudah lahir. Aku bakal datang dihari kamu melahirkan nanti" ujar vano dengan yakin seakan akan ia akan menepati omongannya.

Kamu datang lagi anak ini sudah gak kenal siapa kamu, batin soraya kembali.

♡♡

Sydney.

Tarikan koper terdengar dari atas lantai dua,membuat atensi orang yang berada dilantai bawah bergerak melihat keatas. Satu persatu tangga ia lalui dengan santai bersamaan dengan tangan sebelahnya yang ia gunakan untuk mengangkat koper tersebut.

"Bastian, kamu yakin mau tinggal disana?"

Ucapan sang ibu membuat bastian menganggukan kepalanya pelan. Terlihat raut wajah gelisah kedua orangtua beserta adiknya menatap presensi bastian dihadapannya.

"lo yakin kak?maksud gue, setelah batalnya per--"

"Leen. gue cuma pergi kerja sekaligus healing sebentar, bukan pergi selamanya dari kalian. Kenapa sih tatapan kalian seakan akan tian pergi jauh terus gak bakal balik lagi?"

Mendengar ucapan bastian membuat papa Brian melemparkan bantalan sofa kearahnya.

Brukk!

"Aww!!" bastian mengelus kepalanya yang terkena lemparan bantal.

"kamu kalau ngomong jangan asal ya bas! kalau Tuhan jawab omongan kamu gimana?! terus nanti papa mama sama el gak bisa liat kamu menikah dong!"

bastian memutar matanya malas "nikah mulu yang dibahas! tadinya kan aku juga mau nikah,tapi apa? gagal kan. yaa berarti emang aku ditakdirin buat gak nikah dulu sekarang ini" jelasnya santai merebut cemilan yang sedang dimakan eileen, adiknya.

"dih! balikin!" Eileen merebut paksa cemilannya.

Mama Dona menggelengkan kepala lantas menatap bastian kembali "terus kamu bakal balik lagi kapan bas? jangan kelamaan disana,mama gak mau kamu cari jodoh orang bule lagi ya bas! disana banyak gadis cantik, jangan bule terus." tekan sang mama.

"Iya mama sayang... Sesuai permintaan,bastian gak lama kok disana paling setahun sampai proyeknya kelar."


"ITU TERMASUK LAMA!"

♡♡

Note : Ini cerita haesoo pertama aku hihi,jangan lupa baca ya!

Follow aku ya bestie!
Ah jangan lupa vote dan comment juga!
Tanpa terkecuali. hihi 🌼

Soraya! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang