Tak lama kemudian, perlahan-lahan kabut mulai menghilang dan Hans mendapati dirinya berada di tempat tak dikenal dengan cahaya kobaran api tidak jauh dari sana.
Tak bisa berkata apa-apa, Hans sangat shock dan bingung dengan kejadian itu, waktu yang tadinya adalah malam hari berubah menjadi siang hari.
Serta area sekitar yang sangat asing dan benar-benar aneh. Ia secara tiba-tiba berada di area pertanian.
Hans : "WAS ZUM TAUF!"
Hans : "Apa-apaan ini! Apakah aku tersesat? Aku terjebak? Apakah aku mabuk?"
Hans : "Oh ini semua mulai tidak masuk akal."
Hans menengok sekeliling mencari motornya.
Hans : "Dimana motorku? Hah! Sudah kuduga, Hilang!"
Lalu Hans melihat kearah cahaya khas kobaran api dari balik bukit.
Hans : "Sebenarnya dari tadi aku penasaran, apa yang sebenarnya dibakar disana?"
Karena penasaran, Hans menaiki bukit untuk melihat apa yang terjadi.
Disana ia melihat pemandangan sebuah desa dengan beberapa rumah yang terbakar.
Hans : "Mein Gott."
Hans : "Terjadi penyerangan disana?"
Hans mengambil teropong untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi disana.
Dari teropong ia bisa melihat samar samar bahwa desa itu sedang diserang oleh sekelompok orang aneh berzirah dan menunggangi kuda.
Hans : "Apa yang sebenarnya terjadi disana?"
Hans : "Aku harus mengeceknya."
Hans memasang bayonet di senapan miliknya serta bersiaga dengan senjatanya.
Hans berlari menuju desa itu untuk mengecek keadaan.
Sesampainya ia pintu desa itu, ia melihat salah seorang warga sedang terluka, duduk bersandar di sebuah pohon.
Hans menghampiri orang itu dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Hans : "Hey, kamu kenapa? Apa yang sedang terjadi disini?"
Warga : "Siapa kamu?"
Orang itu menjawab dengan lirih dan kesakitan.
Hans : "Saya prajurit dari satuan Waffen-SS. Saya melihat desa ini terbakar. Siapa yang menyerang kalian?"
Warga : "Mereka... Para pasukan Leibgarde, berusaha menjarah desa kami."
Warga : "Tolong selamatkan kami tuan."
Hans : "Leibgarde? Pasukan apa itu? Apakah mereka pasukan SS"
Hans : "Baiklah, aku akan mengecek kesana, apakah kamu tidak apa apa saya tinggal?"
Warga : "Jangan pedulikan saya tuan."
Hans menganggukkan kepalanya dan berlari masuk kedalam desa.
Disana ia melihat banyak prajurit berzirah yang sedang menyerang warga.
Hans : "Oi! Berhenti!"
Hans meneriaki mereka tetapi tidak ada yang mendengar.
Kemudian seorang prajurit tak jauh dari situ hendak menyerang seorang perempuan yang sedang melindungi anak kecil.
Melihat hal itu, Hans langsung mengarahkan senapannya ke prajurit itu dan menembaknya.
*Dorr!
Sebuah tembakan dari Hans langsung menembus helm dan kepala prajurit itu. Prajurit yang terkena tembakan Hans di kepala nya itu langsung tumbang.
Semua orang yang mendengar suara keras dari tembakan menjadi kaget dan melihat kearah Hans.
Para warga menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri dan bersembunyi sementara para prajurit sedang teralihkan.
Tiba tiba hujan deras turun dan memadamkan api yang membakar rumah rumah di desa itu.
Seorang yang menunggangi kuda tampak seperti seorang kapten dari para prajurit itu melihat Hans dengan tatapan kaget, heran dan marah.
Kapten : "Oi! Orang aneh yang disana! Siapa kau! Berani beraninya kau menyerang kami!"
Hans : "Aku pengawal Führer dari satuan pasukan elite Waffen-SS."
Hans : "Siapa kalian, berhentilah sebelum kutembak!"
Kapten : "Pasukan elit hah? Waffen-SS? Aku tidak pernah mendengar nama pasukan itu, kau pasti cuma ngaku ngaku saja."
Kapten : "Dasar kurang ajar! Serang dia!"
Kapten itu memerintahkan 5 prajurit untuk menyerang Hans, para prajurit itu berlari menuju tempat Hans sambil membawa tombak.
Dengan cepat Hans menembak 2 prajurit hingga jatuh, kemudian Hans berlari kearah 3 prajurit lainnya sambil membawa senapan dengan bayonet nya.
Ketika berhadapan dengan salah satu prajurit, Hans menusuk prajurit itu dengan bayonet yang terpasang di senapannya kemudian menembakkan senapannya.
Kemudian Hans memegang senapannya dengan terbalik dan mengayunkan nya memukul satu prajurit lainnya, prajurit itu terjatuh dan Hans menusuknya dengan bayonet di lehernya.
Sementara itu satu prajurit terakhir mencoba menusuk Hans menggunakan tombak, Hans menghindar dan menusuk perut prajurit itu dan merobeknya.
Kelima prajurit itu mati dengan mudahnya ditangan satu perwira SS.
Kapten yang melihat itu terkejut dan kesal melihat nya.
Kapten : "Harrghh! Kenapa melawan satu orang saja tidak becus, serang dia secara bersamaan!"
Kapten memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyerang Hans.
Hans menembak kearah para prajurit 2 kali dan menumbangkan 2 prajurit. Tetapi peluru di magazine senapan Hans habis dan perlu di reload.
Hans melepaskan bayonet nya dari senapan dan meletakkan senapan di punggungnya.
Ia memegang pisau Bayonet di tangan kiri dan mengambil sebuah pistol ditangan kanannya.
Hans berlari menuju para prajurit dan menumbangkan satu persatu dari mereka, Hans menembak, menusuk, menebas, menggorok dan merobek mereka.
Tak lama kemudian para warga ikut bersorak dan ikut menyerang para prajurit, mereka membawa senjata seadanya mulai dari pisau, garpu taman, kapak, gergaji, ketapel, bahkan sampai tombak pancing.
Terjadilah pertempuran antara Hans bersama para warga melawan para prajurit.
Hans berlari kearah Kapten dan menembaknya di dada, peluru itu menembus zirah nya dan mengenainya hingga jatuh dari kuda.
Hans menghampiri nya dan menginjak lehernya.
Kapten : "Argghhhh."
Kapten meronta ronta kesakitan dan tidak bisa bicara karena lehernya diinjak.Hans mengambil senapannya dan memegangnya secara terbalik lalu memukul kepala Kapten dengan bagian bawah dari senapan.
Hans memukulnya secara terus menerus hingga wajahnya hancur.
Disaat yang sama, para warga berhasil mengalahkan para prajurit yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Führer : In Another World
Historical Fiction"Lebih baik aku menembak kepalaku sendiri, dari pada harus tunduk kepada musuhku." Adolf Hitler terpanggil ke dunia lain saat mecoba untuk bunuh diri di bunker. Dunia asing yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dengan segala rintangan dan perjuangan...