Ch. 11 | Liberation

275 38 1
                                    

POV Hans

Sudah satu minggu sejak pertempuran di desa, saat itu kami berhasil membantai seluruh prajurit yang menyerang desa Chremes dan mengambil persenjataannya. Setelah pertempuran selesai, aku menyadari bahwa ada yang tidak beres disini, mulai dari para prajurit yang mengenakan armor zirah dan desa yang kuno, aku merasa bahwa aku seperti kembali ke masa lalu pada abad pertengahan. Tetapi setelah aku telusuri, nama nama negara dan peta disini benar-benar asing, disaat itulah aku menyadari bahwa ini bukanlah bumi, tetapi aku terkirim ke dunia paralel. Tetapi mengapa aku bisa sampai kesini? Dan apa alasannya? Aku juga masih tidak tau, ini adalah sebuah kejadian diluar nalar dan akal sehatku.

Sekarang karena warga desa telah membunuh para prajurit, terlebih lagi mereka adalah prajurit Leibgarde, sekarang kami menjadi buronan kerajaan dan mau tidak mau kami harus memulai sebuah perlawanan melawan kerajaan. Para warga desa menunjukku sebagai pemimpin resistance karena aku telah berjasa dalam perlawanan di desa Chremes. Memang pada awalnya mereka curiga kepadaku, tetapi aku berhasil mengarang cerita dan meyakinkan mereka bahwa aku adalah prajurit yang membelot.

Saat ini aku dan anggota resistance lainnya sedang melakukan pergerakan pertama kami yaitu untuk mengambil alih outpost Leibgarde yang tidak jauh dari desa Chremes.

Aku menggunakan teropong ku mengamati outpost yang dilindungi dengan tembok batu dengan beberapa prajurit di atasnya. Kami mengamati dari kejauhan sambil bersembunyi di pepohonan dan semak semak.

"Satu, dua, empat, enam."

"Ada 6 penjaga di tembok gerbang (timur) dan 4 orang di tembok utara." Ucapku.

Kemudian datang 3 orang anggota resistance lainnya dari pepohonan, mereka adalah Hartmann, Lambert dan Goswin.

"Bagaimana keadaan disana?"

Hartmann : "Ada sekitar 4 orang yang menjaga tembok selatan, begitu juga dengan tembok barat."

"Baik, lalu bagaimana dengan jalur masuknya?"

Lambert : "Siap pak! Jalur bawah tanah yang kita gali sudah dipastikan tersambung dengan ruang penyimpanan bawah tanah di outpost, kita sudah bisa masuk ke outpost lewat jalur itu."

"Bagus, bagaimana dengan tim pengalihan?"

Goswin : "Tim pengalihan sudah siap di posisi, tinggal menunggu perintah untuk beraksi."

"Baiklah, kalau begitu akan ku jelaskan rencananya sekali lagi. Setelah ini regu pemanah akan bersiap diposisi masing masing di tembok selatan dan barat untuk menembak penjaga disana. Ingat, tunggu sinyal dari tim pengalihan, dan saat para penjaga itu teralihkan, tembak mereka. Ingat, jangan sampai meleset."

""Siap pak!"" Seru regu pemanah.

"Lalu setelah ini tim pengalihan akan mulai untuk mengalihkan perhatian para penjaga dengan membuat suara tembakan menggunakan senapanku. Disaat para penjaga terkejut dan kebingungan, saat itu juga lah sinyal kepada regu pemanah untuk mulai menyerang dan regu penyerbu bersama denganku mulai memasuki outpost. Goswin, setelah ini kau kembali bergabung dengan tim pengalihan dan memberikan perintah untuk menembak."

Goswin : "Siap pak!"

"Baiklah, sekarang semuanya bergerak ke posisi masing-masing, regu penyerbu ikut bersamaku ke terowongan."

""Siap!"" Ucap seluruh pasukan resistance yang berjumlah 36 orang yang sudah dipersenjatai dengan senjata prajurit yang diambil.

Akhirnya aku dan regu penyerbu bersiap di terowongan untuk menerobos masuk, regu pemanah bersiap diposisi nya masing masing sambil mengarahkan crossbow ke arah para prajurit. Sedangkan Goswin kembali ke tim pengalihan untuk memberikan perintah menembak.

Führer : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang