POV Adolf
Di pagi dinihari sekali, aku menyiapkan sarapan untuk Erika. Aku menutup kaca jendela yang rusak menggunakan kain serta menulis sebuah surat untuk putri ku.
'Kepada putri ku tersayang, maafkan papa meninggalkan dirimu sendirian dirumah, ada beberapa hal yang harus papa kerjakan. Papa sudah menyiapkan sarapan untukmu, makanlah jika kamu lapar. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan papa, papa akan segera kembali'
Kemudian aku mengambil barang barang yang telah kusiapkan semalaman dan pergi meninggalkan rumah sambil membawa sebuah gerobak.
Narator
Adolf berjalan menuju pusat kota, disepanjang jalan ia memasang poster-poster berlambang swastika dan pamflet-pamflet provokasi tentang perlawanan terhadap penguasa.
Pamflet-pamflet provokasi ber kalimat "Bangkitlah rakyat yang tertindas, bangkitlah rakyat yang lapar." "Kami akan hancurkan dunia rusak ini, hancurkan dasarnya dan kami akan membangun dunia Baru kami." "Ini saatnya bagi kami yang bukan apa-apa menjadi segalanya." "Tidak ada yang akan memberi kita pembebasan, tidaklah raja ataupun penguasa, kami akan memenangkan Pembebasan kami kami dengan tangan kami sendiri." "Untuk menjatuhkan penindasan, untuk mengambil kembali hak kita." "Kehendak rakyat membara berjuang tuk kebenaran!" "Dan Revolusi Agung pasti akan terwujud!" Kalimat kalimat itu terpasang sudut sudut kota.
Sesampainya di alun-alun kota, Adolf berdiri berhadapan dengan patung Raja Edgar Lukenstein, ia adalah raja dari dinasti Lukenstein yang menjabat sekarang ini.
POV Adolf
Aku sudah menyiapkan satu ember cat berwarna merah disampingku. Aku mengangkat ember itu keatas menggunakan kemampuan Telekinesis dari cincin ku dan mengangkat ember itu keatas kepala patung itu.
*Splatt
Ketika ember cat berada tepat diatas kepala patung itu, aku membalikkan ember cat itu hingga menumpahkan cat berwarna merah ke patung itu dan kepala patung itu tertutupi dengan ember.
Lalu aku mengambil bendera swastika yang terbuat dari taplak meja, ku ikat bendera itu ke sebuah tongkat kayu yang ujungnya sudah dipangkas menjadi runcing.
Aku mengarahkan tongkat bendera itu kearah patung dan melemparkannya dengan sekuat tenaga.
*Whoos
Tongkat yang membawa bendera swastika menancap tepat di bagian dada patung itu.'Seharusnya ini sudah cukup membuat orang-orang menjadi heboh.'
'Kemarahan dan ketidakpuasan rakyat bagaikan sebuah tumpahan minyak. Minyak-minyak itu hanya butuh sedikit percikan kecil saja, maka minyak itu akan berubah menjadi sebuah kobaran api.'
'Dan akulah yang akan menjadi percikan kecil itu, percikan kecil yang akan mengubah minyak menjaga kobaran api yang akan membakar dan menghanguskan tirani.'
'Yaa... Karena aku adalah Führer.'
Narator
Sang matahari mulai menunjukkan rupanya, ayam-ayam mulai berkokok dan orang-orang terbangun dari tidurnya. Mereka yang keluar dari rumah terheran-heran dengan banyaknya pamflet di sudut-sudut kota. Mereka yang berada di alun-alun kota hanya bisa diam membeku seakan tidak percaya dengan keadaan dari patung raja mereka. Ketika melihat keadaan ini, sebagian masyarakat ada yang kebingungan, sebagian penasaran, sebagian terinspirasi dan termotivasi dan ada yang malah ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Führer : In Another World
Historical Fiction"Lebih baik aku menembak kepalaku sendiri, dari pada harus tunduk kepada musuhku." Adolf Hitler terpanggil ke dunia lain saat mecoba untuk bunuh diri di bunker. Dunia asing yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dengan segala rintangan dan perjuangan...