Bab 5

740 99 6
                                    

"Apa lelaki itu pacarmu?" Jungkook bertanya untuk yang kesekian kalinya.

Lisa akhirnya mengangguk. Sebenarnya ia tidak ingin memberitahu, namun Jungkook terus bertanya yang membuat Lisa mau tak mau menjawab.

Rahang Jungkook otomatis mengeras lagi. Ia bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca situasi apalagi ia sempat mendengar Bora berkata bahwa Soo-hyun adalah kekasihnya. Itu berarti lelaki brengsek tersebut sudah mengkhianati Lisa.

Berdiri, Jungkook hendak mendatangi Soo-hyun dan menghajarnya lagi. Namun sebelum itu terjadi, Seojun--kakak sepupu sekaligus asistennya--sudah lebih dulu mencegah. "Jangan gegabah, Jung!"

"Tapi aku tidak terima dia memperlakukan Lisa seperti itu!"

Seojun menghembus napas lelah. Sedikit banyak ia mengetahui seberapa besar Jungkook mencintai Lisa. Ia sangat memahami perasaan Jungkook, namun ia juga tidak bisa membiarkan Jungkook berbuat gegabah.

"Kau sudah memukulinya habis-habisan dan itu sudah cukup memberinya pelajar. Jika dia berbuat macam-macam lagi, kita cari cara yang lebih aman. Jangan main hakim sendiri yang hanya akan membuat kau rugi."

Jungkook merenung. Ia membenarkan seluruhnya yang dikatakan Seojun. Tapi kini perasaannya menjadi gelisah. Ia khawatir, bagaimana kalau lelaki brengsek itu mendatangi Lisa dan berbuat hal yang lebih buruk daripada ini? Tadi saja sudah parah dan bahkan bisa lebih parah kalau Jungkook tidak datang. Untung saja Jungkook menuruti kata hatinya untuk berkunjung ke apartemen Seojun malam ini sehingga ia bisa mencegah hal yang lebih buruk terjadi.

Jungkook berpikir keras lalu ide yang terlintas dalam kepala Jungkook setelahnya adalah ...

'Ya aku harus segera menikahi Lisa agar aku bisa leluasa menjaganya.'

***

"A-apa pernikahannya akan dilakukan dalam waktu dua minggu lagi?"

Lisa bertanya terkejut. Sepenuhnya tidak menyangka bahwa pernikahan tersebut akan dilaksanakan secepat ini.

Ia melirik curiga pada Jungkook yang kini tengah duduk dengan tenang di hapit oleh orang tuanya. Hal tersebut membuat Lisa semakin yakin bahwa Jungkook adalah dalangnya.

"Iya." Suhee yang menjawab. "Ini sudah menjadi keputusan bersama."

"T-tapi ..."

"Tidak ada tapi-tapian, Alisa!" Potong Suhee. "Kau harus menuruti keputusan kami karena ini yang terbaik untukmu."

Lisa tahu, hal ini juga pasti dipicu karena Lisa yang pulang dalam keadaan berantakan dengan mata yang bengkak dan sudut bibir yang lebam pada tiga hari yang lalu.

Tapi apa harus secepatnya ini? Jujur saja Lisa belum siap. Namun mendengar sang ibu sudah berbicara begitu, Lisa tidak bisa berbuat apa-apa. Penolakannya pasti akan berakhir sia-sia. Maka dengan terpaksa Lisa menganggukan kepalanya ... lagi.

Semuanya lantas tersenyum senang, begitu juga dengan Jungkook. Namun Lisa yang melihat senyum Jungkook merasa amat sangat jengkel. Di mata Lisa senyuman Jungkook sangat menyebalkan. Ia tidak suka. Lisa benci melihatnya.

'Ini semua pasti gara-gara dia. Awas saja!'

***

Tak terasa hari yang sangat dinanti oleh kebanyakan pasangan pengantin itu tiba. Jungkook sangat menantinya, Jelas. Tapi tidak dengan Lisa.

Lisa sudah selesai dirias oleh makeup artist, omong-omong. Gadis itu tampak begitu cantik dengan riasan natural tapi terkesan sangat menawan sekali. Namun begitu wajah murungnya masih jelas terlihat. Tidak ada raut bahagia yang terpancar seperti para pengantin biasanya. Ya tentu saja karena Lisa memang tidak mengharapkan pernikahanya.

Perfect Husband | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang