Bab 6

701 90 11
                                    

Mungkin jika kebanyakan pasangan yang menggelar pernikahan di hotel, terlebih jika hotel tersebut adalah hotel mewah yang dilengkapi dengan banyak fasilitas menakjubkan, mereka pasti akan lebih memilih untuk bermalam di sana--menyewa kamar terbaik untuk merasakan indahnya malam pertama di tempat tersebut.

Tapi agaknya hal itu bukanlah opsi yang akan dipilih oleh pasangan muda yang baru beberapa jam lalu melangsungkan acara pernikahan. Han Jungkook dan Na Alisa.

Lisa? Sudah pasti gadis itu akan menolak mentah-mentah pilihan tersebut. Sebab? Hey ayolah, kau pasti sudah tahu seberapa bencinya Lisa pada Jungkook. Gadis itu tidak akan pernah sudi apabila harus terjebak di ruangan yang sama dengan Jungkook, apalagi hanya berdua dan dalam waktu yang cukup lama.

Sementara Jungkook? Ia sebenarnya mau-mau saja jika harus melewati malam di sana. Yah, kalau saja Lisa tidak segera memberikan sebuah cubitan kuat pada perutnya yang kemudian disusul dengan tatapan mematikan yang dilesatkan diam-diam--ketika orang tua mereka menanyakan perihal tersebut.

Sebetulnya orang tua mereka sempat terheran dan melayangkan kalimat tanya saat Jungkook dan Lisa yang memilih untuk pulang ke rumah. Tapi untung saja, Jungkook segera memberikan alasan dangan berkata bahwa ia sudah tidak sabar ingin segera menempati rumah baru yang sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk keluarga kecilnya. 

Mendengar penjelasan yang Jungkook kemukakan cukup masuk akal, Suho, Ahrin dan Suhee lantas percaya segitu saja. Bahkan para orang tua itu berpikir bahwa anak-anak mereka memang sudah tidak sabar ingin menjalani kehidupan sebagai sepasang suami-istri. Maka dari itu, selepas acara tersebut selesai digalar, para orang tua segera mengantar sepasang pengantin baru itu ke rumah yang akan mereka tinggali.

Sebuah rumah berlantai dua yang memiliki arsitektur minimalis modern. Sepertinya Jungkook memang sudah sangat matang menyiapkan hunian tersebut. Sebab, lihatlah, di sana Lisa sampai terperangah dan membelalakkan mata ketika tungkai kakinya mendarat untuk pertama kalinya di rumah tersebut.

Bahkan Lisa tidak berhenti untuk berdecak kagum saat menyusuri satu demi satu ruangan. Maklum saja ini merupakan kali pertama bagi Lisa menempati rumah dengan fasilitas lengkap dan semodern ini.

Oya apa kau ingin tahu apa saja yang terdapat di rumah itu? Baiklah akan Lisa beritahu.

Rumah itu memiliki empat buah kamar, dua dilantai bawah dan dua dilantai atas, setiap kamar dilengkapi dengan pendingin ruangan berkapasitas besar. Furniture yang ada di sana juga sangat lengkap, tersusun dengan aestetik dan merupakan keluaran terbaru. Terdapat pula kolam renang di area belakang. Owh, bahkan ada ruangan gym juga yang terletak dilantai dua.

Sesaat Lisa jadi teringat saat mencubit perut Jungkook sewaktu di hotel tadi. Pantas saja terasa sangat keras dan sulit untuk diplintir. Mungkin itu karena Jungkook yang rutin berolahraga.

Okay. Meninggalkan segala keterkejutan dan kekaguman Lisa terhadap rumah tersebut. Kini, Lisa, Jungkook, Suho, Ahrin dan Suhee, sudah berkumpul di ruang keluarga. Mereka semua sudah membersihkan diri dan mengganti pakaian.

"Alisa.. " ucap Suhee membuka pembicaraan, Ia mengusap surai panjang sang putri yang duduk tepat di sebelahnya. Wanita itu sepertinya ingin memberikan sedikit wejangan pada pengantin baru.

"Iya, Bu."

Dengan suara lembut yang sangat keibuan, Suhee kembali berucap. "Sekarang kau sudah menjadi seorang istri. Jadilah istri yang baik ya, Nak. Patuhi apapun perintah suamimu, jangan pernah sekalipun berani untuk membantahnya." Nasihatnya.

Lisa hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Lagipula memangnya apalagi yang bisa Lisa lakukan, selain mengangguk--menuruti dan mengiyakan setiap patah kata yang diucapkan oleh sang ibu? Namun maaf, untuk melaksanakannya Lisa tidak bisa berjanji. Sebab, kebencian yang Lisa rasa masih tercokol begitu kuat dan malah kian bertambah sekarang.

Perfect Husband | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang