Bab 2

1K 121 9
                                    

Mungkin sekitar tiga puluh menit mereka habiskan untuk bertukar kabar satu sama lain.

Suhee sedikit terkesiap manakala Ahrin menanyakan tentang putri sematawayangnya. Huh bisa-bisanya ia lupa akan tujuan sahabat lamanya itu datang ke kediamannya sore ini. Padahal mereka sudah membicarakan perihal tersebut via telepon beberapa hari yang lalu.

Entahlah mungkin karena saking asiknya mengobrol seraya bercanda gurau, juga melepaskan rindu karena sudah lama tak bertemu atau mungkin karena usianya yang sudah semakin menua sehingga menyebabkan ia menjadi pelupa.

"Ah Eonni sampai lupa karena saking asiknya mengobrol." Ujar Suhee akhirnya. "Baiklah kalau begitu Eonni panggil Alisa dulu."

Suhee beranjak setelah mendapat anggukan dari semuanya. Wanita itu segera bergerak menuju kamar sang putri.

Membuka pintunya, Suhee mendapati putrinya yang tengah duduk di depan meja rias. Ia bertanya, "Alisa. Apa kau sudah siap, nak?"

Lisa yang tengah mengoleskan lipstik spontan menoleh ke arah pintu kamarnya. Ia mengangguk.

"Baguslah. Kalau begitu ayo ke depan. Temui tamu kita."

Kembali Lisa memberi anggukan. Ia membiarkan sang ibu berjalan lebih dulu lalu ia mengikutinya dari belakang setelah membereskan alat makeupnya. Lisa bertanya-tanya dalam hati mengenai keanehan sang ibu. Pasalnya tumben sekali ibunya itu menyuruh Lisa untuk berdandan seperti ini? Bahkan ibunya sampai melarang Lisa yang ingin membantu menyiapkan suguhan.

Ya Lisa tahu sih jika mereka sudah lama tidak bertemu, tapi apakah harus sampai seperti ini menyambutnya? Namun sudahlah, Lisa tidak mau memikirkannya.

Kemudian sampai di ruang tamu. Alisa terdiam ketika melihat tiga orang yang diantaranya; satu wanita cantik yang diperkirakan usiannya sekitar lebih dari empat puluh tahunan, lalu seorang pria gagah yang usianya ditaksir tidak jauh dari wanita cantik itu. Lisa tidak merasa asing dengan wajah keduanya sebab otaknya masih menyimpan dengan baik memori dengan kedua orang tersebut, lagipula tidak banyak perubahan pada wajah yang Lisa kenali sebagai Paman Suho dan Bibi Ahrin, mereka masih sangat terlihat cantik dan tampan, sama seperti dulu.

Namun kini pandangan Lisa jatuh pada sosok lelaki muda, tampan, gagah dan juga bertubuh atletis yang sedang duduk disamping Suho.
Gadis itu tampak mengenyitkan dahi dengan berbagai pertanyaan kini bersarang di kepalanya. Mempertanyakan tentang; Siapakah pria itu? Mengapa ia datang bersama Suho dan Ahrin? Dan di mana Jungkook?

'Atau jangan-jangan pria itu?'

"Kau masih mengingat mereka 'kan? Bibi Ahrin, Paman Suho dan ... Jungkook?"

Ucapan yang ke luar dari belah bibir Suhee--yang secara tidak langsung membenarkan dugaan Lisa, sukses membuat gadis itu terkejut setengah mati.

Ya Tuhan jadi benar lelaki itu adalah Jungkook? Si lelaki menyebalkan yang merupakan musuh Lisa? Mengapa sangat berbeda sekali?

Jungkook yang Lisa kenal adalah anak laki-laki bertubuh gempal, memakai kacamata, dekil, dan sering bertingkah tengil.

Tapi Jungkook yang berada di hadapan Lisa sekarang, seratus delapan puluh derajat sangat berbeda.

Kau tahu Idol k-pop terkenal yang bernama Jungkook BTS? Nah seperti itulah gambaran Jungkook sekarang. Sungguh luar biasa tampan bukan? Lisa saja sempat terpukau melihatnya, sebelum gadis itu tersadar dan mengingat bahwa dirinya kini sudah memiliki kekasih.

***

Sama seperti Lisa yang terkesiap ketika kembali bertemu dengan presensi seseorang di masa lalunya. Ternyata Jungkook juga sama terkejutnya, pemuda itu bahkan terlihat melebarkan kedua mata dan tidak mengedipkannya untuk beberapa saat.

Perfect Husband | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang