Bab 4

754 97 14
                                    

Lisa melangkah menyusuri koridor sebuah apartemen dengan perasaan tak karuan. Sekarang ini gadis itu memang berada di apartemen yang ditempat oleh Soo-hyun.

Bukan Lisa tidak percaya pada ucapan sang ibu. Lisa hanya ingin memastikan. Ia hanya merasa takut kalau ibunya sengaja menjelekkan sang kekasih agar ia menerima perjodohan itu dan membenci Soo-hyun.

Bagaimanapun selama satu tahun ini Soo-hyun sudah baik padanya, jadi Lisa ingin mengakhiri dengan baik juga. Lagipula benar atau tidak yang dikatakan ibunya, Lisa tetap akan menerima perjodohan itu. Sebab Lisa sudah berjanji.

Langkah Lisa kemudian berhenti di salah satu unit, alisnya lantas mengernyit ketika mendapati pintunya yang terbuka sedikit. "Kenapa tidak ditutup? Apa Soo-hyun lupa?"

Menyingkirkan segala praduga yang ada di kepala, Lisa lantas meraih gagang pintu itu lalu mendorongnya--untuk memberikan ruang yang lebih luas agar ia dapat masuk ke dalam apartemen tersebut.

"Say--" Ucap Lisa terhenti begitu netranya menangkap sosok lelaki yang ia cintai tengah menindih tubuh seorang wanita dengan bibir yang bertaut panas di atas sofa ruang tengah.

Seketika rasa sesak segera menjalar dengan cepat menuju paru-paru sampai membuatnya kesusahan untuk menghirup udara. Kaca-kaca pada kedua matanya juga tampak terlihat, namun dengan sekuat tenaga gadis itu menahan agar air matanya tidak meluncur bebas menyusuri pipi dengan cara melampiaskan rasa sakit itu pada kedua tangan yang mengepal kuat serta rahang yang mengeras.

Kemudian didetik berikutnya, Lisa segera menghampiri mereka seraya berucap lantang. "Oh jadi ini yang kau lakukan di belakangku, ha?"

Mendengar seruan tersebut seketika membuat sepasang pria dan wanita yang tengah melalukan aktivitas panas itu segera menghentikannya dan menoleh ke arah sumber suara.

Namun alih-alih bersimpuh untuk memohon ampun pada sang kekasih karena sudah tertangkap basah berselingkuh. Di sana Soo-hyun justru memasang wajah tenang tampak tak peduli.

"Cih! pantas saja akhir-akhir ini kau susah sekali dihubungi." Lisa berusaha berbicara dengan tenang, ia enggan untuk meneteskan air mata kendati rasa sesak terus menghimpit rongga dada. Lisa seperti itu hanya tidak ingin dianggap lemah.

Soo-hyun tersenyum kecut. "Baguslah kalau kau sudah tahu. Aku tidak perlu bersusah payah untuk menyembunyikannya lagi." Entengnya, sama sekali tidak merasa bersalah.

Lisa menatap tak percaya. Namun apa yang ia lihat dan dengar memang nyata. Jadi benar apa yang dikatakan ibunya? Jadi ini sifat Soo-hyun yang sebenarnya?

"Oh ternyata ini pacarmu yang sok suci itu?" Kali ini wanita selingkuhan Soo-hyun yang berbicara. Wanita bernama Kim Bora itu melihat Lisa dengan tatapan meremehkan. "Cih ... Kulihat tidak ada yang spesial tuh, malah terlihat seperti wanita murahan." Cibirnya.

Kalimat merendahkan yang Bora lontarkan untuk Lisa sontak saja membuat emosi gadis itu semakin tersulut. 'Apa katanya? wanita murahan? Hey apa kau tidak pernah berkaca, huh?!'

"Bukannya kau yang lebih pantas disebut wanita murahan? yang jelas-jelas sudah tertangkap basah sedang bergelut panas dengan kekasih orang lain?" Balas Lisa.

"Kekasih orang lain?" Bora melipatkan tangannya di dada--membusungkannya. "Asal kau tahu ya, aku sudah berkencan dengan Soo-hyun lebih dari setengah tahun yang lalu." Ucapnya dengan angkuh. "Kau saja yang terlalu bodoh sampai bisa dibohongi selama itu." Ia tertawa.

Lisa kembali terperangah mendengarnya. 'J-jadi selama ini aku sudah dibodohi?' ia sungguh tak menyangka.

Gadis itu menggelematuk gigi seraya semakin mengepalkan tangan. Fakta yang baru saja ia dengar benar-benar sangat menusuk jantung. Rasanya sangat sakit sekali. Di mana saat ia baru mulai untuk membuka hati dan belajar mencintai seseorang malah langsung disuguhkan dengan sakitnya sebuah pengkhianatan.

Perfect Husband | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang