Bianca terbangun tepat di jam 5 pagi bianca dan langsung pergi ke dapur untuk mempersiapkan makanan yang akan di atarnya ke rumah sakit untuk Dokter Vano. Ini kali pertamanya bianca akan memasak makanan yang dia sama sekali tidak mengerti.
Dirinya sangat kebingungan akan memulai dari bahan yang mana. Dia menarik nafasnya secara perlahan.
"Ok, pasti bisa" ucap bianca dengan percaya diri. "Itu tua bangka sukanya apa?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Oh,ayam goreng sambal dan sup ayam aja" ucapnya datar.
Setelah semua bahan sudah dipersiapkan dan dibersihkan, bianca mulai menggoreng ayamnya. Dan langsung memasak supnya.
"Ini garam untuk supnya berapa banyak? Secuil atau satu sendok?" tanyaknya dalam hati.
"Ah sudahlah, kan dia yang makan!" ucap bianca dengan ngomong sendiri.
Tanpa dia sadari ayam yang digoreng bianca ternyata gosong. "Astaga" ucap bianca terkejut.
Tak lama berpikir bianca meneruskan masakannya dan setelah selesai semua dia memasukannya ke tuperware. Untuk hari ini bianca tidak ada kelas jadi bianca berberes dan langsung mandi, karena jam 8 dia harus sampai ke rumah sakit.
"Selamat pagi bi" ucap kakak sepupunya yang akan pergi juga kerumah sakit.
"Kamu mau kemana udah rapi begini?" tanya dr.citra.
"Rumah sakit" jawab bianca dengan datar sambil mengambil tempat bekal.
"Lah siapa yang sakit? Teman kamu? Pake bawa makanan segala" kata dr.citra sambil membereskan seragam kerjanya.
"Bawel lo" ucap bianca dan langsung pergi.
Dokter citra hanya bisa menggeleng kepalanya.
Bianca langsung turun dari apartemen dan pergi keparkiran. Jarak kerumah sakit sekitar 25 menit tapi untuk bianca 20 menit kurang 5 menit dia sudah sampai dirumah sakit. Dia memperhatikan sekeliling parkiran ternyata bianca belum melihat mobil dr. Vano datang.
Bianca pergi masuk dan langsung duduk di ruang tunggu. Seorang perawat datang menghampirinya.
"Selamat pagi mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat tersebut dengan senyum.
"Oh tidak ada sus" jawab bianca dengan membalas senyuman tipis.
"Baiklah, saya tinggal ya mbak. Mari" kata perawat itu dan bianca hanya mengangguk.
Sekitar setengah jam bianca menunggu tapi Dr. Vano belum datang juga. Akhirnya dia pergi keliling rumah sakit. Tetap merasa bosan dia kembali lagi ke ruang tunggu dan bertanya ke sistem administrasi.
"Permisi sus, Dokter Rivanonya sudah datang?" tanya bianca.
"Ooh baru saja mbak, itu baru masuk keruangannya. Ada keperluan apa ya mbak? Bisa saya bantu?" tanya perawat tersebut.
"Oh tidak ada sus. Makasih" ucap bianca dan langsung pergi.
Sesampai di depan ruangan Dr. Vano bianca merasa gelisah.
Toktoktok....
Tak ada jawaban dan bianca langsung masuk. Bianca melihat dari sisi kiri-kanan, ujung ke ujung tidak ada orang di dalam. Akhirnya bianca meletakkan bekal nya di atas meja dr. Vano dan langsung pergi. Saat mau menarik pintu ruangnya.
Brukk..
"Aw" ucap bianca kesakitan dan dokter vano langsung terkejut.
"Eh, sorry-sorry. Saya tidak tahu kalau ada orang disini" kata dr. Vano

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Rivano [ON GOING]
Teen FictionWELCOME TO MY STORY. THIS IS MY STORY BUT NOT MY PERSOANAL EXPERIENCE WITH MY IMAGINATION, I WAS ABLE TO CREATE THIS PLOT:) [SO SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN UNTUK MEMFOLLOW MY ACCOUNT HEHE!] . . . Siapa sangka seorang dr Muda Spesialis yang ganteng, ga...