"Ada kepedihan, ada luka, ada rindu, ada kebahagian dan semua itu pasti ada perjuangan yang membuahi hasil yang bagus"
-Bianca Maurelia-
.
.
.Tepat pukul 08.00 Bianca sudah siap-siap karena Bus yang akan di naikin Bianca berangkat pukul 09.00 WIB.
"Barang nya udah semua sayang?" tanya mamanya kepada Bianca yang sedang memasukan barang-barangnya ke dalam taksi.
"Udah ma" jawab bianca.
"Kamu baik-baik disana ya jaga diri. Mama minta tolong ke kamu jangan susahin kak citra disana. Soalnya dia juga gak tinggal sama Bude dan pak de mu. Mama juga berharap kamu bisa berubah ini permintaan mama ke kamu sayang." ucap mamanya dan memeluk bianca.
"Ya ma bianca belum janji. Tapi akan diusahain" ucap Bianca.
"Yaudah berangkat sana. Leon udah capek itu nungguin kamu"
"Titip salam sama papa ya ma" ucap bianca.
"Ya sayang pasti kok" ujar mamanya sambil mencium kening bianca.
"Bye ma" kata Bianca dan menuju ke arah taksi nya.
"Bye sayang" balas Mamanya.
Selama diperjalanan menuju Terminal Bianca tidak ada berkomunikasi dengan Leon. Leon hanya menatap selintas Adiknya itu dari kaca spion dalam Taksi.
Setelah sampai diterminal dan semua barang Bianca di turunkan. Mereka berdua duduk dikursi terminal. Karena Masih ada waktu setengah jam lagi jadi leon menemani adiknya sampai semua penumpang bus lengkap dan leon pun mulai bicara kepada bianca.
"Bi" panggil leon lembut.
"Hm"jawab bianca datar.
"Lo disana baik-baik ya"ucap leon.
"Ya" balas Bianca dingin.
"Jangan lupa sering-sering hubungi mama sama papa." kata leon sambil melihat bianca.
"Ya, kalo lo gak perlu gue hubungi kan?" tanya Bianca dengan arah padangnya kedepan.
"Terserah lo mau kasih kabar ke gue atau gak. Setidaknya gue akan selalu nanyak kabar lo. Karna lo adik gue satu-satunya gue pengen yang terbaik buat lo bi. Lo tahu kan kita berdua dari kecil gak pernah akur selalu aja berantem karna gue gak suka lihat gaya lo yang kayak cowok mulai dari kecil sampe sebesar ini. Tapi gue harus tetap sayang sama adik gue sendiri." ucap leon membuat Bianca melihat ke arah leon.
"Gue yakin lo bisa berubah disana. Gue bakalan yakin juga kalau lo disana bisa dapat cowok yang bisa nerima lo apa adanya. Dan satu lagi, kalau ada yang datang di kehidupan lo dan bisa ngerubah semua keadaan lo yang sekarang ini menjadi lebih baik lagi tolong buka hati lo buat dia. Cintai dia seperti lo mencintai diri lo sendiri. Jangan patahkan hati yang benar-benar tulus sama lo. Dan jika suatu hari hati lo yang dipatahkan jangan mudah jatuh tapi lo harus tetap bangkit. Kejar impian lo mulai sekarang bi. Lo harus mulai hal baru dengan awal yang baik." ucap leon lagi membuat bianca benar-benar bangga punya kakak seperti leon ini."Thanks ya leon. Gue bangga punya abang kek lo." kata Bianca sedikit senyum. Itulah senyum pertama yang dibuat nya untuk abangnya itu walaupun tidak sepenuhnya bianca berikan senyuman.
"Gue yang seharusnya bangga punya adik kayak lo. Karna lo kuat ngejalani masalah. Lo emang bisa gue kategorikan bandal dan keras kepala tapi lo gak pernah nolak saat keluarga dan orang terdekat lo minta tolong. Terutama saat papa minta lo pindah ke luar kota biarpun hati lo belum sepenuhnya nerima. Tapi gue percaya lo pasti siap nerima semuanya."
Bianca hanya membalas ucapan leon dengan senyum. Tidak terasa ternyata bus yang akan di naikin Bianca 10 menit lagi akan pergi. Bianca pun beranjak menuju kesana dan diantarkan leon sampai ke bus nya. Dengan wajah terkejut Leon mendapatkan pelukan erat dan hangat dari bianca. Leon pun membalas pelukan itu dan mencium kepala adiknya banyak orang disekitaran bus mengira mereka pacaran karna agak terlalu so sweet. Ternyata dari kejauhan kedua orang tua bianca dan juga sahabatnya yaitu karisya melihat mereka berdua pelukan. Rasa senang dihati kedua orang tuanya karna leon dan bianca mulai berdamai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Rivano [ON GOING]
Teen FictionWELCOME TO MY STORY. THIS IS MY STORY BUT NOT MY PERSOANAL EXPERIENCE WITH MY IMAGINATION, I WAS ABLE TO CREATE THIS PLOT:) [SO SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN UNTUK MEMFOLLOW MY ACCOUNT HEHE!] . . . Siapa sangka seorang dr Muda Spesialis yang ganteng, ga...