chapter 9

161 15 0
                                    

Tiba-tiba terdengar suara "tunggu"

Gerakan safira pun seketika terhenti kacamata yg harusnya rusak malah di ambil oleh Alvaro

Ya dia adalah Alvaro, tanpa basa-basi Alvaro memberikan kacamata tersebut pada pemilik nya

Alvaro menyuruh rayen untuk pergi dari tempat itu, tidak menunggu lama rayen langsung pergi meninggalkan safira dan gengnya

"Ehhh cupu lo mau kemana" teriak safira

"Gue gak ada masalah sama lo, jadi gak usah ikut campur urusan kita ngerti, " ujar safira yg pergi yg jg di susul oleh Laura dan vio

Disaat kia juga ingin menyusul namun, kakinya terhenti dia menoleh Alvaro yg sedang berdiri di belakang nya

Kia berbalik badan agar dia bisa berhadapan dgn lelaki yg ada di belakangnya itu

Alvaro pun tersenyum dan berkata"hiduplah layaknya tuan putri yg di ajarkan memimpin sebuah kerajaan agar bisa membuat rakyatnya aman damai dan tentram "

Kia yg mendengar itu di buat bingung oleh alvaro, di saat dia ingin bertanya apa maksud dari semua itu, Alvaro langsung pergi begitu saja

Dia berpikiran untuk mengejarnya namun, klakson dari mobil safira terus saja berbunyi

"Iyaaaa, iyaa, bentar" kia langsung berlari menuju mobilnya

Dia pun langsung masuk mobil nya yg dimana sdh ada vio di dalamnya

Didalam mobil vio bertanya pada sahabatnya itu, apa yg sedang ia bicarakan bersama ketua OSIS itu

"Gak ada" jawab kia dgn santai
Kia pun lansung mengendari mobilnya untuk menyusul mobil milik safira

******

Sepulang bekerja Michelle langsung masuk ke rumah dgn gembira nya dia berlari layaknya anak kecil yg mendapat hadiah

"Maaaaaaa" teriak gadis itu

Dia melihat di ruang tamu maupun kamar namun tak mendapat apa yg dia cari

"Mama lagi masak" teriakan dari dapur yg ia yakini adalah suara mamanya

Michelle pun langsung ke dapur dan memberi tahu ibunya jika dia mendapat beasiswa di internasional school

Bener saja itu suara mamanya
Michelle langsung menyuruh mamanya untuk duduk di meja makan sambil mendengar kan ceritanya

"Maa tadi Michelle di panggil ke ruang bu andira dan dia bilang Michelle dapat beasiswa di internasional school" senyum Michelle yg tak bisa ia tutupi ia sangat gembira karna akhirnya dia bisa sekolah lagi

"Maafin mama ya nak, andai aja mama gak pergi dari rumah papamu mungkin kmu gak perlu banting tulang begini dan kamu pasti bisa sekolah tanpa harus mendapatkan beasiswa" ujar sang ibu yang menyesali keputusannya dimasa lalu

"Ma udahlah, keputusan mama udah bener kok, mungkin papa juga udah bahagia dgn cinta pertamanya papa,"

"Yaudah sini mama setrika in seragamnya, kapan kamu mulai bersekolah" tanya mama pada ku yg mengambil paper bag di atas meja

Mamanya pun pergi untuk menyetrika seragam sekolah putrinya itu namun sebelum itu dia memasukkan masakan yg ia masak ke dalam piring setelah semuanya selesai baru lh dia pergi ke tempat setrika an

Di malam hari Michelle duduk di luar
Di pandangi nya langit yg begitu indah karna bnyak bintang yg bersinar di sana

Tiba-tiba saja dia teringat akan cerita mamanya jika dia mempunyai seorang kakak yg umur nya tdk terlalu jauh darinya  karna saat mamanya tengah hamil besar kakak nya berusia 1 tahun 4 bulan

Dipegang nya kalung yg ber liontin setengah dari hati yg retak, karna liontin tersebut akan bersatu jika di satukan dgn milik sang kakak

Karna dulu mamanya pernah cerita jika kakaknya juga memiliki kalung yg sama, itu sengaja di pesan agar kedua wanita yg di cintai papa nya mempunyai kalung yg sama

Kalung yang iya pakai saat ini adalah milik sang mama namun mama memakai kan kalung ini kepadanku sejak diriku terlahir di dunia ini karna saat itu papa tidak mengetahui jika aku terlahir sebagai perempuan

Ingin sekali rasanya bertemu dgn mereka namun mama melarang ku untuk mencari tau tentang papa dan kakak

Aku pun tau saat ini, mama terlalu sering memikirkan kan anak sulungnya, sehingga membuat kondisinya drop, karna terlalu banyak pikiran

Mungkin rindu yg ia rasakan saat ini
Telah menguasai pikirannya

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang