06. You're Not Alone

2K 401 28
                                    

Sembari berjalan dan bergandengan tangan, hanya ada keheningan di antara kakak beradik itu. Rosé dan Lisa kini sedang berjalan kaki menuju restoran baru di dekat kampus mereka. Kejadian satu jam lalu masih membuat Lisa diam.

"Kau duduk dulu, biar Unnie yang pesan makanannya." Lisa mengangguk setuju.

Sementara Rosé memesan makanan dan minuman untuk mereka, Lisa duduk di meja pojok dekat jendela. Bukan restoran yang besar atau mewah, namun interiornya sangat estetik.

"Menunya belum banyak, jadi Unnie pesan semuanya." Seolah itu hal yang biasa, Rosé langsung duduk dan mengabaikan wajah terkejut Lisa.

"Semuanya?"

Rosé mengangguk. "Lagipula Jennie Unnie akan datang, jadi tidak masalah."

Yang diucapkan Rosé benar. Sebelum mereka keluar dari kampus, Jennie menghubungi mereka dan mengajak untuk makan bersama. Lalu jadilah mereka makan bertiga di restoran itu.

"Itu dia!" Lisa tersenyum tipis menyambut kedatangan Jennie, sedangkan Rosé mengangkat tangannya tinggi sambil memanggil Jennie.

"Sudah pesan?" Jennie melepas blezer yang ia gunakan lalu ikut duduk dihadapan kedua adiknya itu.

"Sudah. Harusnya sebentar lagi selesai."

"Bagaimana kuliahnya? Lancar?" Tangan Jennie mengambil air dan gelas lalu menengguknya sampai habis.

Namun yang Jennie dapatkan hanya kesunyian kedua adiknya. Akhirnya helaan napas panjang terdengar dari Rosé dan tatapan gadis bersurai panjang itu naik menatap Jennie.

"Unnie, kau tahu kalau Jisoo Unnie menjadi guess star di kuliah umumku dan Lisa hari ini?"

Uhuk!

"Mwo? Bagaimana bisa?" Pekik Jennie.

"Aku juga tidak tahu. Dia tiba-tiba datang dan membuat masalah."

"Membuat masalah?" Saat hendak bersuara kembali, Lisa langsung mengenggam tangan Rosé dan menggeleng pelan. Rosé mengerti kalau Lisa tidak mau menceritakan perihal tadi pada Jennie.

"Ah, makanannya datang." Perhatian Jennie teralihkan saat Lisa bersuara.

"Woah, bukankah semuanya terlihat lezat? Ini banyak sekali." Ujar Lisa.

"Unnie tidak bodoh untuk langsung melupakan ucapanmu tadi, Chaeyoung-ah. Jangan mengalihkan pembicaraan, katakan semuanya."

Rosé dan Lisa saling tatap dan menelan salivanya susah payah mendengar suara dingin Jennie. Kakaknya itu sangat menyeramkan saat sudah marah. Rosé menyikut lengan Lisa dan menyuruhnya untuk menceritakan semuanya, namun yang Lisa lakukan adalah menyikut Rosé kembali dan menyuruh kakaknya itu untuk bercerita.

"Sampai kapan kalian akan main sikut-sikutan dan diam seperti itu? Chaeyoung, jelaskan."

Dalam hati Rosé mendesis karena Jennie dirinya yang kena. Kalau Jennie meminta Lisa yang bercerita, sudah dipastikan adik bungsunya itu akan memanipulasi cerita aslinya dan berusaha membuat Jisoo tampak tidak sejahat itu.

Dengan berat hati, Rosé menceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal. Sementara gadis itu bercerita, Lisa sesekali memandang wajah Jennie yang sama sekali tidak bisa terbaca.

"Jadi begitu. Tapi Unnie tidak perlu khawatir, Lisa berhasil menanganinya dengan baik dan aku juga terus ada di sebelahnya." Ucap Rosé mengakhiri ceritanya.

"Chaeng Unnie benar. Aku baik-baik saja, Unnie. Aku berhasil melewatinya, lagipula ini bukan hal baru lagi untukku jadi jangan marah pada Jisoo Unnie."

EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang