Bagian 13 (Kilas Masa Lalu)

58 26 10
                                    

"Menjadi famous, nggak menjamin lo selalu merasa happy."

Sambil menunggu pesanannya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menunggu pesanannya datang. Di salah satu sudut kantin, Erin duduk sendiri sambil berkutat dengan pikirannya tentang cerita Ziyan tadi pagi. Cowok itu sudah memberitahunya tentang siswi SMP dengan senyum manis dalam sketchbook Lingga. Naluri kepo-nya mendadak bangkit. Penasaran dengan cewek bernama Liana Hartanti, cewek yang baru diketahuinya pernah disukai sepupunya sendiri.

"Liana adalah salah satu orang yang membuat semangat Lingga bangkit setelah kehilangan mamanya." Ucapan Ziyan terngiang di telinganya. Erin merasa bersalah tidak berada di sisi sepupunya waktu itu. Menjadi salah satu orang yang mendukung Lingga.

Erin memulai pencariannya di sosial media. Mengetik nama cewek itu, dimulai dari nama lengkap. "Liana Hartanti." Tidak ada hasil yang cocok. Namun, Erin tidak pantang menyerah. Dia kembali mengetik, kali ini namanya dibalik. "Hartanti Liana." Lagi-lagi tidak ada yang cocok, ada beberapa akun dengan nama yang sama.

"Masa iya dia nggak pakai sosmed sama sekali, sih. Atau ... dia pakai nama lain?" Erin berbicara sendiri, dia kembali mengetik beberapa nama yang memungkinkan. Seperti ....

"Liana cayang Lingga."

"Liana cayang kamu celalu."

"Lhieayana Hartantie."

"Liana celalu bahagia."

Dan sebagainya.

Erin merasa frustrasi sendiri, karena tidak dapat menemukan akun cewek itu. Tidak ada Lusy untuk membantunya, cewek bertubuh kurus itu belakangan sering menghabiskan waktu istirahat di ruangan OSIS.

Beruntung pesanannya cepat datang, membuatnya merasa tenang. Lebih baik menyantap bakso dulu, baru berpikir lagi.

"Annyeong chingu."

Erin mengangkat kepalanya, mulutnya masih terisi penuh hingga membuat kedua pipinya menggelembung. Agus sudah duduk di depannya dengan semangkok bakso yang asapnya masih mengepul.

Setelah sekilas melihat senyum Agus, dia kembali menyantap baksonya. Sepetinya cowok dengan tampang oppa-oppa itu tidak ingin mengganggu Erin makan. Sambil makan, dia sesekali mengamati Erin. Beberapa siswi yang lewat menyapanya, dia hanya membalas dengan tersenyum.

"Huuu, Alhamdulillah kenyang." Erin meraih segelas es jeruk, menyeruputnya perlahan, lalu mengelap bibirnya dengan tisu sambil mengusap-usap perutnya yang sudah terisi penuh.

Sekarang kembali mencari tanpa menghiraukan Agus di depannya.

Agus masih mengamatinya dari seberang meja. Merasa terabaikan, dia berniat menyindir cewek di depannya dengan memaparkan materi dari bu Arum beberapa hari yang lalu.

"Zoon Politicon adalah sebuah istilah yang dikemukakan oleh Aristoteles yang memiliki makna bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain, dan salah satu contoh interaksi itu sendiri adalah mengajak bicara orang yang berada di sekitar kita."

Cousin Zone [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang