6. Bagian Akhir dari Hari yang Diminta

9 3 0
                                    

Sabtu pagi yang menyenangkan di hidup Nebula. Sebelum adiknya terbangun dari tidur. Yaps, Nebula memiliki adik berkelamin jantan. Baru memasuki kelas 1 SD.

Untuk remaja seusianya, mayoritas menggunakan hari Sabtu untuk bermalas-malasan walaupun setiap hari rasanya sudah malas. Namun berbeda dengan Nebula...

“DEK...CEPETAN KALO MANDI. UDAH JAM SETENGAH TUJUH”

“BENTAL MBAK...SABUN MANDINYA TENGGELEM”, jawab si kecil sambil berusaha mengambil sabun mandi yang sudah ada di dasar bak mandi. Usahanya itu nampak sia-sia, karena tangan mungilnya jelas tidak sampai. Hanya berkecipak di permukaan bak mandi.

Nebula berjalan cepat menghampiri si kecil. “Kok bisa jat-“

“YAAMPUN KAMU MAU NGAPAIN?!”, Nebula jelas syok karena adiknya hendak menceburkan diri kedalam bak mandi.

Sang adik lantas menoleh, “Ambil sabun lah, masak mau belenang”, jawab polos .

Nebula dengan sigap menggendong adiknya untuk turun, mengambil stok sabun dan lanjut memandikan sang adik. Setelah acara mandi selesai, Nebula lanjut membantu sang adik untuk mempersiapkan seragam sekolah.

“Pakai seragam kamu, udah mbak siapin. Belajar mandiri, ya. Mbak mau lanjut masak sekaligus siapin bekal kamu”, sang adik mengangguk mantap. Nebula tersenyum sekilas sambil berlalu untuk menjemur handuk.

Saat tengah fokus memasak, daster Nebula ditarik lumayan keras dari belakang. Nebula spontan menoleh dan mendapati sang adik yang sudah siap mengenakan seragam pramuka lengkap. Namun, ada hal yang membuat Nebula ingin melempar sang adik ke dalam tong sampah di depan rumah.

“Gimana? Aku ganteng kan?”, adik Nebula ini tergolong spesies hyperactive yang memiliki rasa percaya diri sangat tinggi.

“Siapa yang ngajarin kamu buat ngiket hasduk di kepala?”,

“Aku ga ngelti, tapi kemalen pas liat film makeknya gitu. Dipakai di kepala”, sanggah si kecil dengan menekankan tiap kata di akhir kalimat.

Nebula menghela napas pasrah dengan tingkah sang adik yang kelewat ajaib, dan mulai membenarkan letak hasduk adiknya.

Setelah melewati proses yang lumayan panjang, sekarang Nebula tengah mengayuh pedal sepedah lumayan kencang dengan sang adik yang berada di boncengan sambil merentangkan kedua tangan seolah berimajinasi menjadi pesawat.

“Kamu jangan banyak gaya. Pegangan! Ini mbak ngebut. Jangan sampek kamu kejengkang”, teriak Nebula memperingati sang adik yang rupanya cukup bebal. Karena tidak mengindahkan peringatan sang kakak.

Nebula menyalip beberapa pengendara sepedah ontel yang sedang berolahraga.

“Mbak kelen banget nyalip semuanya. Itu! Itu mbak. Didepan ada dua sepedah lagi”, teriak heboh sang adik yang sangat excited dengan acara goes sepedah kali ini.

Nawaitu nyalip sepedah biar adek ga telat. Aamiin, monolog Nebula dalam hati.

“Pegangan yang erat. Mbak mau nambah kecepatan”, teriak Nebula yang entah keberapa kali karena kebebalan sang adik.

Saat berada di samping sepedah polygron xtrada 5, adik Nebula berteriak girang.

“Bang! By one sama mbak aku yok!”, sontak kelakuannya mendapat tatapan aneh dari lelaki tersebut. Alfa tertawa lepas melihat tingkah menggemaskan bocah yang berteriak mengajak Orion balapan.

BRUAK

Ban depan sepedah Nebula menabrak pagar sebelah kanan sekolah adiknya karena laju sepedahnya yang sangat kencang dan rem sepedah sudah tidak bisa terkontrol dengan baik. Untung wilayah tersebut lengang, jadi tidak memakan korban jiwa.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang