1. Sekilas Tentang Awal Kisah

54 22 94
                                    

“LALAAAA”,

Suara melengking dari seorang gadis manis berkuncir kuda yang tangan kanannya menenteng paper bag, sedangkan yang kiri membawa beberapa dokumen yang entah apa isinya. Terlihat sangat riweh namun semua memaklumi hal itu, biasalah...member OSIS.

“Ck, cantik kok bolot banget sih tuh anak”, gerutu gadis tersebut, alhasil dia pun berlari.

“LAAA....LU BUDEK APA BOLOT SIH, WOIIII!!”. Semua yang ada dilorong langsung berhenti dan menoleh ke sumber suara.

“Misi misi misi...mobil walikota mo lewat. Akses khusus...minggir. MINGGIR WOI, ANJRIT!!”

BRUK...

Sontak tragedi ini membuat semua atensi terpusat pada gadis tersebut.

Yak! Tersandung sodara-sodara, gadis beralmet OSIS itu jatuh tersungkur karena ada gagang sapu yang tiba-tiba muncul dari pintu salah satu kelas.

“Aduh...”,

Rintihan mulai mengalun fals dari mulut sang gadis. Semua berpusat pada kejadian nahas pagi ini, barang bawaannya tercecer ke segala arah.

Begitu pun dengan gadis yang menggendong tas ransel bermotif sunflowers. Merasa ada kerumunan, rasa penasarannya pun timbul. Berbalik arah kembali menuju TKP.

Mata gadis itu melebar melihat temannya jatuh dengan posisi yang jauh dari kata ‘layak dipandang’.

“Ya Tuhan, Annora!! Lo ngapain tengkurap di teras gituuu...Aduh...sini-sini”, cecar gadis dengan name tag Nebula Mohana Zefanya Alessa, sambil menolong Annora.

Setelah dibantu berdiri bukannya ucapan terimakasih yang di dapat Nebula, namun...

”Masih tanya ngapain lagi! Lo sih bolot. Dipanggil bukannya berhenti terus noleh. Malah makin kenceng jalannya, dasar kutu badak. Asal lo tau aja, gue sprint dari gerbang sampek sini tauk”. 

Nebula menjawab, “lo manggil gue? Ga denger sum-“,

”Cantik doang kuping banyak congeknya!!”, potong Annora dengan sarkas.

“Eh...kurang ajar ya lo, babi angry bird. Mata lo katarak tuh!! Nih! Gue pakek earphone. Auto ga denger lah”, sanggah Lala.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi mereka masih adu bacot saling nyolot dengan sederet lantunan bahasa hewan.

“Lagian nih ya-“,

“Ehm....Kalian mau lanjut disini atau mending pindah ke belakang sekolah? Saran gue sih mending di lapangan basket aja”, sontak lelaki dengan jaket denim tersebut mendapat toyoran keras dari temannya,

“Yeee...sia boy. SESAT!! Bukannya dipisahin juga”.

Nebula yang merasa bersalah karena mengganggu ketentraman penghuni lantai satu pun meminta maaf sambil menyeret lengan Annora untuk segera menjauh, ketika berada di anak tangga terakhir, Annora berhenti melangkah, Nebula pun juga berhenti.

“Ngapain lagi sih, Nor? Ayok, keburu bel masuk. Ntar kita lanjut di kantin aja. Maen lempar pisaunya mbak Yeyen”.

“Yang menang hadiahnya apaan?”, tanya Annora.

“Dapet satu piring cantik hadiah detergen”, jawab Nebula ngawur.

“Yang kalah nanti-“.

“Udah udah, dipikir nanti aja. AYOOOKKKK”, Nebula menyeret lengan Annora sedikit kencang.

Yaps, mereka bukan musuh kok, melainkan sahabat. Nebula dan Annora sudah berteman sejak SD, apalagi rumah mereka satu kompleks, menjadi satu sumber utama kedekatan mereka sampai sekarang.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang