[03]

3.4K 381 1
                                    

Gw up hari Kamis sama Sabtu ye

Happy Reading Broo

Malam ini juga turun hujan yang lumayan deras disertai petir, menambah kesan mencekam dan menakutkan. Ara memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Chika yang tidak tertutup rapat itu. Perlahan lahan ia melangkahkan kaki masuk untuk menyelidiki suara wanita yang membuat bulu kuduk Ara merinding.

"YA AMPUN CHIKAAAA ASTAGA!! bikin jantung gue marathon lo, malem malem gini nangis kirain mbak kunti ternyata lo nangisin oppa oppa korea lo itu." Ara memekik tertahan karena sudah larut malam, takut membangunkan anggota keluarga Chika yang tidur.

"Mau gimana lagi, ini dramanya aja bikin terharu. Padahal gue juga udah nahan nahan suara gue biar ngga ganggu yang pada tidur."

"Itu juga pintu kamar ngga ditutup rapet, suaranya kan bisa sampe luar."

"Ih yaudah sih emang dasarnya lo penakut cuma denger suara orang nangis aja langsung gemeteran"

"Siapa yang ngga merinding coba jam segini denger suara orang nangis, suara cewe lagi. Dikira kan mbak kunti nangis nangis arwahnya belom tenang"

"Iya iya maaf, udah sana lo keluar. Ganggu aja orang lagi menghayati film malah tiba-tiba muncul sambil teriak." usir Chika sambil mengelap ingus menggunakan tisu.

"Ih jorok banget sih lo, noh liat kamar lo udah kek tempat sampah. Tisu dimana mana, nih juga kamar berantakan amat sii."

"Biarin wle, kamar juga kamar gue. Ngapain lo ngurusin idup gue, sono keluar penakut." ejek Chika. Ara menyumpah serapahi Chika dengan suara yang sangat pelan hampir berbisik.

Merinding mendengar suara tangisan wanita di jam segini dibilang penakut gilak! sini yang berani kek gitu adepin gue sekarang dah, batin Ara.

Saat Ara kembali ke kamar yang ada sebelah kamar Chika tiba-tiba listrik padam, mungkin gara-gara kesambet petir atau gledek yang mengglegar itu. Chika yang terkejut langsung keluar kamar menghampiri Ara di kamar sebelah.

"Raa Raa sumpah gue takut Ra ini kenapa tiba-tiba mati lampu sih, mana gledeknya gede banget lagi." Chika panik memeluk tangan Ara.

"Dih tadi ngatain penakut, sekarang yang penakut siapa coba. Cuma mati lampu ama gledek gini aja takut."

"Itu kan beda, ini gelap gue gabisa liat apa apa. Kalo tiba-tiba ada yang dorong gue dari belakang gimana, takut lah gue."

JEDERRR

"AAAA ARAA PLIS GUE TAKUT!!!" Chika berteriak langsung refleks memeluk Ara.

"Alah modus lo, bilang aja mau peluk gue. Pake alesan takut gelap lah, takut gledek lah."

hiksss..hiksss...hikss

"Eh eh kok nangis sih, yaudah terserah lo mau apain gue tapi jangan pake nangis, ntar mama denger dikira gue apa apain lo lagi."

"Gue takut banget Ra, plis jangan ke mana mana." ucap Chika saat Ara bergerak ingin mencari lilin atau lampu agar ada sedikit penerangan.

"Iya iya ini gue sambil nyari senter atau lilin gitu. Biasanya pada nyimpen lilin atau senter dimana dah."

"I-itu biasanya disimpen di laci nakas samping tempat tidur"

Ara berjalan agak tergopoh-gopoh menuju nakas karena Chika terus menggelayuti tubuhnya. Setelah dicari cari ternyata di situ juga terdapat lampu emergency yang lumayan besar. Ia menyalakan lampu emergency tersebut lalu meletakkannya di atas lemari agar tidak terlalu terang.

"Tuh udah lumayan terang, sekarang lo mau gimana?" Ara melepaskan pelukan Chika dari tubuhnya.

"Ya gue udah ngantuk, tapi masa gue tidur di kamar sendirian."

"Hhhh yaudah lo tidur sini, biar gue tidur di sofa." mereka membaringkan tubuh masing-masing dengan Chika yang tidur di ranjang dan Ara di sofa.

15 menit kemudian, Ara sudah berada di alam mimpi. Namun tidak dengan Chika, ia belum bisa tidur karena hujan masih saja mengeluarkan petir yang bersahut-sahutan membuat Chika takut.

Chika membolak-balikkan tubuhnya gelisah, selama 1 jam ia masih belum bisa tertidur. Perlahan Chika berjalan menghampiri sofa dimana Ara tidur. Gadis itu menggoyang-goyangkan tubuh Ara.

"Araaa bangun dong, gue gabisa tidur. Gue masih takut hiks hiks..."

"Aaarrrghhh ganggu orang tidur aja lo, apaan?!?!"

"Temenin gue sampe gue tidur ya, plis Raa gue ngantuk tapi gabisa tidur."

"Hu yaudah iya cepetan sana tidur. Gue tungguin 10 menit kalo lo ngga tidur ya terpaksa gue tinggal tidur lagi."

"Aaaaa iya iya ini gue tidur sekarang." Chika memejamkan mata menghadap sofa agar dapat tertidur. Ternyata dugaan Ara benar, setelah 10 menit berlalu nafas Chika mulai teratur menandakan bahwa gadis itu tertidur.

"Kalo dilihat lihat cantik juga lo kalo diem anteng begini." ucap Ara sembari membaringkan tubuhnya kembali di atas sofa dan tertidur lelap.

Sinar matahari menerpa wajah cantik Chika, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar membuat keduanya terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari menerpa wajah cantik Chika, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar membuat keduanya terbangun. Ara berjalan ke arah pintu dan membukanya, ternyata yang mengetuk pintu tadi adalah mama Aya.

"Eh Ara, Chika tidur di sini ngga ya. Tadi mama samperin ke kamarnya kok kosong gaada orang." tanya mama Aya.

"Iya ma itu barusan bangun juga si Chika. Tadi malem mati lampu, dia ngga berani tidur di kamar sendirian."

"Yah kok Chika tidur di sini, trus kamu tidur di sofa Ra?" ucap mama Aya melihat ada bantal di atas sofa.

"Iya ma, gapapa kasian juga Chika di kamar sendirian." Ara melirik ke arah Chika yang sedang melamun mengumpulkan nyawa.

"Yaudah kalian abis mandi langsung turun ke bawah ya, kita sarapan bareng-bareng"

"Okee" ucap keduanya sambil mengacungkan jempol

Chika menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya, hanya sekedar cuci muka dan gosok gigi lalu berganti baju. Chika memang termasuk sekte penganut prinsip mandi sehari sekali saat sedang libur sekolah.

Hari minggu kali ini hanya diisi dengan bersantai-santai di rumah, waktunya berkumpul dengan semua anggota keluarga. Nonton film bersama atau apapun itu, yang penting tidak membosankan.

 Nonton film bersama atau apapun itu, yang penting tidak membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasih udah vote👽🤍

Nganjuk,Sabtu 19 Maret 2022

916 kata

Baby Boy || ChikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang