Chapter 7: Storm After The Calm

417 73 7
                                    

"Jaemin, ada toko eskrim yang baru buka deket kampus. Aku ingin ke sana." Kata Winter ketika bersiap akan pulang.

"Oiya, ayo." Jawab Jaemin.

"Kamu suka eskrim kan?" Tanya Winter.

"Suka aja. Asal bukan rasa stroberi."

"Kenapa? Kan enak."

Mendengar eskrim rasa stroberi diucapkan saja sudah membuat Jaemin bergidik. Ia sangat tidak suka rasa stroberi.

"Yah bakal banyak rasa juga. Tinggal milih. Yuk!" Winter menggandeng Jaemin dengan semangat.

Mereka sampai di kedai eskrim yang Winter bicarakan. Winter mendekat ke arah konter eskrimnya dan melihatnya dengan antusias. Jaemin hanya tersenyum di sampingnya. Akhir-akhir ini Winter lebih ceria. Ya setidaknya ceria ketika bersamanya. Kalau Jaemin perhatikan, di kampus ia masih tetap Ice Princess di lingkungan pertemanannya.

"Mau rasa apa?" Tanya Winter.

"Hmm, coklat aja." Jawab Jaemin.

Winter memesan untuknya dan juga untuk Jaemin lalu mereka duduk di salah satu bangkunya. Winter memesan eskrim rasa stroberi yang sangat dibenci Jaemin. Ia menyendokan ke mulutnya lalu berdeham puas dengan rasanya.

Jaemin hanya memandangnya dingin.

Winter tertawa kecil, "Mau coba?"

Jaemin mendengus dan menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong..." Jaemin memulai pembicaraan.

"Apa?"

"Aku boleh ga kenalan sama Kakak kamu?"

"Hah?" Winter bingung. Kenalan gimana maksudnya?

"Aku pengen ngunjungin makam kakak kamu."

Winter tersenyum dan mengangguk, "Tentu saja." Jawabnya, "Abis ini ayo kita ke sana."

Winter melangkah ke tempat yang rutin selalu ia kunjungi, namun yang berbeda sekarang ia datang bersama Jaemin. Jaemin sudah membawa bunga untuk diletakkan di sebelah guci abu Jungwoo.

Winter berdiri di depan lemari guci abu milik kakaknya itu, Jaemin berdiri di sebelahnya.

"Oppa, ini Winter datang lagi." Ucapnya, "Coba tebak, Winter datang ke sini sama siapa."

Jaemin melirik Winter yang tersenyum sendu.

"Ini Jaemin. Malaikat pelindung Winter yang Oppa bilang dulu."

Hati Jaemin mencelos mendengar Winter mengatakan itu. Ia merasa mempunyai tanggung jawab atas Winter.

"Halo, Jungwoo Hyung. Aku Jaemin." Ucap Jaemin, "Hmm, mungkin aku ga sehebat Jungwoo Hyung, tapi aku akan berusaha untuk jagain Winter."

Winter memandang Jaemin lalu memegang tangan laki-laki itu. Jaemin balas memandangnya. Gadis ini begitu mungil, namun memikul kesedihan yang mendalam. Ia benar-benar ingin menjaganya dan membuatnya bahagia lagi.

"Aku bakal sering ngunjungin Jungwoo Hyung bareng Winter." Ucap Jaemin, "Boleh kan?" Iya bertanya pada Winter.

Winter mengangguk, "Iya, tentu saja." Ia kembali memandang guci abu di hadapannya, "Oppa, kita pulang dulu yah... Nanti kita ke sini lagi."

Jaemin dan Winter berjalan keluar dari pemakaman. Namun seketika langkahnya terhenti. Ada sesosok pria yang berdiri tepat dihadapan mereka.

"Winter?" Sapa pria paruh baya itu.

Ekspresi Winter menegang. Ia tidak menjawab dan hanya memandangi pria itu. Jaemin tidak tau itu siapa dan ia juga bingung harus bagaimana.

Setelah beberapa saat, Winter seolah mendapatkan kembali kesadarannya. Ia menggandeng Jaemin lebih erat dan menariknya berjalan melewati pria paruh baya itu.

Winter SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang