Chapter 4: Terbiasa

454 82 7
                                        

Rencana Jaemin yang awalnya akan menjadi pacar Winter hanya sampai semester berakhir sepertinya tidak terjadi. Meskipun mata kuliah umum yang mereka ambil bersama-sama sudah selesai, namun hingga saat ini mereka masih tetap bersama. Apalagi semenjak kencan pertama mereka, Winter jadi semakin manja dan terus mengikuti Jaemin kemana-mana. Ia benar-benar akan muncul secara tiba-tiba di hadapan Jaemin.

Setiap jam makan siang, Winter sudah pasti menunggu Jaemin di depan kelasnya. Winter bersikeras mereka harus makan siang bersama setiap hari apapun yang terjadi. Jaemin tidak keberatan tapi temannnya Renjun yang merasa seperti obat nyamuk diantara sepasang kekasih ini.

"Aku harusnya punya pacar deh." Ucap Renjun di sela-sela makan siang mereka.

"Kenapa dah?" Tanya Jaemin.

"Pake nanya lagi. Ya biar ga jadi obat nyamuk kalau bareng kalian!"

Jaemin hanya tersenyum merasa bersalah kepada temannya yang satu itu. "Bukannya kamu lagi PDKT sama Ningning anak Visual Art yang kemarin sekelompok sama kamu itu?"

"Ya bukan PDKT juga. Temen doang kita mah." Jawab Renjun.

"Jaemin, aaa..." Winter tiba-tiba saja menyuapi Jaemin.

Renjun memandang dengan sedih. Itu adalah pemandangan rutinnya apabila sedang makan bersama dengan Winter dan Jaemin.

Jaemin yang sudah terbiasa hanya menerima suapan dari Winter dan mengunyah makanannya dengan kalem. Winter menyadari ada sisa saus di bibir Jaemin dan langsung membersihkannya dengan tissue.

Renjun hanya menghela nafas dan melanjutkan makan siangnya. Sepertinya selama ia belum punya pacar, ia harus terbiasa dengan kondisi ini. Tapi kadang ia kasihan juga dengan Jaemin. Winter sangat berani dan agresif, sementara Jaemin hanya bisa pasrah saja mengikuti keinginan gadis itu.

"Jaemin, aaa lagi..." Ucap Winter sambil menyuapkan sendok kedua.

"Udah ah, aku kenyang." Kata Jaemin.

Winter hanya memandang Jaemin dingin. Seketika Jaemin akan menuruti apa kata Winter. Ia membuka mulutnya dan menerima suapan Winter.

Renjun hanya menggelengkan kepala. Entah apa yang terjadi dengan dua orang ini. Ia tidak habis pikir. Tapi selama ini Jaemin tidak mengeluh, berarti temannya baik-baik saja.

"Kamu kuliah jam berapa? Nanti telat." Kata Jaemin kepada Winter.

"Ya jam setengah 2." Jawab Winter.

"Yaudah berangkat sekarang."

"Anterin..."

"Iya, iya..." Ucap Jaemin menyetujui permintaan Winter. "Jun..."

"Iya sana. Aku duluan ke kelas." Kata Renjun yang sudah paham.

Mereka bangkit dari bangku dan beranjak ke kelas masing-masing. Jaemin mengantar Winter dulu ke kelasnya. Sudah menjadi ritual setelah makan siang, mereka pasti saling mengantar ke kelas masing-masing secara bergantian. Namun, akhir-akhir ini lebih sering Jaemin yang mengantar Winter. Ya, Jaemin hanya mengikuti maunya sang Ice Princess.

Winter menggandeng Jaemin sepanjang perjalanan ke kelasnya. Jaemin sudah terbiasa dengan Winter yang selalu menempel padanya. Dimanapun kapanpun, Winter pasti akan memegang tangannya.

"Aku ada kerja kelompok sampai sore." Kata Winter sesampainya di depan ruang kelas Winter.

"Oh, jadi aku pulang duluan aja?" Tanya Jaemin.

Winter memutar bola matanya. Seakan ia berkata 'Bercanda ya?'

Jaemin mengangkat alisnya kebingungan.

"Ya kamu tungguin aku lah. Siapa yang nganter aku pulang?"

Winter SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang