Chapter 2: Odd Couple

528 86 2
                                    

Kabar tentang Winter yang meminta Jaemin jadi pacarnya sudah pasti menyebar di seantero kampus. Banyak yang berkomentar baik tapi lebih banyak yang berkomentar buruk.

'Apa? Winter si Ice Princess itu nembak cowok itu?'

'Tapi Jaemin anak Multimedia itu cakep juga kok. Serasi lah...'

'Serasi dari Hongkong. Winter udah macem dewi gitu masa dapet yang kaya Jaemin itu.'

'Ga terima aku.'

'Pake pelet kali si Jaemin itu.'

Popularitas yang tiba-tiba ini membuat Jaemin tidak nyaman. Setiap ia berjalan pasti orang-orang melihatnya. Ia harus bicara tentang ini dengan Winter. Mengenai Winter sendiri, Jaemin juga tidak mengerti sikapnya. Ia merasa ia tidak melakukan apa-apa. Ia hanya mengerjakan tugas dengan Winter. Itu saja. Lalu? Apa penyebab Winter menyukainya?

Di tengah lamunannya tiba-tiba ia merasakan tangannya digenggam. Ia kaget dan menoleh ke orang yang memegang tangannya yang tiada lain dan tiada bukan adalah Winter.

"Yaampun, kaget aku." Ujar Jaemin.

Winter hanya melirik Jaemin dan tetap memegang tangannya. Benar-benar aneh gadis yang satu ini.

"Maaf, ini maksudnya apa?" Tanya Jaemin sambil mengangkat tangan mereka berdua yang masih saling bertautan.

"Orang pacaran biasanya pegangan tangan kan?" Tanyanya seolah-olah hal itu ia pelajari dari buku pelajaran.

"Iya sih, tapi emang kita pacaran?" Tanya Jaemin.

"Iya kan kemarin udah aku bilang kamu pacar aku."

"Tapi aku ga ngasi persetujuan loh."

Winter hanya membalas dengan tatapan yang dingin seolah berkata 'Kamu bisa ga nurutin kata aku aja tanpa banyak tanya?'

Jaemin agak bergidik ketika Winter melihatnya dengan cara seperti itu. Ia akhirnya menyerah dan membiarkan gadis itu memegang tangannya. Entah apa maunya. Jaemin memutuskan untuk mengikuti permainan gadis itu saja.

Mereka masih mengikuti perkuliahan umum sampai akhir semester ini. Setelah ini, mereka akan kuliah sesuai dengan jurusan masing-masing. Jaemin pikir ia tidak akan sekelas lagi dengan Winter dan akan sulit juga mereka bertemu. Ya, setidaknya ia akan playing boyfriend sampai akhir semester ini saja.

Winter berjalan sambil menarik tangan Jaemin ke ruangan kelas. Ia duduk di salah satu bangku dan mengisyaratkan Jaemin untuk duduk di sebelahnya. Perlahan Jaemin duduk di sebelah Winter dan memandang gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Winter.

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu mau bilang sesuatu kan?"

"Nggak. Ngeliat doang ga boleh? Kan katanya aku pacarmu."

Winter langsung melihat lekat-lekat Jaemin, "Oh jadi itu alasannya. Ya tentu aja kamu boleh liat aku sepuasmu."

Jaemin membalas tatapan Winter. Tanpa sadar iya seperti tersihir. Ini pertama kali Jaemin melihat Winter dari jarak sedekat ini. Ia bisa memperhatikan kontur wajahnya dengan seksama. Matanya yang bulat, hidungnya yang mancung dan bibir tipisnya yang lurus tanpa lengkungan senyum. Jaemin jadi berfikir, kapan gadis ini tersenyum? Perasaan wajahnya datar dan ketus terus menerus.

"Heh pasangan baru pacaran mulu."

Suara seseorang membuyarkan lamunan Jaemin. Ia mendongak dan melihat temannya Renjun duduk di sebelah Jaemin.

"Eh, halo Winter. Aku Huang Renjun, temennya Jaemin." Sapa Renjun.

Winter hanya mengangguk.

"Apaan sih, Jun." Ujar Jaemin.

Winter SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang