• 12 •

596 96 17
                                    

Bian, Tama, Chelsea, dan Yuna sampai di taman bermain satu jam kemudian. Tempat itu masih cukup sepi karena baru saja dibuka. Mereka datang tepat waktu. 

Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang nyaman, Tama dan yang lain masuk ke dalam taman bermain setelah Chelsea membagi tiket masuk kepada tiap-tiap orang. 

"Ayo jajan dulu!" Chelsea berseru.

Yuna, "mau jajan apa?"

Chelsea dan Bian bersamaan, "es krim!"

Tama mengerutkan keningnya, "masih pagi pengen jajan es krim?"

Bian menatap Tama, bibirnya mengerucut tanpa sadar, "ya emang kenapa si? Kan nggak lagi musim hujan, nggak bakal bikin sakit,"

Sesaat kemudian, Bian tersentak, bibirnya tertutup rapat-rapat saat dia meneguk ludahnya dengan paksa. Dia menatap Tama yang tersenyum penuh arti kepadanya. Bian membuang muka, menatap Chelsea dan berusaha mengendalikan ekspresinya sekaligus berusaha menekan perasaan familiar yang nostalgia dalam hatinya.

Chelsea di sebelahnya menganggukkan kepalanya dengan mantap, "es krim tuh bisa dimakan kapan aja!" Kedua pecinta makanan dingin itu saling bertatapan sejenak sebelum menepukkan kedua telapak tangan mereka secara bersamaan dengan seyum puas.

Yuna mendesah, "ya udah iya, ayo buruan jajan terus buruan main!!"

Mereka berempat pergi ke suatu kafe yang secara khusus menjual berbagai jenis minuman dan es krim. Chealsea dan Yuna memesan es krim terlebih dahulu dengan semangat. Bian dan Tama menunggu di belakang mereka, mengantre.

Bian mematung di tempatnya berdiri tanpa ekspresi. Tapi tidak ada yang tau bahwa sebenarnya dia memikirkan satu hal. Tepatnya satu kenangan yang tiba-tiba melintas di pikirannya saat kenangan itu harusnya sudah dia lupakan.

Beberapa tahun yang lalu, apakah itu enam tahun atau lima tahun yang lalu? Bian tidak ingat tanggal pastinya, tetapi kenangan itu seolah tumpang tindih dengan sekelilingnya. 

Saat itu dia masih berpacaran dengan Tama. 

Dan layaknya pasangan normal, mereka berkencan. Mereka tidak berkencan di taman bermain sebesar ini sebelumnya. Malah, tempat itu bukanlah taman bermain. Itu hanyalah taman biasa yang indah dan besar. 

Tetapi situasi mereka sangat tepat dengan saat ini selain ada dua orang lain di sekitar mereka. Bian tiba-tiba ingat jika percakapan singkatnya dengan Tama sama persis dengan apa yang mereka katakan di masa lalu. Bian sendiri tidak mengerti, dia mengucapkannya tanpa sadar.

Mereka datang ke Taman dan itu masih cukup pagi tetapi Bian melihat kedai penjual es krim dan seolah dia adalah bayi beruang yang haus setelah memakan daging, dia merengek tanpa ampun ke Tama agar dibelikan satu cone es krim yang segar. 

Kemudian, sama seperti situasinya saat ini, dia dan Tama berbaris, menunggu pelanggan lain mendapatkan es krim mereka terlebih dahulu.

Pelanggan di depan mereka pergi. Tama dan Bian maju untuk memesan.

Bibir Bian bergerak tanpa sadar bersamaan dengan Tama, "es krim mangga,"

Tama secara spontan menatapnya. Bian terdiam beberapa detik sebelum tersentak, matanya membulat saat dia terbangun dari lamunannya. Dia berkata dengan terburu-buru, "stoberi! Es krim stoberi!"

Penjual es krim bertanya dengan kesal, "jadinya mangga apa stoberi?"

Bian menjawab dengan malu, "stoberi," 

Bian ingin sekali menampar dirinya sendiri, bagaimana bisa dia melamun di siang bolong dan bahkan mengatakan sesuatu tanpa sadar. Itu adalah sesuatu yang dia katakan di masa lalu! 

Coalesce [Taegyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang