Itu dia.
Alasan kenapa dirinya selalu menghindari Tama.
Itu bukan karena dia takut dia tidak bisa menerima.
Tapi karena dia tidak ingin dan tidak pernah ingin memikirkan tentang alasannya.
Selama ini, dia memang hampir selalu berpikir alasan Tama pergi adalah karena dia ingin meninggalkannya. Jadi kenapa dia harus tau? Dia tidak ingin tau. Dia terlalu sakit hati untuk sekedar tau.
Tapi setelah ditampar oleh dua sahabatnya semalaman. Dia akhirnya bisa bertanya dengan jernih di pikiran dan hatinya.
Bagaimana jika alasan Tama pergi adalah karena dia sendiri? Apakah itu karena sikapnya? Keluarganya? Lingkungan sosialnya? Nilai sekolahnya? Mungkin dia pernah berbuat salah dan menyinggung perasaan Tama?
Tetapi menurut Bian tidak akan se-sepele itu, Tama adalah yang lugas sehingga jika dia berbuat salah Tama akan langsung mengatkannya sekaligus memberi tahu apa yang benar dilakukan.
Yang paling mungkin adalah ada satu dua hal yang berhubungan dengannya dimana Tama tidak bisa mengatakannya dan akhirnya dia harus pergi. Hanya setelah beberapa tahun kemudian, dia akhirnya bisa kembali dan menemui Bian kembali.
Apa yang berhubungan dengannya? Mengapa dia tidak bisa mengatakannya? Apakah dia juga merasa kesulitan selama beberapa tahun terakhir?
Atau mungkin alasan Tama pergi juga bukan karena dia sama sekali. Mungkin ada masalah keluarga? Bian sama sekali belum pernah bertemu dengan orang tua Tama sehingga dia tidak tau apakah mereka tau hubungan Tama dan Bian atau tidak.
Dulu, dia berpikir karena mereka telah berpacaran selama satu SMA penuh, tidak mungkin bagi Tama untuk tidak mengatakan kepada orangtuanya. Tetapi sekarang, saat dia memikirkannya kembali, mungkin Tama benar-benar tidak mengatakannya karena alasan tertentu?
Apapun itu, Bian yakin itu bukan sesuatu yang baik sehingga Tama harus pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
Jadi, setelah seharian Bian memikirkan selama seharian penuh dan bahkan bermimpi tentang hal yang sama, dia memutuskan untuk bertemu dengan Tama!
Sebuah peningkatan yang aneh dari pemuda yang selama seminggu penuh menghindari pemuda lain tetapi kini dia malah berharap untuk bertemu.
Sayangnya, Bian tidak pernah tau berapa nomor telepon milik Tama, apa media sosial yang dia pakai, atau bagaimana alamat emailnya. Wajahnya juga tidak begitu tebal sehingga dia tidak bisa meminta kepada Yuna atau temannya yang lain secara langsung.
Ngomong-ngomong, dia memberi tahu masalah ini kepada Seka dan Arjuna di kota yang jauh di sana. Hubungan mereka selalu baik dan dekat walaupun sudah berpisah cukup lama. Bian juga merasa lebih nyaman untuk bercerita tentang segala hal yang dia hadapi termasuk masalah romansanya kepada mereka berdua. Bagaimanapun, keduanya adalah yang paling tau dengan apa yang dia alami dan apa yang dia rasakan.
Sesuai dugaannya, mereka berdua mendukung keputusan Bian untuk membiarkan dirinya sendiri bertemu dengan Tama. Mereka juga memberikan tips-tips ringan bagaimana cara untuk tetap tenang dan berpikiran terbuka.
Beberapa hari setelahnya, saat weekend, dia mengunjungi salah satu kafe yang cukup terkenal dan tempatnya sangat nyaman. Dia duduk di salah satu kursi dekat jendela setelah memesan segelas kopi dan sepiring kue, kemudian membuka laptopnya untuk mengerjakan tugas akhirnya.
Tentu saja, dia harus memanfaatkan waktu yang dia punya untuk mengerjakan tugas bahkan jika dia akan menghadapi masa lalunya.
Bian telah memberi pesan kepada Chelsea jika dia ada di kafe. Jika tidak ada yang salah, Yuna harusnya juga tau dan dia mengatakan hal ini kepada Tama. Kemudian Tama akan datang dan menjelaskan kepadanya semua hal yang ingin dia katakan sebelumya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coalesce [Taegyu]
RomanceSambil menyelam meminum air. Sambil belajar sambil melupakan masa lalu. Sambil mencari ilmu sambil mengalihkan perasaan. Kebencian dalam hati mengalahkan rasa rindu, tapi hasil tidak akan mengkhianati usaha. Bahkan sebuah gembok yang berkarat masih...