ekstra | 3

680 65 11
                                    

Terkadang, kencan yang paling menyenangkan bukanlah saat pergi ke taman bermain hingga sore atau piknik di taman dan memotret seluruh bunga di sana. 

Diam di rumah, membuat spaghetti dan roti bawang putih sendiri, kemudian rebahan di sofa ruang tamu sambil menonton film di televisi. 

Oh, dengan bonus kekasih yang tampan dan manja untuk dipeluk seharian.

Sungguh liburan yang sangat nyaman, setidaknya menurut Bian.

Dia tidak begitu suka bermain-main di tempat yang ramai. Dia suka ke taman bermain untuk menaiki wahana tapi dia jauh lebih suka pergi taman kota dan duduk di bangku taman. 

Akan lebih bagus lagi jika dia bisa menghabiskan sehari penuh diam di rumah dan bersantai. Tidak ada tugas. Tidak ada pekerjaan. Dan jauh lebih bagus lagi saat Tama juga di rumah. Tidak bekerja. Tidak ke kantor. Tidak berurusan dengan dokumen-dokumen menyebalkan.

Hanya bersantai dan menikmati hari dengan tenang.

Seperti hari ini.

Tahun baru hampir tiba. Itu artinya adalah liburan.

Well, tidak juga sebenarnya.

Masih banyak pekerja yang harus pergi ke kantor hingga penghujung tahun. Masih banyak mahasiswa yang melaksanakan ujian. Untuk pejuang tahun akhir kuliah seperti Bian bahkan tidak ada waktu untuk liburan. Dia harus segera menyelesaikan skripsinya atau dia harus menambah jumlah semester.

Tapi, persetan dengan skripsi. Persetan dengan pekerjaan.

Hari ini, Bian dan Tama, keduanya memutuskan untuk libur. Tidak ada laptop yang dibuka, tidak ada dokumen yang dilihat. Tidak membahas tentang kolega, tidak menggosip tentang adik tingkat.

Setelah kedua mata pasangan ini terbuka, tidak ada yang beranjak dari tempat tidur. Menghabiskan waktu satu jam lebih untuk berpelukan, baru kemudian Tama memberikan ciuman pagi entah yang ke berapa kalinya sebelum beranjak dari tempat tidur dan pergi untuk mandi.

Bian lupa menambahkan, tidak ada olahraga tambahan untuk hari ini.

Saat Tama mandi, Bian tetap berada di atas tempat tidur, memeluk selimut dan menenggelamkan kepalanya di bantal dengan mata setengah terbuka.

"Sayang, mandi dulu," ujar Tama saat dia keluar dari kamar mandi.

Bian mengangkat kepalanya sejenak, menatap Tama yang dibalut jubah mandi dengan malas dan bergumam dengan suara serak, "kenapa? harus banget mandi? Kan hari ini nggak ngapa-ngapain,"

Tama tersenyum tipis, "kalau kamu kamu nggak mandi, ntar tambah males," dia menarik sebelah lengan Bian hingga dia melepaskan selimut di tangannya, "mandi, baru aku masakin sarapan,"

Tama tidak menarik lengannya dengan keras, bahkan sangat lembut, tetapi menjengkelkan karena dia menariknya terus menerus. Bian akhirnya menyerah, dia melemparkan selimut ke samping dan duduk. Kepalanya di dongakkan dan menatap Tama. 

"Sarapan apa?" Bian bertanya.

Tama yang melihat Bian akhirnya bangun melebarkan senyumnya, "terserah kamu mau apa," 

Bian bergumam, "aku pengen pancake,"

"Oke, aku buat pancake," Tama segera menanggapi.

"Pake mapple syrup yang banyak!"

"Oke~"

"Dikasih stroberi!" 

"Iya nanti aku kasih stroberi,"

"Yang banyak!"

"Hmm, yang banyak."

Bian tersenyum puas hingga mulutnya terbuka lebar, "yey~"

Coalesce [Taegyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang