Chapter 02

52 6 0
                                    

🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀

____

Dita menatap pantulan dirinya di cermin. Rambut panjangnya tergerai indah dan sedikit bergelombang, dress biru langit dengan panjang selutut itu sangat pas ditubuhnya, Mamanya yang memberikan dress itu sore tadi, entah kapan Kirana membelinya.

"Sayang," panggil Kirana begitu masuk ke dalam kamar Dita yang kebetulan tidak dikunci.

"Iya, Ma."

"Ayok, ikut Mama dulu. Papa katanya mau ngomong sama kamu." pinta Kirana menarik tangan Dita agar ikut dengannya.

"Bukannya lagi ada tamu?"

"Mereka belum dateng."

"Ada apa, Pa?" tanya Dita begitu masuk ke ruang kerja Arya, melihat pria itu duduk menunggunya di sofa.

"Duduk dulu, Anin."

Dita duduk disamping Kirana, lalu kembali menatap ke arah Papanya. Hal apa yang ingin Papanya bicarakan, semoga saja itu tidak membuat Dita jantungan.

"Kamu tau kan malam ini teman lama Papa akan berkunjung?"

"Iya, Dita tau." jawab gadis itu cepat.

"Tujuan mereka datang kesini itu untuk menjodohkan anak mereka dengan kamu sayang." jelas Arya membuat Dita membulatkan kedua bola matanya.

"APA?!"

"Papa sama Mama harap kamu mau menerima perjodohan ini," lanjutnya.

"Kalian pasti becanda kan? Kenapa becandanya gak lucu sih! Gak Devan gak Mama, sekarang Papa malah ikut-ikuttan, emang gak ada lelucon lain ya selain ini?" decak Dita tertawa sumbang, namun tidak bisa dibohongi jika perasaanya mulai kalut sekarang.

"Papa gak lagi becanda Anin," ucap Arya dan Dita merasa blank saat itu juga, ini benar-benar terlalu mendadak.

"Sayang, ini demi kebaikan kamu juga." tambah Kirana membuat Dita meremas kuat ujung drees-nya.

"Di-Dita bingung, ini mendadak banget! Kenapa harus di jodohin, Dita ada salah ya? Kalo gitu marahin aja, Ma, Pa." mohon Dita dengan suara bergetar menahan tangis. "Dita lebih baik gak di ijinin main keluar, lebih baik uang saku Dita di potong daripada dijodohin kayak gini, ayok marahin Dita aja Ma, Pa!!"

"Maaf sayang, Papa tidak bisa. Papa ke bawah dulu, sepertinya mereka sudah datang." ucap Arya sebelum pergi pria itu mengecup singkat puncak kepala Dita.

Dita menatap Kirana yang hanya menggeleng pasrah. "Papa sama Mama ngelakuin ini bukan karena kamu ada salah sayang, Dita gak nakal, Dita anak yang baik. Papa sama Mama sayang sama kamu makanya kami melakukan semua ini." jelas Kirana agar Dita tidak salah paham dengan maksud perjodohan itu.

"Kenapa mendadak banget, Ma. Kenapa gak bilang dari jauh-jauh hari? Biar Dita bisa berpikir jernih, biar Dita bisa menerima ini pelan-pelan?" tanya Dita dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya.

Terikat Janji (Dita&Raka) Dalam masa revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang