Chapter 06

48 4 0
                                    

🥀____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀
____

Dita duduk dengan kepala menunduk disamping Raka, hari ini mereka akan kembali ke Jakarta. Dita terpaksa pulang bersama Raka karena Kirana dan Arya akan menemui kenalan Papanya dulu sebelum pulang, didalam mobil hanya ada mereka berdua. Awalnya Gavin akan bergabung, tapi di karenakan supir Geon sakit, akhirnya cowok itu menggantikan tugas untuk menyetir.

"Yang gantiin baju kamu itu Mama, sama Nda Liana sayang, bukan Raka."

Dita merutuki dirinya sendiri saat mengetahui dari Kirana semalam jika yang menggatikan pakaiannya itu bukan Raka, entah pikiran dari mana juga Dita sampai menyimpulkan jika cowok itu yang melakukannya. Dita sampai tidak berani kembali ke kamar dan berakhir tidur bersama Mamanya saking malunya.

"Kenapa semalam gak balik ke kamar?" tanya Raka memecah keheningan, setelah beberapa saat mereka lewati dalam diam.

"Gue tidur sama Mama, kan lo tau." jawab Dita enggan menatap lawan bicaranya.

Raka terkekeh, tangannya terangkat menepuk puncak kepala Dita dan cara itu ampuh membuat  perempuan itu menoleh dan menatap sengit ke arahnya. "Masih malu karena kejadian semalam?"

Harus banget dibahas sekarang?!

"Enggak, salah lo juga gak ngejelasin lebih awal!" sahut Dita kesal.

"Gimana gue mau jelasin, lo aja langsung nyimpulin sendiri. Mana ngadu ke Mama sama Nda lagi, ck, ck, ck!"

"Udah deh, gue males ngebahas. Pokoknya salahnya tetep di elo!" balas Dita tak mau disalahkan.

"Mulai besok kita pindah ke apartement," kata Raka membuat Dita kembali menoleh.

"Kok mendadak banget? Emang kenapa kalo kita tinggal sama Mama? Harus baget di apartement?" tanya Dita beruntun.

"Gak mendadak Ta, ini udah gue pikirin dari sebelum kita nikah. Biar kita lebih mandiri, kalo lo pengen tetep tinggal sama Mama, gue juga sama pengen tetep tinggal sama Nda." jelas Raka.

"Kalo gitu kita tinggal masing-masing aja, kenapa harus ribet pindah ke apart segala?"

Raka menggeleng kecil, lalu menepikan mobilnya. "Ta_"

"Kenapa berhenti?" tanya Dita panik.

"Dengerin gue dulu," pinta Raka memengang kedua bahu Dita meminta perempuan itu melihat ke arahnya. "Kenapa lo setuju buat nikah? Bukannya lo bilang waktu itu bakal berusaha agar kita gak jadi nikah?" tanya Raka serius.

Dita menggigit bibir bagian dalamnya, kenapa Dita jadi gugup seperti ini. "Karena gue terpaksa! Waktu kita tunangan, gue setuju karena itu demi Mama sama Papa biar gak kecewa sama gue. Dan lo tanya kenapa gue setuju buat nikah? Jawabannya tetep sama, karena gue gak mau bikin Oppa kecewa sama gue!" jelas Dita lalu memalingkan wajahnya ke arah luar.

Terikat Janji (Dita&Raka) Dalam masa revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang