Chapter 05

44 7 0
                                    

💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💌

"Saya terima nikah dan kawinnya Anindita Fransiska Adhiyaksa binti Bapak Frans Arya Adhiyaksa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi. Sah?"

"Sah..."

"Alhamdulillah..."

Dita yang mendengar Raka mengucapkan ijab qobul dengan lancar dibuat berdebar, mereka menikah satu minggu setelah acara fitting baju selesai. Acara di selenggarakan di Bandung, atas dasar persetujuan dua keluarga besar. Katanya untuk menjaga rahasia pernikahan ini agar tetap aman, dan tidak bocor ke pihak luar.

Dita memainkan tisu ditangannya dengan perasaan gugup, tubuhnya sudah terbalut gaun putih panjang hasil dari rancangan Liana. Wajah cantiknya yang di poles make up itu membuat Dita semakin menawan.

"Sayang," panggil Kirana yang muncul dari balik pintu. "Alhamdullilah ya, ijab qobulnya lancar." kata perempuan itu memegang kedua tangan Dita yang terasa dingin.

"Ma, Dita deg-degan. Bisa gak kalo Dita gak usah turun, suruh Raka aja yang datang kesini nyamperin Dita."

Kirana terkekeh pelan, lalu mengusap lembut punggung tangan Dita. "Gak bisa gitu dong sayang, kan yang pengen ketemu kamu bukan cuma Raka aja. Ayok, kita turun sama-sama."

Dita mengangguk kecil, tangannya dituntun Mamanya menuju halaman belakang yang didekor sedemikian rupa untuk menjadi tempat akad. Semua pasang mata langsung tertuju padanya begitu Dita menapaki halaman belakang, membuat perasaan gugupnya semakin bertambah.

"Duduk sayang," Kirana meminta Dita duduk disamping Raka yang menatapnya tanpa berkedip.

"Can-tik," ucap cowok itu tanpa suara.

"Apa?" tanya Dita tidak begitu meperhatikan pergerakan bibir Raka.

"Sekarang waktunya tukar cincin," kata Pak penghulu menyentak pasangan baru itu.

Raka menyematkan cincin pada jari manis Dita, lalu perempuan itu juga melakukan hal yang sama. Sekarang Dita telah resmi menjadi istri dari seorang Raka Alganara Mahatma, sesuatu yang tak pernah Dita bayangkan sebelumnya.

"Cium keningnya, dong!" teriak Gavin sahabat sekaligus sepupu Raka, membuat para tamu undangan tertawa mendengarnya.

Raka menyentuh puncak kepala Dita lalu mengecup kening perempuan itu cukup lama, mungkin jika bisa Raka ingin melakukannya lebih lama lagi. Setelah itu Dita mencium tangannya.

Acara dilanjutkan dengan menyambut para tamu undangan yang hampir seluruhnya kerabat dekat, mungkin ada satu atau dua orang rekan bisnis Arya dan Geon yang ikut hadir.

"Gue haus," kata Dita menyenggol lengan Raka yang duduk disampingnya.

"Mau minum?" tawar cowok itu dibalas anggukan kepala oleh Dita. "Tunggu bentar, gue ambilin." katanya.

Terikat Janji (Dita&Raka) Dalam masa revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang