5. Empty

887 104 0
                                    

"Kau siapa?" Jaemin menatapku kebingungan.

"Kau tidak ingat pada Jeno?" Mark bertanya pada Jaemin.

"Jeno?" Jaemin menggelengkan kepalanya lemah wajahnya masih kebingungan.

"Dia yang menolong kamu Nana." kata Yuta samchon.

"Kau tidak ingat peristiwa penyerangan yang terjadi padamu?" tanya Renjun.

Jaemin terdiam.

"Papa..." Jaemin menatap Yuta, wajah Jaemin memucat, tangannya memegang lengan Yuta samchon dengan erat, dan nafasnya tersengal. Alat monitor jantung berbunyi berisik dan grafik berjalan dengan cepat.

"Kita sebaiknya memanggil dokter untuk memeriksa Nana, samchon." Renjun berkata sambil memencet bel untuk memanggil dokter.

Tak lama dokter dan perawat segera datang, karena ruang inap Jaemin berada di samping ruang jaga dokter.

"Apakah Jaemin sudah sadar?" tanya dokter.

"Sudah Uisanim." kami kompak menjawab.

Jaemin terlihat sangat lemah.

"Nah Jaemin, tarik nafas perlahan... Hembuskan!" Dokter mengarahkan Jaemin untuk mengatur nafasnya, dan Jaemin mengikuti arahan dokter.

Tak lama nafas Jaemin menjadi teratur, alat monitor jantung sudah kembali terlihat normal.

"Teringat dengan peristiwa penyerangan?" tanya Dokter.

Jaemin mengangguk, air mata tergenang di pelupuk matanya.

"Jangan khawatir, orang yang menyerangmu sudah di penjara. Sekarang Kau harus sehat dan melanjutkan hidupmu, masa depanmu masih panjang. Okey?"

Jaemin mengangguk.

"Nanti akan ada psikiater yang akan memeriksa kamu, kamu bisa konsultasi padanya."

Setelah Jaemin tenang Dokter memeriksa mata Jaemin, detak jantung, bekas luka di perut dan dada Jaemin, dan alat gerak Jaemin.

"Kondisi organ vital kamu bagus, tetapi kamu harus menjalani fisioterapi agar bisa berjalan dengan normal lagi. Ototmu sekarang sulit digerakkan karena lebih sebulan tidak digerakkan."

"Iya Uisanim."

"Jaemin tidak ingat teman kami ini Uisa." kata Mark menyela.

"Aku ingat semua kecuali Dia Uisanim."

Dokter menatap Jaemin dengan pandangan bertanya.

"Nama kamu siapa?"

"Na Jaemin."

"Nama ibu?"

"Lee Taeyong."

"Ayah?"

"Na Yuta."

"Siapa nama sahabatmu?"

"Mark dan Renjun."

"Minuman kesukaan?"

"Ice Americano with 8 shot espresso no water added."

"Makanan yang tidak kamu sukai?"

"Semua makanan yang berasa strawberry."

Dokter itu menatap Yuta samchon,  "Semua benar?" Tanyanya.

Yuta samchon mengangguk kemudian menjelaskan bagaimana kesadaran Jaemin kembali. Aku hanya menatap wajah Jaemin yang kebingungan.

"Maaf, tentang hal supranatural saya tidak menguasainya, itu bukan wilayah pengobatan saya. Mungkin bisa Anda konsultasikan kepada cenayang yang membantu kalian."

Innocent Ghost [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang