4. Return

826 120 4
                                    

Kami telah sampai di halte bis depan sekolah. Jaemin tiba-tiba menarik tanganku.

"Ada apa Jaemin?" Tanyaku.

"Itu di sudut halte, ada hantu yeoja sedang duduk, dia menunduk, wajahnya tertutup rambut panjangnya, dia memakai seragam sekolah kita. Seragamnya penuh dengan darah, ada satu potongan kaki dan tangan di pangkuannya."

"Dia tidak mengganggu kan?"

"Dia hanya menangis. Tapi aku takut melihat potongan tubuhnya." jawab Jaemin.

"Gwaenchana " aku menggenggam tangan Jaemin erat.

"Ada apa?" tanya Mark.

"Ada hantu di halte ini Mark." jawabku.

"Oh dia mungkin hantu kakak kelas kita, dulu ada kakak kelas yang meninggal karena tertabrak mobil di dekat halte ini."

Aku dan Jaemin mengangguk.

"Jaemin takut Mark."

"Ara." Mark lalu mundur dari sampingku.

"Kita berdiri saja kalau begitu." kata Renjun.

Aku berdiri di samping kanan Jaemin, tetap menggenggam tangan kanannya, Renjun berdiri di samping kiri Jaemin dan Mark berdiri di belakang Jaemin.

Setelah menunggu sekitar lima menit dengan Jaemin yang berdiri gelisah, bus yang akan membawa kami ke rumah sakit pun datang.

Aku masuk lebih dulu, disusul Jaemin, kemudian Renjun dan Mark. Kursi di bis sudah penuh dengan penumpang, dan banyak penumpang yang berdiri tetapi tidak sampai penuh sekali hingga kami tidak perlu berdesakan. penumpang agak banyak mungkin karena jam pulang kerja kantor yang shift malam.

Jaemin berdiri di depanku, Mark dan Renjun berdiri di samping kiri dan kananku.

"Jeno...."

"Kenapa?" aku berbisik di telinganya.

"Aku takut.."

"Ada hantu lagi?"

Jaemin mengangguk sambil melirik ke sudut belakang bus lalu ke arah pintu keluar.

"Di bis ini ada hantunya?" Renjun bertanya dan aku hanya mengangguk.

Jaemin memeluk pinggangku erat sekali dan menenggelamkan kepalanya di dadaku. Jantungku rasanya mau meledak. Semoga Jaemin tidak mendengar debaran di dadaku ini.

Aku mengelus rambutnya dan berbisik "Jangan takut."

"Tapi hantunya lebih menyeramkan, sepertinya mereka korban kecelakaan." rengek Jaemin.

"Gwaenchana, ada aku." kataku sambil mengelus punggungnya.

Jaemin memelukku lebih erat, dia benar-benar ketakutan.

Aku, Mark, dan Renjun kemudian berbincang di bis untuk mengusir bosan dan mengalihkan perhatian Jaemin dari hantu yang ada di dalam bis.

Tak lama kami pun sampai di rumah sakit, Aku berjalan di depan dengan Jaemin di belakangku. Mark dan Renjun berjalan di belakang Jaemin.

Jaemin menggenggam tanganku erat.

"Waeyo?"

"Hantunya banyak sekali Jeno, lebih banyak dari yang di sekolah, dan lebih menyeramkan."

"Gwaenchana, aku di sini." aku mengeratkan genggaman tanganku.

Jaemin berjalan dengan menunduk, tidak mau melihat sekitar.

Cukup jauh kami berjalan, kami harus melewati halaman rumah sakit yang luas, lalu melewati dua gedung yang aku tidak tahu fungsinya, baru kita sampai di gedung tempat Jaemin dirawat.

Innocent Ghost [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang