Jantungnya berdegup kencang ketika ia digiring menuju ruang interogasi. Suasana begitu mencekam hingga meneguk ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering saja tidak sanggup.
"Namamu Kang Taehyun, berusia 20 tahun, dan menjadi mahasiswa di Universitas Hanlim. Benar seperti itu?" Seorang detektif paruh baya bertanya padanya.
"Iya, benar."
Sang detektif menegakkan tubuhnya dan menatap lekat Taehyun. "Apa motifmu meneror penumpang bis?"
"Sa-saya melakukannya karena iseng." Ia menggigit bawah bibirnya, gugup.
"Kau bilang iseng? Apa mempertaruhkan nyawa seseorang merupakan kesenangan bagimu?"
Taehyun tertunduk lemas, ia tidak tau harus menjawab apa lagi. Sebenarnya ingin sekali ia berkata jujur, tapi sebelumnya Yeonjun sudah mengancamnya agar bungkam.
"Aku tau bahwa kau bukan pelakunya."
Wajah Taehyun terangkat dan menatap sang detektif dengan mata lebar. "M-maksud detektif?"
"Kalau kau pelaku asli tidak mungkin tiba-tiba berteriak dan meminta penumpang bis turun."
"Maaf tapi anda salah, akulah pelakunya."
Sang detektif memandangnya dengan sorot mata penasaran. "Apa yang ia ancam padamu hingga membuatmu bersikeras?"
Tidak ada lagi suara keluar dari mulut Taehyun. Ia mendadak bisu meskipun dalam hati ingin memberitahu yang sebenarnya.
Setelah interogasi yang memakan waktu lama, akhirnya Taehyun dibebaskan karena kurangnya bukti. Sesampainya di rumah ia berbaring diranjang dan menatap langit-langit kamarnya.
"Apa yang harus kulakukan?"
Taehyun yang kelelahan tanpa sadar menutup mata dan menjelajah ke alam mimpi.
Selamat malam, Kang Taehyun.
Esoknya ia berjalan santai ke kampus dengan headset yang bertengger manis di lehernya.
Dirinya merasa aneh karena banyak pasang mata yang melihatnya dengan sorot mata yang tidak dapat ia jelaskan. Namun ia terlihat tidak peduli dan terus berjalan menuju kelas.
Taehyun hanya bisa tersenyum miris ketika teman-teman sekelasnya juga menatapnya dengan pandangan takut, jijik, dan tidak percaya.
Merasa tidak nyaman, akhirnya ia lebih memilih berkutat dengan handphone nya. Saat membuka sosial media, ia mendapati namanya trending di situs pencarian.
Taehyun membuka postingan yang menyertakan foto dirinya dengan keterangan "Apakah benar mahasiswa teladan di universitas ternama menjadi pelaku teror bom?"
Jarinya bergerak menekan isi komentar. Banyak yang tidak percaya dan kecewa padanya. Tapi banyak juga komentar yang membelanya dengan menyertakan video yang sepertinya direkam oleh salah satu penumpang bis. Video tersebut menunjukkan ancamannya pada penumpang. Hal tersebut menjadi perdebatan karena banyak yang merasa jika Taehyun diancam oleh pelaku aslinya.
Taehyun yang sibuk membaca komentar mengenai dirinya tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan dari belakang. Tubuhnya terlonjak kaget ketika sebuah tangan mendarat dibahu kanannya.
"Ya Taehyun-ah, berita itu tidak benar, kan?" tanya Beomgyu, sahabatnya.
Tidak ada jawaban satupun yang terlontar dari mulut Taehyun. Ia diam seribu bahasa.
"Meskipun kau bungkam, tapi aku yakin 100% kau bukan pelakunya. Kau diancam kan? Siapa yang mengancammu? Sini kemari akan kuberikan pelajaran karena telah menjadikan Taehyunie-ku sebagai kambing hitam!"
Terimakasih pada Beomgyu yang sudah membuat Taehyun tersenyum tipis. Setidaknya mood nya kembali naik meskipun hanya sedikit.
•••
Lelaki dengan tinggi badan 177 cm berdiri di depan wastafel toilet. Kedua netranya dapat menangkap wajahnya yang terpantul di cermin. Wajahnya terlihat lelah, bahkan mulai muncul kantung mata di sana akibat insomnia yang ia derita sejak kejadian seminggu lalu.
Taehyun membuka keran air, lalu membasuh wajahnya. Tubuhnya menegang tatkala melihat sosok orang yang paling ingin ia hindari terpantul di cermin.
"Taehyun-ah, kau tidak perlu takut."
Sosok itu berjalan mendekati Taehyun yang masih diam membeku. Ia ingin keluar dari situasi ini namun kakinya tidak bisa digerakkan seolah gravitasi bumi menambah massa nya.
Bulu kuduknya meremang saat lelaki yang lebih tinggi darinya melingkarkan kedua lengan dipinggang rampingnya dan menjadikan bahunya sebagai tumpuan kepala yang dilapisi topi hitam.
"Lepas." Nada dingin milik Taehyun terdengar jelas.
"Kalau tidak mau bagaimana?" Sosok bernama Yeonjun itu tersenyum miring dibalik topinya.
"Aku akan teriak jika kau tidak segera melepaskanku."
"Hei tenanglah bung. Baik aku akan melepaskanmu, tapi sebagai gantinya kau akan kuseret ke suatu tempat."
Tbc.
[24/03/2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
TERROR MAN [Yeontae / Taejun] ✓
Romance"Mengerikan saat seorang teroris jatuh cinta padamu." - Kang Taehyun. Warning bxb !