Chap 7 - Burning

758 125 0
                                    

Yeonjun meminum wine nya sembari menatap pria disebelahnya yang sedang memakan kue kering.

"Cobalah wine ku." Ia menyodorkan gelasnya pada Taehyun dan ditanggapi dengan gelengan.

"Aku tidak ingin mabuk di hari pertunangan onee-san."

"Sejujurnya aku lebih suka saat kau mabuk. Kau lebih banyak bicara dan aku jadi lebih tau banyak tentangmu." godanya. Telinga Taehyun mendadak panas karena malu mengingat kejadian tempo hari.

"Diamlah, aku sedang tidak ingin bercanda."

Yeonjun terkekeh geli melihat si lelaki bersurai hitam berusaha menahan kegugupannya.

"Memangnya kapan kau bercanda denganku?" tanyanya sambil memutar-mutar gelas miliknya dengan elegan.

"Lalu kenapa jika aku tidak pernah bercanda denganmu? Kalau kau tidak suka jangan dekati aku." Ia kembali terkekeh melihat tingkah tsundere si manis.

"Ini untukmu." Yeonjun memberikan boneka tupai pada Taehyun.

"Bukankah ini boneka tupai yang ingin kuambil saat bermain bersama Beomgyu hyung?"

Tubuh Taehyun bergidik ngeri melihat Yeonjun tengah tersenyum manis padanya.

"Kau mengikutiku??" Tebaknya asal.

Pria itu mengangkat kedua bahunya dan memberikan senyuman yang sulit diartikan.

"Dasar stalker! Lain kali jangan ikuti aku lagi. Kalau kau masih mengikutiku akan kulaporkan polisi."

"Coba saja." Yeonjun tersenyum miring.

Taehyun berdecih. Matanya kemudian mengamati boneka yang berada ditangannya.

Pikirannya melayang. Ia mengingat dulu kakaknya pernah berkata jika ia mirip seperti tupai. Maka sejak hari itu binatang favoritnya adalah tupai.

"Aku juga masih punya sesuatu untukmu."

Yeonjun memberikan boneka kucing padanya.

"Kenapa kau memberikan ini padaku? Aku bukan anak perempuan yang suka mengoleksi boneka." cibirnya.

"Aku memberimu ini karena kau lebih mirip kucing daripada tupai. Yah meski sebenarnya kau perpaduan keduanya, tapi aku merasa kucing lebih cocok untukmu."

Mata indahnya mengamati boneka kucing yang diberikan Yeonjun dengan seksama. Tunggu, bukankah secara tak langsung Yeonjun mengatakan bahwa dirinya malu-malu kucing? Sial.

Disaat ia sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba seseorang menjerit keras hingga membuatnya kembali tersadar. Tanpa pikir panjang Taehyun berlari mendekati orang yang tadi berteriak.

"Ada apa? Kenapa anda berteriak?"

"I-itu, aku menemukan sebuah kertas yang berisi ancaman."

Tubuh Taehyun mendadak bergetar hebat setelah membaca tulisan di kertas. Yeonjun yang melihat itu segera merebut kertas dari tangan Taehyun.

Taehyun dengan tubuh bergetar melihat ke arah Yeonjun. "I-ini s-semua ulahmu?" Taehyun menatap marah padanya.

"Tidak, ini bukan ulahku. Percayalah padaku Tae." ucapnya memegangi tangan Taehyun. Ia dapat merasakan tangan lelaki itu berkeringat dingin dan bergetar.

"Kenap ribut-ribut? Ada apa ini Taehyun?"

Taehyun melihat ayah tirinya berjalan mendekat kemari.

"O-otou san, i-itu..."

"Ada surat ancaman yang menyatakan bahwa ada bom di sini." sela Yeonjun dengan pengucapan lantang. Hal itu tentu membuat kepanikan para tamu.

"Bom? Apa dia serius?"

"Sayang ayo kita keluar dari sini!'

"Aku tidak ingin mati, tolong aku!"

Kepanikan orang-orang tidak digubris olehnya. Ia  sibuk menyadarkan Taehyun dari ketakutannya.

"Taehyun-ah! Sadarlah! Kuasai dirimu!" Yeonjun mengguncangkan tubuh Taehyun berkali-kali.

"J-jangan dekati aku!" Taehyun mendorongnya keras hingga membuat dirinya hampir terjungkal. Untung saja refleknya bagus, jadi hal tersebut tentu tidak terjadi.

"Taehyun-ah, kau salah paham."

Taehyun mengabaikan Yeonjun dan berlari keluar gedung. Ia tidak ingin lagi melihat wajah tampan yang diam-diam mematikan.

Taehyun memperlambat laju larinya. Sesaat ia mengingat sosok Sakura yang masih berada di dalam gedung.

Taehyun yang hendak masuk kedalam kesulitan karena orang-orang berlari berlawanan arah dengannya hingga membuat tubuhnya terpontang-panting.

Sebuah tangan tiba-tiba menarik pinggangnya dan menyeret ke tempat yang tidak terlalu ramai.

"Lepas!"

"Jangan masuk ke dalam!"

Taehyun menggertakkan giginya saat menyadari oknum yang menariknya adalah Yeonjun.

"Onee-san masih di dalam. Aku tidak akan membiarkannya mati." ucap Taehyun penuh dengan emosional.

"Aku saja yang masuk ke dalam, kau tunggu di sini."

Tanpa aba-aba, Yeonjun menerobos masuk ke dalam. Di dalam ia mendapati kakak Taehyun sedang berdesakan keluar bersama para tamu undangan.

"Lewat sini!" Serunya sambil menarik lengan Sakura.

Duarrr!!!

Gedung utama meledak hebat. Orang-orang yang belum berhasil keluar menjadi korban.

"Uhukkk... Uhukk..." Sakura terbatuk akibat menghirup asap hitam.

"Onee-san!!! Onee-san baik-baik saja?" Taehyun memeluk Sakura disertai isak tangis.

"Dasar lelaki cengeng. Uhuk... uhuk..."

"Ayo kita pergi onee-san. Asap ini tidak baik untuk pernapasanmu." Taehyun khawatir karena kakaknya mengidap penyakit asma.

Wanita itu mengangguk dan berjalan dengan dipapah Taehyun. Mata Taehyun melirik sekilas Yeonjun yang ikut berjalan disebelahnya.





[04/04/2022]

TERROR MAN [Yeontae / Taejun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang