Chap 8 - Sorry Hyung

767 120 3
                                    

Taehyun menyembunyikan buket bunga di belakang punggungnya sementara tangannya yang lain mengetuk sebuah pintu.

"Masuk."

Kaki jenjangnya melangkah memasuki kamar VIP rumah sakit setelah mendapat izin dari sang empu.

"Tebak hari ini aku membawa apa?"

"Buket bunga."

Taehyun mendecih. Bagaimana kakaknya tau jika ia membawa buket bunga?

"Kakak peramal ya? Kenapa selalu tepat menebak."

Kedua alisnya terangkat heran melihat sang kakak tertawa kecil. Memangnya ada yang lucu?

"Onee-san jelas tau karena setiap Hyunie berkunjung kemari selalu membawa buket bunga. Lain kali bawalah cokelat atau makanan. Jika kau terus membawakanku bunga, aku serasa sudah mati." katanya.

"Ya! Noona jangan mengatakan hal buruk seperti itu!"

"Wah tumben sekali Hyunie-chan memanggil dalam panggilan korea."

Sang adik menundukkan wajahnya. "Maaf onee-san, refleks."

Sakura menggelengkan kepala serta senyum manis yang sudah terukir diwajahnya. "Tidak masalah."

"Oh ya, tolong sampaikan rasa terimakasih onee-san pada temanmu yang sudah menolongku saat itu." pintanya dan dibalas anggukan sang adik.

Taehyun berjalan lunglai di koridor rumah sakit. Ia berkutat dengan pikirannya sendiri karena tidak tahu bagaimana harus menghubungi Yeonjun.

Taehyun memutar ingatnya. Saat kejadian mereka berpisah begitu saja tanpa ada sepatah kata diantara mereka. Hanya senyuman dan lambaian tangan Yeonjun hingga mobil milik keluarganya pergi.

Sehari setelah kejadian polisi menangkap pelaku yang terekam CCTV. Motif pelaku melakukan hal sekeji itu karena senang melihat orang-orang menderita. Sungguh mengerikan.

•••

Taehyun bersantai di ruang tengah sembari menonton acara TV. Sebenarnya tidak menonton sih, tapi hanya menghidupkan TV agar suasana tidak begitu sunyi.

Jarinya mengetikkan sesuatu pada benda persegi panjang. Saat ini ia tengah bertukar pesan dengan Beomgyu. Dalam pesan itu Beomgyu mengajaknya main. Karena bosan, ia mengiyakan saja ajakan Beomgyu.

Tak lama kemudian terdengar suara bel. Tanpa curiga ia segera membukakan pintu karena yakin jika Beomgyu yang berkunjung. Namun mata besarnya membulat sempurna saat melihat sosok Yeonjun berdiri di depan pintu.

"Hai." sapanya.

"Y-ya, hai juga." Saat ini Taehyun tidak tahu hendak berekspresi seperti apa setelah melihat sosok yang mengisi pikirannya akhir-akhir ini.

Suasana begitu canggung, tak ada satu dari mereka yang berniat membuka mulut.

"Uhm, terimakasih." Taehyun akhirnya menjadi pihak yang membuka percakapan meskipun sedikit melukai egonya. Ia diantara malu dan risih sebab pria didepannya sedari tadi hanya memandangnya tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Terimakasih untuk apa?"

"Itu yang ingin onee-san sampaikan padamu. Dia berterimakasih karena kau telah menolongnya."

Yeonjun menganggukkan kepalanya. "Tidak masalah."

"Lalu aku juga minta maaf karena telah menuduhmu saat itu."

Yeonjun tersenyum sekilas dan sontak mendekap lelaki yang bertubuh lebih pendek darinya. "Tidak masalah chagiya."

Tubuh Taehyun sedikit tersentak kaget. Namun entah keberanian darimana ia membalas pelukan itu. Hangat.

"YA! APA-APAAN INI TAEHYUN???" Teriakan keras Beomgyu membuatnya mendorong dada Yeonjun.

"Apa?" tanyanya datar. Meskipun terlihat tidak berekspresi tapi jantungnya seperti sedang berdisko.

"Kenapa kau berpelukan dengan orang jelek ini?" Tunjuk Beomgyu ke Yeonjun.

"Kau salah paham hyung. Tadi aku tersandung. Untung saja ada dia yang menangkapku, kalau tidak mungkin aku sudah jatuh."

Beomgyu hanya ber-oh-ria mendengar penjelasan Taehyun. Sementara Taehyun bernapas lega ketika Beomgyu percaya pada bualannya.

"Jadi bagaimana? Ayo kita pergi Tae."

"Oke hyu— Ya!!! Kenapa kau menarikku??" Ia terkejut ketika Yeonjun berlari sambil menarik tangannya.

Mata Beomgyu membulat dan sontak berteriak keras karena Taehyun direbut darinya. "Ya! Siapa kau?! Aku duluan yang punya janji dengan Taehyun!"

Taehyun mendesah pasrah. Maafkan aku hyung.

Tbc.





[11/04/2022]

TERROR MAN [Yeontae / Taejun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang