Sudah tiga minggu berlalu semenjak kejadian yang membuatnya trauma. Ia juga sudah tidak pernah melihat sosok Yeonjun lagi.
"Tae, hari ini temani aku ke game center yuk."
Ia yang sedang membaca buku terlonjak kaget karena Beomgyu berteriak sekaligus menggebrak mejanya. Lelaki itu segera menyadari bahwa Taehyun kini mengeluarkan aura tidak enak akibat ulahnya.
"Hyung minta maaf, hehe." ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
Taehyun memutar bola matanya malas dan kembali berkutat pada bukunya.
"Jadi bagaimana? Kau mau menemaniku, kan?"
Kepalanya ia anggukkan, tanda setuju. Lagipula hari ini hanya ada satu mata kuliah, jadi ia tidak begitu sibuk.
"Argghhh, mati kau!"
"Ahahahah!!"
"Yakk! Aku menang!"
Begitulah teriakan-teriakan Beomgyu yang menggema di indra pendengarannya.
"Aku hebatkan Tae?" Pamer Beomgyu.
"Hmm."
"Kau mau coba? Ini hanya ditekan-tekan saja lalu kenai targetnya." jelasnya.
Karena dibuat penasaran akhirnya Taehyun ikut bermain. "Seperti ini, kan?"
"Iya begitu. Ayo Taehyunie kau pasti bisa!" Ia sibuk mengenai targetnya, sementara sosok pria yang memiliki marga Choi bersorak menyemangatinya dari samping.
'YOU LOSE'
Beomgyu yang membaca itu segera menahan gelak tawanya. Oh, jadi selama ini alasan Taehyun tidak pernah ikut bermain dengannya karena lelaki itu menyembunyikan kepayahannya dalam bermain game.
Taehyun sendiri menatap horor Beomgyu yang terlihat mati-matian menahan tawanya.
"Tidak seru, aku mau pulang."
"Ya Kang Taehyun! Hanya karena kalah sekali jangan langsung putus asa. Ini bukan seperti gayamu, bung." Ia tidak menjawab karena masih kesal.
"Bagaimana kalau main yang ini?" tanya Beomgyu sembari menunjuk sebuah mesin capit yang dibawahnya terdapat banyak boneka.
"Aku akan mengajarimu cara bermainnya." sambungnya.
Lelaki itu memasukkan koin dan mengarahkan pencapit ke boneka beruang. Taehyun yang sebelumnya tidak mood menjadi tertarik.
"Lihatlah Tae, aku berhasil mendapatkan boneka beruang. Sekarang giliranmu."
Taehyun kembali menantang dirinya. Ia tidak ingin di cap sebagai pecundang. Tangannya menggerakkan pencapit dan mengarahkan pada boneka tupai.
"Dapat! Sekarang cepat tarik!" teriak Beomgyu.
Taehyun dengan penuh konsentrasi mengangkat boneka tupai ke atas. Tapi sayang sekali boneka tupai terlepas.
"Ah bodo amat! Aku mau pulang."
"Tunggu Tae, Akan kuberikan boneka tupai padamu."
Taehyun berkacak pinggang melihat Beomgyu yang kini fokus mengambil boneka tupai. Sayang sekali Beomgyu juga tidak bisa mengambil boneka tupai itu. Bahkan sudah lebih dari 10 kali ia gagal.
"Sudahlah hyung tidak perlu dipaksakan." Ia menahan lengan Beomgyu yang hendak memasukkan kembali koin ke mesin.
"Tapi sepertinya kau suka sekali dengan boneka tupai itu."
"Aku bukan anak perempuan yang tergila-gila dengan boneka, jadi lebih baik koinmu jangan dihabiskan hanya untuk mesin ini."
"Huh, ya sudah."
Taehyun tersenyum lebar melihat lelaki yang terpaut 1 tahun lebih tua darinya tengah mengerucutkan bibir lucu.
"Nah, kalau begini aku bisa melihat senyum manismu."
Ia kembali mengunci rapat mulutnya dan meninggalkan Beomgyu.
"Ya Taehyun-ah! Tunggu aku!"
Sementara itu tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi.
•••
Taehyun menutup pintu taksi dan melangkah memasuki sebuah apartemen. Asal kalian tau, akhir-akhir ini Taehyun lebih memilih pulang pergi menggunakan taksi daripada bis karena masih ada trauma yang menghantuinya.
Taehyun menunggu lift terbuka. Terlihat dua wanita paruh baya yang merupakan tetangganya berjalan beriringan sambil tertawa kecil keluar dari dalam lift.
"Siapa pemuda tampan yang menunggu didepan pintu apartemen sebelah ya? Aku ingin memperkenalkannya pada anakku."
Sosok tetangganya yang beretnis Chinese menyadari sesuatu saat melihat Taehyun.
"Oh Taehyun-ssi, tadi ada seorang pemuda tampan berdiri di depan unit apartemenmu. Apa dia temanmu? Sekali-kali kenalkan dia pada Xiaoting ya." Ia hanya bisa tersenyum canggung dan buru-buru memasuki lift.
"Huh, siapa yang mereka maksud? Temanku hanya Beomgyu hyung. Mungkin pemuda yang mereka maksud adalah tukang paket." Taehyun bermonolog pada dirinya sendiri.
Tidak mau pusing dengan ucapan tetangganya, ia segera keluar dari lift dan menuju ke unit apartemennya.
Matanya membesar dan tubuhnya menegang melihat sosok yang paling ingin dihindarinya. Sial, kenapa dia bisa menemukan apartemennya.
"Apa-apaan dengan ekspresimu?" Sosok itu berjalan mendekatinya.
"Berhenti! Aku bilang berhenti!" Teriak Taehyun gemetar sambil memejamkan mata.
Tapi sepertinya Yeonjun tidak menggubris perintah Taehyun. Yang ada sekarang ia memeluk tubuh mungil Taehyun.
"Aku merindukanmu, Taehyunie."
Tbc.
[03/04/2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
TERROR MAN [Yeontae / Taejun] ✓
Romance"Mengerikan saat seorang teroris jatuh cinta padamu." - Kang Taehyun. Warning bxb !