Babak I : Deja vu Berketerusan

331 41 3
                                    

----------------------------------------------------

SEDIAKALA
by : reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto

Itachi Uchiha x Naruto Namikaze (fem)

Rate T

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, typo(s), bahasa tidak sesuai kaidah KBBI, dll.

Selamat membaca!

(๑^᎑^๑)

----------------------------------------------------

Hijau pepohonan yang asri. Udara segar dan dingin alami yang dibawa angin semilir. Langit biru terang yang dihiasi sedikit awan yang berarak tenang. Suara cicit burung dan serangga beradu dengan suara air terjun yang jatuh dari ketinggian lima puluh meter. Air bersih jernih berwarna kehijauan seperti emerald dimana Naruto membenamkan kedua kakinya hingga mencapai sepertiga betis. Siapa pun yang pertama kali berkunjung ke Air Terjun Biwa, salah satu destinasi di Iya Valley yang berada di Kota Miyoshi, Prefektur Tokushima, Shikoku pasti akan merasa berada di nirwana.

Namun alih-alih merasa terpukau dengan keindahan Biwa, Naruto malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Menoleh kesana kemari seperti mencari petunjuk. Apakah ia pernah berada di sini? Apa ia pernah duduk di batu besar yang berada di sisi dangkal telaga yang menampung air terjun sebelum mengalir ke anak-anak sungai Iya-gawa ini?

"Hiyaa! Bengong saja, Nar."

Suara sopran Ino membuat Naruto mengernyit. Dilihatnya Ino diikuti Sakura berjalan mendekatinya melalui air kehijauan yang tenang, membuatnya beriak. Celana keduanya dilipat hingga di atas lutut, namun masih terlihat bercak-bercak yang lebih gelap dari warna aslinya karena basah. Begitu pun blouse warna peach Sakura dan polo shirt ungu yang dikenakan Ino.

Dengan usil Ino menjentikkan air ke Naruto. Naruto hanya merespon dengan ekspresi kosong sembari mengusap wajah basahnya. Pasrah. Beberapa tetes air yang melewati dagu jatuh mengenai kaos v-neck hitamnya. Bersyukur tidak memakai baju putih. Tidak lucu kalau ia harus pulang dengan bra terlihat karena baju yang menerawang kebasahan, sementara ia lupa membawa jaket.

"Daripada melamun, ayo foto bareng!" ajak Sakura antusias. Semangatnya terganggu dengan kekesalan saat Ino mengalihkan kejahilannya pada Sakura. "Ino pig! Berhenti main air seperti bocah, bajuku basah nih!"

"Iih suka-suka aku dong, Dekorin!" tukas Ino. "Oy, kena hapeku, anjir!" omelnya ketika Sakura membalas keusilannya dengan cara yang sama.

"Bodoh amat!"

"Dari kemarin hapeku yang dipakai untuk groufie dan selfie. Kau mau semua fotonya hilang?!" sentak Ino galak.

Begitulah nasib orang yang punya smartphone dengan resolusi kamera paling bagus. Sewaktu berfoto bareng, benda pintar tersebut seolah jadi milik bersama. Si pemilik harus rela memori penyimpanannya kepenuhan, belum harus mengirim foto-foto ke semua orang yang ikut dalam jepretan memori tersebut.

Sakura terdiam, agaknya merasa bersalah. "...sini hapemu."

"Nggak mau. Mulai sekarang Sakura Haruno di-banned, tidak boleh numpang foto di hapeku lagi."

"Dasar pelit!"

"Beli hape sendiri sana!"

"Kenapa harus beli baru kalau bisa pinjam teman?"

Sediakala (Itafemnaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang