Babak IV : Bukti Asumsi

173 26 5
                                    


----------------------------------------------------

SEDIAKALA
by : reescarlet

NARUTO © Masashi Kishimoto

Itachi Uchiha x Naruto Namikaze (fem)

Rate T

WARNING!!!
OOC, AU, genderbend, typo(s), bahasa tidak sesuai kaidah KBBI, dll.

Selamat membaca!

(๑^᎑^๑)

----------------------------------------------------






"Ayolah, Nar."

"Aku masih belum selesai mengedit video."

"Ish alasan. Tugas itu 'kan tenggatnya yang paling lama. Bilang saja kalau kau malas."

"Tuh tahu."

"Nar! Please....."

Pada sore terakhir mereka menginap di Ochiai, Naruto menjadi target rengekan Sakura. Cewek itu memaksanya turut serta untuk berkunjung ke kediaman Akasuna. Padahal rencananya Naruto ingin bersantai-santai malam ini untuk menyimpan energi. Perjalanan pulang ke Tokyo besok sudah bisa dipastikan bakal melelahkan.

Naruto mencoba mengoper comelan Sakura ke temannya yang lain. "Ino?"

"Dia sibuk pacaran," cetus Sakura masam.

Naruto baru ingat. Setelah beberapa hari mendengar keluhan Ino merindukan Sai si anak Seni Rupa, cewek itu ganti menyerocos soal janjinya face time dengan pacarnya itu malam ini dengan menggebu-gebu sampai teman-temannya bosan. Entah sengaja atau tidak Ino menebar garam pada kaum jomblo. Mentang-mentang menjadi satu-satunya yang taken diantara anggota kelompok B1.

"Gaara? Shino? Kiba?"

"'Kan mereka ada rencana ikut nongkrong bareng para pemuda desa," tukas Sakura lagi. Wajah ayunya memelas. "Kau kepingin aku menyempil jadi cewek sendirian? Kau tega?"

Walaupun Kiba-lah yang paling sering bertingkah terlampau dramatis, tapi Sakura lebih jago berakting sambil menyentil empati objeknya sesuai situasi.

Naruto menghela napas, memberikan argumen terakhir. "Harus banget kita pergi ke sana sekarang?"

"Sasori-san bisanya cuma hari ini, sedangkan besok kita sudah pulang." Sakura meringis sambil memberikan cengiran bersalah. "Aku juga sudah janji pada Nenek Chiyo membawamu kesana."

Naruto mengernyit. Seenaknya saja kawannya ini mengumbar janji tanpa memberi tahu orang yang dilibatkan terlebih dahulu. Dengan terpaksa Naruto mengalah, tak mau membuat Chiyo kecewa. Sakura memeluknya kegirangan, terlalu bersemangat sampai keduanya nyaris jatuh kehilangan keseimbangan.

Setidaknya Sakura senang, pikir Naruto, mengingat antusiasme gadis merah jambu itu selalu tinggi jika menginginkan ilmu baru. Mungkin Naruto juga bisa menambah pengetahuan walaupun sebenarnya ia tidak terlalu tertarik belajar membuat soba. Beda lagi kalau disuruh memakannya, tak perlu dipaksa ia pasti doyan.

Setelah berpamit pada Ino —yang membalas hanya dengan lambaian sekilas akibat terlalu fokus bercakap dengan Sai— Naruto dan Sakura berangkat ke kediaman Akasuna. Kedatangan keduanya disambut oleh Sasori yang kemudian membawa mereka ke atelir tempat keluarga Akasuna membuat soba sejak turun temurun. Pemuda itu sedikit memberi arahan dan langsung mengajak mempraktikkannya sembari menjelaskan lebih jauh seputar pembuatan soba.

Sediakala (Itafemnaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang