Konsultasi

4.1K 475 11
                                    

"Seandainya dia gak ada, saya gak bakal begini. Mungkin sekarang bakal siap-siap buat UAS."

"Jangan menyesal karena perbuatan kamu."

"Tapi dia bikin saya hancur."

"Dia cuman bayi yang gak tau apa-apa, Sunoo. Ada darah dagingmu yang mengalir di dalam tubuhnya."

"Tapi ada darah orang lain juga."

Tangisan menggema. Bayi yang semula tidur, kini menangis keras karena cengkraman pada lengannya.

Jungwon berdiri, mengambil alih bayi yang berada di gendongan Sunoo.

"Kamu sadar gak, itu nyakitin bayi kamu?"

Sunoo terkekeh. Pria di depannya ini ternyata lucu juga.

"Dia sakit atau gak, itu bukan urusanku. Sudah hidup aja harusnya bersyukur."

Jake datang ke rumah Sunoo seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake datang ke rumah Sunoo seperti biasa. Mengambil alih bayi Sunoo. Agar Jungwon dapat leluasa berbincang dengan Sunoo.

"Mau ke taman? Buat nenangin pikiran kamu." Ajak Jungwon.

"Gak. Orang-orang pasti bakal ngasih saya cemohan lagi."

Sudut bibirnya terangkat. Mengingat bagaimana semua orang di sekitarnya melempar cercaan karena bayi itu lahir, bahkan ayahnya sekali pun.

"No, it's okay. Gak ada yang bakal ngomongin Sunoo lagi. Dunia sudah membaik."

"Baik di matamu." Cemoh Sunoo.

"Sesekali kamu harus memandang dunia positif, Sunoo. Buang sisi negatif nya dan kembali kayak biasa, mau?"

"Gak bisa! Kalau bayi itu ada, rasanya saya gak bisa hidup kayak biasa. Saya harus ngasih makan dia, saya harus mandiin dia, saya harus ngurus dia."

"Kamu ingat masih punya bunda kan?" Sunoo mengangguk pelan.

"Bunda kamu bersedia ngerawat anak kamu kalau kamu cape. Bunda kamu merentangkan tangannya buat nerima bayi kamu. Bunda sabar menunggu kamu sembuh. Mau sembuh kan?"

Tetesan air mata mengalir dari kelopak mata indah itu. Teringat akan ibunya yang terus berusaha tersenyum kepadanya. Bunda yang selalu membantunya.

"Saya mau sembuh."

"Pertama, kamu harus nerima keberadaan bayi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertama, kamu harus nerima keberadaan bayi ini. Menurut kamu apa langkah pertamanya?"

"Saya... gak tau."

Jungwon menggenggam tangan Sunoo. Ia tersenyum manis memandang Sunoo.

"Semua anak lahir dengan nama. Anak kamu belum ada namanya kan?"

Sunoo menggeleng. Tatapannya sendu, ia jadi berpikir pasti anaknya sedih bila tau sampai sekarang belum memiliki nama.

Bahkan, orang lain mungkin sudah berpikir untuk menamai anaknya saat di kandungan. Berbanding terbalik dengan dirinya yang tidak menginginkan bayinya.

Padahal ada banyak kasus pasangan suami istri yang menantikan buah hati tapi tidak di anugerahi oleh tuhan.

"Saya gak tau nama apa yang cocok."

"Gapapa, pikirkan aja pelan-pelan."

Jungwon meneguk teh yang di sajikan untuknya hingga tandas. Ia berdiri dari duduknya, mengusak rambut Sunoo.

"Saya pamit. Konsultasi selanjutnya, kita bahas nama anak kamu. Semangat Sunoo!"

 Semangat Sunoo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 20032022

Baby blues | Jungnoo🐱🦊 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang