Tidak ada lagi perasaan benci pada anaknya. Sekarang Jungwon harus menuntun Sunoo menghadapi keramaian.
"Kamu sudah siap?"
Sunoo nampak memandang anaknya. Tangannya menggenggam erat tangan mungil bayi itu. Pandangan matanya tampak bergetar menandakan bahwa ia pun takut dan cemas.
Jungwon sebenarnya sudah sadar bahwa baby blues yang di alami Sunoo berkembang menjadi social anxiety dimana ia takut bersosialisasi.
Penyebab utamanya tentu saja karena cemohan yang di terima di sekitarnya. Hingga ia menutup diri dari dunia luar.
"Sunoo." Jungwon menggenggam kedua bahu Sunoo. Membuat Sunoo menatap balik pada Jungwon.
"Saat di luar, anggap aja kita keluarga. Anggap saja kita keluarga bahagia yang lagi jalan-jalan. Kalau begitu orang-orang gak bakal berpikiran kalau anak ini sebuah kesalahan kan? Tapi anak kita berdua."
Sunoo mengangguk. Ia memutar otak, meracuni dirinya sendiri agar terbiasa dengan skenario yang di berikan Jungwon.
"Aku-kamu?"
"Iya, aku-kamu. Bukan saya-kamu atau yang lainnya. Bisa kan?"
"Iya, sa... aku bisa."
Jungwon tersenyum, lalu mengelus kepala Sunoo. Menyemangati.
"Semangat, Sunoo."
Bukan tempat yang terlalu ramai, namun cukup untuk membuat Sunoo bersembunyi di balik tubuh Jungwon.
Mereka berada di sebuah taman. Jungwon cukup cermat untuk memilih dimana taman yang menurutnya paling sepi di kota ini.
Mungkin bila di hitung, para pengunjung dapat di hitung dengan jari.
Tangan Sunoo menggerapai di lengan Jungwon, menutup wajahnya dengan lengan Jungwon.
Anaknya kini berada di gendongan Jungwon karena takutnya Sunoo mendapat serangan panik yang dapat melukainya.
Jungwon mengarahkan Sunoo duduk di kursi taman. Lalu membuka tas yang mereka siapkan sebelum berangkat.
"Hey, Sunoo. Jangan takut, tatap aku."
Sunoo menatap Jungwon. Tangannya masih menggenggam erat lengan Jungwon.
"Kenapa takut, hmm?"
Sunoo menunduk, berucap kecil.
"Orang-orang pada liatin aku ya?"
Jungwon menolehkan wajahnya ke segala arah, menatap sekeliling. Lalu menggeleng kecil.
"Gak kok, gak ada yang liatin kamu." Ucapnya meyakinkan.
"Beneran?" Jungwon mengangguk.
"Coba liat sendiri."
Sunoo dengan perlahan menoleh, merotasikan matanya. Melihat sekeliling yang tampak sepi.
"Gak ada kan?"
Sunoo tersenyum kecil dan bernapas lega.
"Iya, gak ada."
Perlahan, rematan pada lengan Jungwon melonggar. Lalu, tangannya ia rentangkan untuk mengambil alih bayi yang berada pada gendongan Jungwon.
"Mau makan cemilan?"
"Iya."
"Adek biasanya kalo jam 2 siang ngapain?"
"Aku tidurin sih. Soalnya kalo siang rewel, biasanya minta nenen."
"Eh, kalau gitu kita pulang aja? Udah siang ini."
Jungwon mendongak menatap matahari yang tepat berada di atas kepalanya. Menandakan bahwa sekarang adalah waktunya tengah hari.
"Berarti hari ini konsulnya cuman datang ke keramaian ya?"
"Iya, sekarang masih takut gak?"
Sunoo membuka telapak tangannya, lalu mengarahkan nya pada Jungwon. Jungwon menatap Sunoo bingung, meminta penjelasan.
"Lihat ni, tanganku tremor."
Jungwon tersenyum lalu tertawa kecil.
"Kalau gitu, mulai sekarang sering ikut bunda ke pasar ya? Biar terbiasa. Aku bakal datang minggu depan buat konsul jadi bisakan latihan sendiri?"
Sunoo mengangguk dengan senyum cerahnya.
"Iya, aku bakal coba pelan-pelan."
- 02052022
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby blues | Jungnoo🐱🦊 ✔
Fanfic"Dek, gak usah nyusahin bunda, bunda capek. Kamu bisa ngilang aja gak?" -Kim Sunoo, 17th ⚠️ BxB area! ⚠️ MPreg! Ini hanya sebuah cerita fiksi. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Tolong jadi pembaca yang bijak^^ Dom : Jungwon Sub : Sunoo Start...