Suasana canggung menghampiri meja makan yang kini di penuhi suatu keluarga. Dentingan sendok dan juga ocehan si kecil Junoo memenuhi ruangan.
"Nyam~ nyam~" mulutnya mengunyah dengan gigi susunya yang baru tumbuh tiga.
Entah mengapa Junoo menjadi tontonan pagi yang menyenangkan. Semua fokus tertuju padanya, sendok yang berisi pisang di layangkan Sunoo beberapa kali. Bayi gembul itu terus mengunyah tiada henti.
"Junoo makannya lahap ya, hm?" Soonyoung yang bersebelahan dengan Junoo menoel pipi berlemak Junoo, hingga menimbulkan kekehan dari bibir kecilnya.
Suasana canggung yang kini berubah menjadi hangat dan juga lucu. Mereka bahkan membiarkan makanan dingin hanya karena melihat kelakukan bayi kecil itu.
Bayi itu kini bukan menjadi pusat kebencian. Tetapi pusat kebahagiaan.
"Kak, kamu gak usah debat sama ayah lagi deh. Kasian bunda kalo sampe dengar, untung tadi malam bunda udah tidur." Bisik Sunoo.
Sunghoon merotasikan matanya malas. "Iya deh iya."
Sunoo memasuki mobil. Lalu menurunkan kacanya dan melambaikan tangannya. Pamit meninggalkan rumah bunda yang kini bukan tempat tinggalnya lagi.
"Dadah~ nanti kapan-kapan Sunoo mampir."
"Iya, hati-hati."
Keluarga kecil mereka kini sampai di apartemen Jungwon. Atau kini mereka sebut rumah mereka.
Sebenarnya ini pertama kalinya Sunoo ke apartemen Jungwon. Karena selama ini hanya Jungwon yang selalu menghampiri Sunoo.
Sunoo berjalan mengitari apartemen yang kini menjadi tempat tinggalnya. Ia tersenyum tipis, ia tidak salah memilih suami sepertinya. Jungwon membuka pintu salah satu kamar.
"Kamu istirahat aja di sini. Biar aku yang rapiin baju- baju kamu."
Sunoo menaruh Junoo di atas kasur. Bayi kecil itu tertidur dengan bibir yang menggigit empeng.
"Jangan, mas. Aku aja yang beresin."
Sunoo menghentikan Jungwon yang hampir saja membuka kopernya. Wajahnya memerah malu, gimana nanti kalau Jungwon bertemu dengan celana dalamnya?
Ia tidak bisa membayangkan betapa malunya kejadian itu. Wajar, masih pengantin baru.
"Duduk sini, dek." Jungwon menarik tubuh Sunoo duduk di sampingnya.
"Kamu mau nonton apa?"
Sunoo bersandar pada Jungwon, menggeleng kecil.
"Aku ngikut mas aja."
Keduanya fokus menonton sambil bermanja-manjaan. Berpelukan satu sama lain, tertawa bersama, sedih bersama.
Pacaran setelah menikah itu menyenangkan ya.
Mereka tak lagi perlu memikirkan batasan-batasan yang melanggar norma, karena mereka telah menikah. Mereka melakukan hal lebih pun tidak ada yang akan melarang.
Ya, kan? 👀
Kini Junoo sudah menginjak usia lima tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang pintar dan penurut. Mendengarkan semua perkataan ayah dan juga ibunya.
"Buna, tadi Junoo ketemu siput. Jalannya lambat." Junoo tersungkur di lantai, lalu bergerak lambat layaknya siput.
Sunoo tertawa lepas melihat kelakuan anaknya. Mengapa ia harus memperagakannya. Padahal siput adalah hewan umum yang dapat di temui.
"Kamu ngapain begitu! Gak usah di ikutin." Sunoo mengangkat Junoo ke gendongannya. Terduduk di sofa.
"Mau nonton apa? Ayah bentar lagi pulang." Sunoo mengambil remot tv nya. Lalu memberikannya pada Junoo untuk memilih saluran tv yang ia mau.
Junoo fokus menonton, sedangkan Sunoo menyiapkan meja makan untuk makan malam keluarga kecilnya.
Tring!
Bel apartemennya berbunyi. Junoo berlari membuka pintu. Namun setelahnya anak itu menghampiri ibunya.
"Buna, ada tamu! Junoo gak kenal."
Sunoo menaikkan alisnya, temannya tidak ada yang mengabarinya akan datang ke rumahnya hari ini.
Sunoo melangkah menuju pintu masuk, terdiam kaku di tempatnya. Semua orang pasti dapat menebaknya itu siapa.
"Sudah lama ya?" Suaranya seperti mimpi buruk yang harusnya tidak muncul lagi.
"Buna, itu siapa?"
"Itu ayah kandungmu, Lee Heeseung."
Bentar lagi, book ini end 🥳🥳🤧
- 11052022
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby blues | Jungnoo🐱🦊 ✔
Fanfiction"Dek, gak usah nyusahin bunda, bunda capek. Kamu bisa ngilang aja gak?" -Kim Sunoo, 17th ⚠️ BxB area! ⚠️ MPreg! Ini hanya sebuah cerita fiksi. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Tolong jadi pembaca yang bijak^^ Dom : Jungwon Sub : Sunoo Start...