"Aku pulang."
"Brak!" Pintu apartemen nya di tutup brutal.
Tidak ada sahutan dari dalam. Toh, dia memang tinggal sendiri.
Tangannya melonggarkan dasinya yang selalu mencekik lehernya sepanjang hari. Meskipun begitu, dasi itu selalu ia pakai agar terlihat rapi di depan pasiennya.
Tubuhnya ia banting di atas sofa empuknya. Apartemen nya bisa terbilang besar untuk bujangan yang tinggal sendiri.
Terkadang ia berhayal, bagaimana rasanya memiliki keluarga. Padahal kebanyakan pasiennya depresi karena orang yang disebut keluarga.
Seperti pasiennya yang bernama Yeri. Pasien yang baru saja ia temui, sebagai pasien terakhir dalam jadwalnya hari ini. Keluarganya menaruh semua harapan padanya. Yeri yang merasa terbebani mencoba mengakhiri hidupnya, hampir saja terjadi.
Sebelum Yeri pun ia bertemu dengan pasien yang mengalami depresi. Soobin, ia mengalami depresi karena kekasihnya meninggal sebab kecelakaan. Ia tak bisa menghilangkan jejak yang di tinggalkan kekasihnya selama 4 tahun.
Dan banyak pasien lainnya yang Jungwon tangani. Salah satunya Sunoo. Pasien baby blues yang baru-baru ini ia tangani.
Terkadang mendengar keluh kesah pasiennya. Jungwon terikut dengan perasaan pasien, depresi.
Jungwon memandang langit-langit apartemennya. Terdiam membisu. Ini masih jam 8 malam.
"Haruskah aku jalan-jalan?"
Dengan kaos oblong dan celana kain nya. Jungwon terduduk di taman. Menghirup udara malam yang menjadi lebih segar karena kendaraan yang berlalu lalang hanya beberapa.
Angin malam menerpa tubuhnya. Terasa sedikit dingin, tetapi ia tak peduli.
Semakin malam, beberapa sepasang kekasih semakin ramai memenuhi taman untuk berkencan. Jungwon mendecih, sepasang kekasih di depannya ini tanpa malu berciuman di tempat umum.
Lebih baik ia kembali ke apartemen dan mengecek data pasiennya di rumah.
...
Yeri - di buat tertawa.
Soobin - di ajak mengobrol hal lain, selain kekasihnya.
Minhyun - hentikan dia melakukan hal berbahaya.
Wonwoo - berhenti memikirkan mantannya.
Sunoo - Nama bayinya.Jungwon jadi berpikir. Nama apa yang Sunoo berikan untuk anaknya?
"Juwon?" Tanyanya pada diri sendiri. Tidak lama kemudian ia menggelengkan kepalanya.
Bukankah itu nama untuk anaknya karena ada unsur namanya sendiri.
Lagi pula bayi Sunoo bukan anaknya, untuk apa ia berupaya mencari nama yang cocok juga.
"Sayang."
"Hmm?" Mata bulat Jungwon semakin melebar. Terkejut dengn perkataan Sunoo.
"Ah, maksud saya. Saya manggil dia sayang aja. Kan baru permulaan. Karena setiap nama pasti memiliki makna, jadi saya gak mau ngasih nama asal-asalan juga."
Setelah penjelasan yang Sunoo berikan. Jungwon kembali mengontrol ekspresinya. Mengalihkannya dengan sebuah senyuman.
"Wah~ pemikiran yang bagus." Ia bertepuk tangan lalu mengelus kepala Sunoo.
"Jadi saya manggil anak kamu apa?"
"Sayangnya Sunoo." Balas Sunoo tanpa beban.
Jungwon mengulum bibirnya ke dalam. Ternyata agak ambigu.
"Saya panggil adek atau dede aja ya? Gimana?" Saran Jungwon.
"Oh, oke. Senyamannya aja." Sunoo tersenyum cerah dengan pandangan polosnya. Jungwon jadi berpikir, apa benar remaja di depannya ini sudah memiliki seorang anak?
- 27032022
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby blues | Jungnoo🐱🦊 ✔
Fanfiction"Dek, gak usah nyusahin bunda, bunda capek. Kamu bisa ngilang aja gak?" -Kim Sunoo, 17th ⚠️ BxB area! ⚠️ MPreg! Ini hanya sebuah cerita fiksi. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Tolong jadi pembaca yang bijak^^ Dom : Jungwon Sub : Sunoo Start...