08. Kecurigaan Vodka

17.4K 1.7K 286
                                    

Dua hari setelah perdebatan dengan Oliv, Dahen dan Chel memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Setelah perdebatan tersebut, keduanya tak mau memikirkan kembali. Meski Dahen tahu apa yang di dapat nanti setelah pulang, ia tak peduli.

Selama tak ada Oliv perlakuan Dahen lebih parah, keduanya bahkan sudah seperti sepasang kekasih, rasanya Chel tak ingin pulang, ingin terus menikmati liburannya bersama Dahen.

Beberapa jam perjalanan akhirnya keduanya sampai di bandara, banyak barang oleh-oleh yang di bawa, hampir satu koper oleh-oleh yang di belikan Dahen untuk keluarga Chel.

"Cape?" Tanya Dahen melihat wajah kelelahan Chel, tangan Dahen di ulurkan untuk menjadi bantalan kepala Chel. Chel memejamkan mata begitu merasakan jemari besar Dahen mengusap rambutnya.

Vodka yang sudah di kabari jika Chel pulang hari ini, sudah menunggu kehadiran Chel di sofa ruang tengah.

"Daddy! Chel kangen!" Chel memeluk leher Vodka erat begitu masuk. Sepertinya Chel tak akan pernah bisa pergi berlama-lama dari Vodka, daddynya selalu membuatnya kangen.

Vodka mengusap puncak kepala Chel kemudia mengecupnya sekilas. "Bersih-bersih, masuk kamar, istirahat." Ujar Vodka yang langsung di angguki oleh Chel. Rasanya Chel juga sudah ingin membaringkan tubuh untuk menghilangkan penat.

Chel berjalan sembari melambaikan tangan ke Dahen. "See you om, kalau kangen, telpon Chel." Ucapnya tanpa suara hanya pergerakan mulut saja, takut daddynya mendengar. Dahen yang mengerti, mengangguk dan tersenyum tipis.

"Sudah sampai?"
Chel terjengit kaget mendapatkan Vella yang tiba-tiba berada di belakangnya, hampir saja ketabrak oleh bahunya.

"Gimana liburannya?" Tanya Vella yang di berikan jawaban melalui kedua jempol tangan Chel.

"Banyak oleh-oleh buat mommy." Chel mengecup pipi Vella sebelum menaiki anak tangga.

Velle menggeleng pelan kemudian menghampiri Dahen yang terus berdiri seperti tak ada niatan untuk duduk terlebih dahulu. "Duduk dulu Hen, mau di buatin minum apa?" Vella menawarkan.

"Gak usah, gue buru-buru Vel, mau pulang." Dahen menolak, sebenarnya ia tidak terlalu buru-buru juga, namun melihat Vodka yang terus menatapnya sinis membuatnya bingung. Dahen sedang tidak membuat kesalahan tapi kenapa pria itu menatapnya seperti ingin memakannya.

"Siapa yang ngebolehin lo pulang?" Vodka menaikan sebelah alis, "duduk dulu bro." Lanjutnya menepuk pundak Dahen dan langsung menarik kerah baju laki-laki itu untuk ke sofa.

Terpaksa Dahen menjatuhkan bokong di sebelah Vodka.
"Lo kenapa si? Ngeliat gue gitu banget." Dahen menetralkan suaranya dan juga suasana yang menjadi mencekam ketika Vella meninggalkan keduanya untuk ke dapur membuatkan minum.

"Lo ngapain aja sama anak gue selama di bali?" Tanya Vodka mengintimidasi. Kemarin Vodka sempat mendapat pesan dari seseorang, mengirimi foto Chel dan Dahen selama liburan. Itu bukan foto yang biasa, foto yang sengaja di ambil tanpa sepengetahuan keduanya.

"Liburan lah!" Jawab Dahen spontan

"Yang bener?!"

"Iya bener anjing!" Kesal karena wajah Vodka yang menyebalkan Dahen melemparkan bantal sofa ke wajah pria itu, "kenapa si lo? Chel udah gue anggap keponakan! Gak akan macem-macem!" Lanjutnya dengan sebal, setelah mengucapkan Dahen bangun dari sofa lalu berjalan ke arah pintu. Tidak penting meladeni Vodka yang tengah curiga tidak jelas, pikirnya.

"AWAS LO HEN!!" Vodka berteriak lantang, baru saja ingin membalas untuk melempar bantal tersebut ke wajah Dahen namun laki-laki itu sudah menjauh.

"APA LO?!" Dahen terhenti di ambang pintu. Menatap Vodka dengan menantang

BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang