04- Liburan

19K 1.8K 1.1K
                                        

Chel dengan mengendap bersembunyi di balik dinding yang lumayan sedikit besar. Niat awalanya untuk menghampiri Vodka yang tengah bersantai di ruang tengah ia urungkan karena daddynya sedang asik bertelponan dengan seseorang.

Jarak antara Chel dengan Vodka tidak begitu jauh. Chel bisa asik menguping pembicaraan sang daddy dengan seorang yang sepertinya dia kenal.

"Besok gue yang cek kafe kalau gitu, Hen."

"Oke, have fun bro!"

Chel berjalan kembali ke kamarnya, niat untuk mengganggu Vodka di ruang tengah ia urungkan. Vodka memiliki bisnis kafe bersama Dahen, memiliki banyak cabang kafe membuat Dahen butuh bantuan.

"Om Dahen mau liburan? Sama siapa? Tumben banget? Biasanya dia lebih mentingin kerjaan di banding liburan." Sepanjang jalan untuk sampai di depan pintu kamar Chel terus bergumam.

Chel mencabut ponsel yang tengah di charger. Ia mencari kontak seseorang yang sudah lama tidak di hubungi. Rasa ingin tahu terhadap Dahen sudah mengebu.

Chel mengetik kalimat sesuatu di layar ponsel. Mbak tau Dahen ingin liburan kemana? Sama siapa? Tanpa keraguan Chel memencet tombol send.

Mbak Oliv
Pulau Bali, berdua sama saya.

Tidak ada satu menit, pesannya langsung di balas. Chel hanya membaca tidak ada niatan untuk membalas, bibirnya langsung mengerucut sebal. Wanita yang tadi ia hubungi adalah Oliv Gista Magrandra, sekertis Dahen sekaligus wanita yang selalu di jodohkan dengan Dahen oleh Endri-papa dahen.

Chel dengan rasa kesalnya keluar kamar untuk menghilangkan badmoodnya. Kebetulan ia mendengar gelak tawa Egan dan daddynya di bawah.

Chel datang menghampiri dua orang yang tengah bercanda gurau di ruang tengah, ia langsung saja menjatuhkan bokong di sofa single.

"Kak Chel mau temenin Egan main bola nggak?" Egan bertanya, melihat wajah murung Chel.

Vodka mengalihkan pandangan. "Kak Chel gak bisa main bola, sama daddy aja nanti."

"Kita makan di luar yu, mommy lagi gak masak." Lanjut Vodka, Vodka tidak tahu mengapa Chel datang dengan wajah murungnya, ia akan bertanya nanti jika raut itu sudah sedikit berubah menjadi lebih baik.

"Asik! Egan mandi dulu dadd." Egan yang tadi memperhatikan wajah kakaknya mendengar perkataan Vodka langsung berlari ke kamarnya. Anak itu paling semangat jika keluar rumah.

"Ayo rapi-rapi Chel."

Chel hanya mengangguk singkat.

Vodka dengan kebingungannya memandang bahu lesu Chel yang berjalan.

Chel keluar kamar karena Egan yang terus menngetuk pintu menyuruhnya agar cepat selesai. Chel dengan tampang galaknya membukakan pintu. "Sabar!" Ucapnya galak

"Lama!" Kata Egan tak kalah galaknya.

Chel menutup pintu kamar dan berjalan menuruni tangga bersama Egan. Vodka dan Vella sudah berada di dalam mobil menunggu mereka.

"Kak Chel tau kalau dari tadi pagi mommy muntah terus?"

"Kamu kata siapa?" Tanya Chel sedikit tertarik dengan pertanyaan Egan tadi

"Egan dengar, mommy lagi sakit ya, Kak?"

"Kayaknya Egan bakal punya adik."

"Adik? Dari mana?"

Chel merotasikan bola mata, pertanyaan Egan membuatnya kesal. "Dari perut mommy lah!"

Kini satu keluarga itu berada di salah satu restoran mall. Chel terus memperhatikan gerak tubuh mommynya, apakah benar ia dan Egan akan memiliki adik?

BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang