Dahen menggelengkan kepala. Penampilan Chel dari ujung kepala hingga ujung kakinya membuatnya terhipnotis.
Dress sepaha yang menampilkan kulit mulusnya benar-benar menggoda siapapun. Lipstik merahnya menambah kesan seksi untuk gadis tujuh belas tahun.
"Halo mbak Oliv." Chel melambaikan tangan kepada Oliv yang masih tercengang karena melihat Chel berada di dalam mobil yang akan membawa mereka ke bandara. Setelah menjemput Chel, Dahen menjemput Oliv di rumah wanita itu.
"Gue ajak Chel, biar liburan kita gak sepi-sepi amat."
Karena kursi depan sudah isi oleh Chel, membuat Oliv sedikit mengerucutkan bibir karena harus duduk di kursi belakang.
Dahen di suruh berlibur oleh papanya berdua saja bersama Oliv, tidak tahu mengapa Endri sangat ingin sekali Dahen dan Oliv memiliki hubungan yang lebih. Jujur saja Oliv bukan tipe Dahen dan dirinya sama sekali tidak tertarik.
Chel dengan santai menaikan sebelah kaki. Hal itu lantas membuat Oliv meremas tangannya.
Perjalanan yang sedikit lama mereka tempuh untuk sampai berada di pulau bali. Begitu ketiganya sampai, salah satu pihak hotel menghampiri. Membawakan barang mereka dan mengantarkan ke kamar pesanan yang sudah di pesan oleh Endri.
"Ada dua kamar, satu kamar sama mbak Oliv ya, Chel?"
Chel mengangguk, kemudian menyeret koper miliknya ke pojok kamar.
Sekitar satu jam berisitirahat menghilangkan penat perjalanan, Chel kelaur kamar dan berjalan ke balkon kaca yang memperlihatkan birunya air laut, Chel melirik Oliv yang masih tertidur, ia bersama Oliv tertidur bersama saat keduanya sedang memilih tempat apa saja yang akan di kunjungi.
Chel berjalan ke koper mengambil baju renang yang sudah dia siapkan dari rumah. Chel akan izin ke Dahen untuk bermain air di pinggir pantai terlebih dahulu.
Bukh
Jidat lebar Chel menghadang sesuatu yang keras membuat dirinya meringis sendiri. Chel melihat sudah ada Dahen yang beridiri di hadapannya.
"Sakit." Adunya sembari mengusap dahi.
"Gak hati-hati."
Chel menyengir, tetapi dalam hati mencibir, sudah tahu salah Dahen yang tiba-tiba berdiri di dekatnya.
"Chel mau main di pinggir pantai, om."
"Pakai itu?" Dahen menunjuk baju renang terbuka milik Chel yang tergeletak di lantai.
"Iya lah, masa pakai dress." Kesal Chel mengambil baju yang sempat jatuh.
Dahen mencengkal lengan yang ingin pergi melewati bahunya. "Itu ada kolam renang, pakai di situ aja."
Chel mengerutkan dahi, "Chel mau main ombak sore juga sekalian." Buat apa jauh-jauh kemari jika berenangnya tetap saja di kolam, jika begitu di rumah saja Chel bisa, kolam milik daddnya lebih besar di belakang rumah.
"Mau di bilangin daddy, hm?" Dahen mengangkat alis menatap bola mata coklat itu dengan lekat.
Chel menggeleng lemah. Ntah mengapa ia menjadi nurut karena sorot milik Dahen yang sedikit tajam.
Dahen mendekat ke leher Chel, merapikan sedikit rambut gadis itu kebelakang.
"Cukup pakai itu di depan om, Chel, tidak perlu menunjukan ke semua orang yang ada di sana."
Hembusan napas panas Dahen mampu membuat bulu kuduk Chel berdiri. Dirinya berdiam beberapa detik sebelum mengerjapkan mata dan melangkah masuk ke dalam kamar. Meninggalkan Dahen dengan kekosongan.
Dahen duduk di sofa menggelengkan kepala melihat tingkah laku Chel. Dahen melihat wajahnya begitu merona sekali.
Lima belas menit menunggu Chel keluar kamar, namun tidak Dahen dapatkan apa-apa. Chel sendiri di dalam kamar tengah menenangkan jantung yang ingin lompat, alay memang tapi jujur itu pertama kalinya Chel mendapat respon seperti itu dari Dahen.
Dahen menghubungi Chel yang masih betah di dalam kamar.
"Tidak jadi berenang?" Tanya Dahen yang langsung di jawab "jadi" dengan cepat oleh Chel, lantas sambungan terputus
Chel kembali keluar, "Kalau gini masih oke kan, om?" Chel keluar dengan baju renang kedua yang ia bawa, lebih tertutup tetapi masih sama minimnya. Chel menutup dengan kardigan, ia malu jika harus berjalan keluar menggunakan baju berenang untuk menuju pantai.
Dahen melirik Chel, baju itu terlalu memperlihatkan area dada dan bokong, Dahen tetap tidak setuju. "main air di sini aja, senjanya lagi bagus."
"Tunggu om di pinggir, ganti baju dulu sebentar."
Chel melihat Dahen yang masuk ke dalam kamar, perasaan dirinya belum mengatakan iya untuk menyetujui ucapan Dahen.
"Aneh. Ngeri gue." Gumam Chel berjalan ke pinggir kolam. Memang benar senja hari ini begitu bagus. Matahari dengan bulatan yang sempurna nampak berkilau, kamarnya di lantai yang lumayan atas membuatnya seperti dekat dengan matahari.
Dahen melangkah mendekat ke Chel yang sudah mencelupkan kaki ke dalam kolam, ia mengikuti seperti gadis itu. Memakai boxer tanpa atasan membuat Chel menjadi salah fokus.
"Kenapa?" Tanya Dahen yang di balas gelengan cepat.
"Ke pinggir sana Chel." Dahen turun dari kolam, lumayan dalam hingga sebatas dadanya. Mungkin jika Chel tenggelang, mengingat tingginya hanya sedagu Dahen.
Sampai di tepi, Dahen menarik pinggang Chel untuk mendudukkan gadis itu di pinggir kolam. Karena memang tidak ada pijakan untuk menaik membuat gadis itu kesulitan.
"Om kalau kaya gini bikin Chel takut." Ungkap Chel menatap Dahen yang tengah menyugar rambut.
"Takut?" Dahen terkekeh, "bukannya kamu yang selama ini goda om terus?"
"Ekhmm"
Suara batuk yang di sengaja berasal dari Oliv yang baru saja terbangun karena terganggu oleh waiter hotel yang mengetuk untuk mengantarkan makanan.
"Ada makanan baru datang, makan dulu."
Ucapan yang terdengar seperti tidak niat untuk memberikan informasi tersebut, menunjukan jika Oliv tidak suka dengan dua orang itu.
"Mbak Oliv," panggil Chel membuat langkah Oliv terhenti di ambang pintu, "tolong ambilkan kita handuk mbak, dua."
Ucapan Chel itu terdengar bukan seperti minta tolong tetapi perintah untuknya. Oliv mengambilkan dua handuk dengan malas-malasan.
Setelah melilit tubuh dengan handuk baju, Chel duduk bersiap untuk menyantap hidangan yang telah di siapkan.
"Habis ini mau berenang lagi?"
"Nggak, udah dingin."
"Yauda mandi habis ini."
"Bareng, om?" Tanya Chel yang kemudian tertawa keras, sepertinya ia lupa jika di sampingnya ada Oliv.
"Boleh." Spontan Dahen menjawab. Oilv yang langsung tersedak membuat Dahen menoleh ke arah wanita itu.
"Hati-hati mbak Oliv." Tegur Chel
Mata Dahen yang terkunci dengan mata Oliv pun langsung memutuskan kontak, tatapan itu seakan mengancamnya akan mengadukan ke papanya. "Bercanda." Cetus Dahen
Dahen memang sengaja untuk tidak banyak omong ke Oliv, mau itu di kantor ataupun di luar, ia akan berbicara dengan wanita itu jika ada sesuatu yang sangat penting. Bayangkan saja liburannya tanpa Chel, akan segaring apa dirinya berada di hotel berdua dengan Oliv.
♡ ♡ ♡
Baru bangun komennya udah lebih dari 700 aja, makasi guys😭❤️
Part selanjutnya kelakuan Dahen bakal lebih aneh🥵🤪
Jangan lupa spam nextnya lagi besti
![](https://img.wattpad.com/cover/299415848-288-k642651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY GIRL
Fiksi RemajaGimana rasanya ketika lo suka sama temen daddy lo sendiri?! Vchel Ganetta Cleopatty tidak bisa menolak pesona duda seorang Dahen Gentala Sanders yang merupakan teman akrab daddynya sendiri. Apapun ia lakukan untuk menarik perhatian laki-laki yang su...