06. Club

20.4K 1.9K 504
                                    

Rangkulan tangan Dahen di pinggang Chel tidak tahu mengapa membuat dua orang itu menjadi terlihat mesra. Berjalan di pesisir pantai menuju salah satu club malam yang berada di tepi pantai Bali membuat keduanya bersemangat.

Oliv berjalan berdampingan dengan dua orang itu, membuat dirinya panas sendiri, ia sudah bertekad akan melaporkan Dahen ke Endri, sebagai rasa kesalnya yang sudah tak bisa di tahan.

"Gede banget om clubnya." Takjub Chel ketika mereka sudah sampai di area depan. Club malam yang berada di pinggir pantai ini ramai sekali pengunjung. Chel begitu excited untuk mausk ke dalam, mengingat dirinya yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke tempat seperti ini.

Sebelum masuk ke dalam, pemeriksaan kartu identitas di lakukan orang security di depan.

"Kalian berdua boleh masuk, tapi tidak dengan nyonya muda ini."

Chel mengerutkan kening begitu dirinya di tunjuk, security itu paham maksud kerutan keningnya. "Usia 21 ke atas yang boleh masuk ke dalam, maaf anda boleh cari club untuk seusia anda." Jelasnya

"Chel tunggu luar aja kalau gitu, tadi aku liat ada kafe di depan sana, ke situ aja." Ucap Oliv menunjuk kafe yang masih terlihat, 'bocah sok-sokan ke club.' batin Oliv mencibir.

"Om." Chel memanggil Dahen untuk membatalkan saja, Chel tidak ingin jika harus menunggu di luar.

Dahen mengeluarkan dompet, lalu menyerahkan segulungan uang kepada security yang langsung memperbolehkan ketiganya masuk.

"Semua jadi mudah kalau kita punya uang, Chel."

Oliv di tempat menahan napas, terlalu sebal dengan kelakuan Dahen, ia tak paham mengapa Dahen dengan mudah mengeluarkan uang hanya untuk menyeludupkan gadis kecil itu.

Kini ketiganya memasuki club yang terlihat sesak. Sebelum mereka ke dance floor atau pun duduk di sofa menikmati musik yang di mainkan dj di depan sana, ketiganya berjalan ke meja bartender.

"Tequila 1,  Martell 1." Pesan Dahen kepada seorang bartender

Chel membawa botol tersebut yang sudah di bayar Dahen menuju sofa. Matanya masih menjelajahi ruang yang gemerlap ini, club yang begitu besar dengan tamu yang bukan hanya orang Indonesia saja membuat Chel terus memperhatikan mereka, sepertinya Chel yang paling kecil di sini.

Dahen terkadang menjadi pusat perhatian para perempuan. Sisi samping kanan dan kirinya di isi oleh Chel dan Oliv. Membuat orang-orang menilai jika ia laki-laki yang suka main sana-sini.

Meskipun Oliv duduk dekat dengannya tetap saja keberadaaan tidak pernah Dahen gubris.

Tangan Dahen yang melingkar di pinggang ramping membuat Chel sedikit tak nyaman. Kelakuan Dahen selama liburan membuat Chel tak terbiasa.

"Lo cari cowo sana." Dahen berkata sambil menoleh ke Oliv yang tengah menuang Martell ke gelas sloki.

Oliv menggeleng, sepertinya ia memang jago akting, dalam kekesalan apapun karena Chel yang menganggu liburannya dengan Dahen ia tetap dengan wajah tenang dengan postur tubuh yang duduk anggun meski rasanya sudah ingin mencakar wajah bocah itu, seperti sekarang ini.

"Kenapa? Gue liat di sini kayanya orang berada semua, lo kan demen sama yang tajir."

"Ada lo, ngapain gue cari cowo lagi? Gue yakin lo lebih tajir dari mereka."

Dahen berdecih pelan lalu tidak menjawab lagi. Berbicara hal kecil dengan Chel yang ada di sampingnya lebih menarik dengan segelas tequila di tangan di banding berbicara dengan Oliv.

"Om, ke dance floor ayo." Chel yang merasa dirinya sudah tipsy mengajak Dahen untuk ke tengah. Menggerakkan badan mungkin bisa membuat kesadaran akan stabil.

Dahen hanya mengangguk, lalu keduanya berjalan, meninggalkan Oliv sendiri.

"Bangsat emang tuh bocah!" Umpat Oliv untuk Chel. Tidak ingin kalah Oliv berjalan untuk mencari seseorang yang bisa menemani kegalauannya mungkin.

Chel tersenyum melihat Dahen yang sama seperti dirinya, menggerakkan tubuh di tengah lampu yang berputar, tangan Chel ia lingkarkan di pinggang Dahen.

"Mbak Oliv kita tinggal sendiri." Chel berbicara dekat telinga Dahen, suara musik dj menenggelamkan suara apapun yang ada.

"Biarin, dia udah besar."

"Om di lihat dari dekat gini tambah ganteng." Chel cekikikan tak jelas, wajah tampan laki-laki itu memang dekat sekali dengan wajah Chel, hidung yang terpahat sempurna membuat Chel iri.

"Masa si?" Dahen mengangkat sebelah alis tebalnya.

Chel hanya mengangguk dengan pipi merah meronanya, untung saja lampu di sini tidak jelas, jadi tidak akan terlihat.

"Pipi kamu merah."

Ucapan Dahen membuat Chel melotot, apakah semerah itu sampai terlihat?
Dahen terkekeh, ia menggesekan hidung di leher Chel, gemas sekali dengan ekspresi yang Chel tunjukkan.

"Diam Om, geli." Chel menjauhkan kening Dahen agar tidak berada di ceruk lehernya. Bukannya menjauh laki-laki itu tertawa dan tambah sengaja menggesekan hidung mancungnya ke leher Chel.

"Chel jadi takut mbak Oliv kenapa-kenapa."

"Gak akan."

"Kasian di-"

Bibir ranum milik Chel di bungkam oleh Dahen. Mata bulatnya melotot terkejut merasakam bibir lembut itu berada di bibirnya.

Dahen memejamkan mata, menikmati bibir bawah Chel yang tengah ia kulum. Dahen yang sudah memancing gadis itu agar membalasnya namun Chel hanya diam saja.

"Om." Lirih Chel ketika Dahen melepaskan tautan karena tak ada respon darinya. Chel tidak tahu bagaimana caranya.

"Hm?" Dahen dengan tampang wajah polosnya berdeham biasa saja, padahal apa yang laki-laki itu lakukan barusan bisa membuat jantung Chel turun ke lambung.

"Chel gak kuat."

"Apanya?"

"Pusing, jangan di sini."

Dahen membawa Chel ke tempat sofa tadi, ia mendudukkan Chel di sebelahnya, kepala gadis itu sengaja Dahen senderkan di pundaknya.

Ternyata Oliv sudah kembali di tempat tadi dengan seorang laki-laki yang Dahen yakin ia temui di club, wanita itu sudah mabuk bahkan sedang asik bercumbu di depan mata Dahen yang membuat Dahen jijik sendiri.

Chel asik memejamkan mata dengan pundak Dahen yang menjadi sandaran, tangan laki-laki itu terus mengusap bahu polosnya.

Dahen mengambil satu gelas untuk ia minum, namun tiba-tiba Chel merampas dengan begitu saja gelasnya lalu menegak.

"Mau om," pinta Chel

"Apa?" Heran Dahen

"Itu" Chel menunjuk ke arah Oliv

"Ngeroom aja ayo, Chel."





♡ ♡ ♡

Lanjut??

BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang