Hamura tersenyum saat melihat anak didiknya kini sedang fokus mengerjakan tugas latihan yang ia berikan, walau tampak sesekali mengerutkan kening, madara dengan cepat menemukan cara menyelesaikan soal angka angka itu beberapa detik setelahnya.
Hamura harus akui jika uchiha madara adalah anak yang sangat pintar. Hamura ingin sekali tidak mempercayai fakta bahwa hanya dengan dua minggu madara sudah berhasil mempelajari dan memahami semua materi yang ia berikan dari nol, benar benar sangat mengesankan, coba saja hamura bukanlah guru yang mengajar madara, ia pasti benar benar tidak akan percaya.
"Sensei, selesai."
Hamura mengambil kertas yang madara berikan lalu memeriksa semua jawaban madara dan seperti sebelum sebelumnya, madara berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar.
"Kerja bagus, madara kun!"
Madara ikut tersenyum saat mengetahui semua jawabannya benar.
"Baiklah, ayo kita akhiri sampai disini."
Madara mengangguk lalu merapikan semua buku dan alat tulis yang ada di mejanya.
"Sensei, besok kita akan belajar apa?"
"Besok kau akan mulai belajar di sekolah."
Madara berhenti dari aktivitas membersihkannya lalu menatap sang guru dengan bingung.
"Hah?"
"Madara, aku sudah mengajarkan semua yang harus aku ajarkan padamu, jadi seharusnya setelah ini kau bisa mengambil ujian kenaikan kelas dan bersekolah seperti adikmu."
Mata madara berbinar, "BENARKAH SENSEI??"
Masih dengan senyum manisnya, hamura mengangguk "yap, benar. Aku akan mengabari pihak sekolah agar mempersiapkan ujian untukmu besok, jadi lakukan yang terbaik, oke?"
Madara mengangguk dengan semangat, "terimakasih atas semuanya, sensei!"
"Sama sama."
"Silahkan diminum, otsutsuki san."
"Terima kasih, nyonya."
Hamura mengangguk sopan saat sang nyonya uchiha meletakkan minum di hadapannya dan pemimpin keluarga rumah ini.
"Bagaimana dengan madara, otsutsuki san?"
Hamura tersenyum tapi nada bicara terdengan sangat serius, "aku tidak bisa mendekripsikan betapa jeniusnya anak itu. Seperti yang anda katakan tuan, awalnya ia benar benar tak mengetahui apa apa, tapi hanya dengan dua minggu aku mengajarinya ia mampu menyerap semua pelajaran dengan baik, madara sangat pintar, aku yakin besok saat ia mengambil ujian kenaikan, nilainya akan masuk ke peringkat sepuluh teratas di angkatannya."
"Hahaha otsutsuki san benar benar hebat dalam berbicara."
Sementara tuan, nyonya uchiha dan sang guru berbincang, di lantai dua atau lebih tepatnya di kamar madara ada sepasang beradik kakak yang sedang menguping pembicaraan orang tua mereka itu.
"Niisan! Apa itu benar?? Apa niisan sudah mengerti semua pelajaran yang guru tampan itu berikan???"
Madara yang mendengar adiknya berkata seperti itu langsung memukul keningnya.
"Apa maksudmu dengan 'guru tampan'?? Hah?!"
"A-aww, niisan! Aku kan hanya bercanda..."
Izuna memajukan bibirnya tanda merajuk, lalu tiba tiba ia terpikirkan sesuatu.
"Niisan... apa niisan cemburu...?"
Bagai ada perempatan di kening madara, ia dengan cepat melempar bantal yang sedang ia genggam ke arah izuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
second chance [hashimada]
Fanfictionhal terakhir yang madara ingat sebelum tiba tiba tak bisa merasakan apapun adalah hashirama yang memeluknya dan ia yang berjalan kedalam kobaran api untuk menebus segala dosa dosa yang telah diperbuat, tapi saat terbangun dengan banyak selang yang d...