Bab 4: Jodoh itu misteri

99 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan spam komen.

Happy reading!

"Pacaran bertahun-tahun tidak menjanjikan perjodohan. Namun, jodoh lebih pasti dari pacaran."

Mushaf Rindu

-Salza_SM🍁
___________________________

Keesokan harinya, Mella menemani Nazira belanja ke mall. Sekitar jam sepuluh pagi mereka sudah tiba di pusat perbelanjaan itu. Nazira mengajak anaknya itu untuk membeli peralatan dapur terlebih dahulu.

"Bunda, ngapain sih cepat banget persiapannya?" tanya Mella setelah menginjakkan kakinya di lantai dua. Tempat di mana bahan masakan tersedia.

Nazira menatap Mella, "Terus kamu maunya kapan? Sehari sebelum acara, iya? Seminggu bukan waktu yang lama, Mel," ucapnya, lalu mengambil troli. Kemudian, ia memutari rak-rak dan mengambil beberapa bahan yang ia perlukan. Sedangkan Mella, ia tetap berjalan mengekori Nazira. Sesekali ia juga membantu mengambil bahan-bahan yang diketahuinya saja.

"Bunda," panggil Mella.

"Hmm," Nazira yang tetap dengan kesibukannya hanya berdehem tanpa menoleh.

"Padahal kan Mella sama Alif baru kenal lho. Bahkan belum bisa dibilang sih kita udah saling kenal," ujar Mella.

"Terus?" tanya Nazira.

"Pertanyaannya, kenapa Ayah dan Bunda dengan mudah menyetujui pernikahan ini?"

Nazira menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Mella. "Kan kamunya juga setuju. Kami sebagai orangtua mengikuti gimana kamu. Apalagi itu pilihan Abi Akbar dan Umi Khadijah. Menurut Bunda, pilihan guru gak akan pernah salah," ujarnya panjang lebar. "Plus kelegaan setelah banyak penolakan dari kamu," lanjutnya meledek Mella. Setelah mengucapkan hal yang membuat Mella mengerucutkan bibirnya, ia langsung berbalik dan kembali melanjutkan aktifitasnya.

"Bunda ihh," rengek Mella manja.

Nazira tak menghiraukan rengekan itu. Namun, dalam hati ia tersenyum lucu. Jika kalian adalah seorang ibu, bagaimana perasaan kalian di saat anak perempuan yang hampir menginjak umur 22, banyak dilamar tapi selalu ditolak? Dulu, sempat terfikir bahwa anaknya mungkin tak ingin menikah. Karena Mella tidak pernah bercerita apa pun tentang dirinya kepada Sang Bunda. Baik itu tentang cinta atau tentang kenapa selalu memberikan penolakan. Namun, saat ada kabar Mella akan dilamar, tentu saja ia antusias karena akhirnya ia bisa merasakan punya menantu. Anaknya tak jadi perawan tua kan?

"Mel, sebelum pulang kita ke butik dulu ya. Ada Umi Tami juga di sana," ujar Nazira sambil meneliti belanjaan yang sepertinya udah lengkap.

"Butik?" bingung Mella. "Ada apaan di sana, Bun? Terus Umi Tami ngapain di sana?"

Nazira menepuk pelan dahinya, "Untung jadi nikah kamu Mel. Karena jika kamu gak nikah-nikah, mungkin kamu gak kenal butik."

"Ya, gak gitu, Bun. Mella tau kok butik itu tempat gaun-gaun. Tapi, kita yang mau ngapain ke sana?" jelas Mella.

"Alhamdulillah. Bunda pikir kamu benar-benar gak tau," kata Nazira sambil terkekeh. "Ya udah, ayo ke kasir."

Mella mengekori bundanya di belakang. Sambil menunggu Nazira selesai di kasir, Mella melangkah ke penjual eskrim yang dekat dari sana. Membelinya lalu menyantapnya sambil duduk di tempat yang tersedia.

"Ayo, Mel!"

Panggilan Nazira membuat Mella reflek bangkit dari duduknya dan melangkah menghampiri bundanya itu. Namun, sebelum sampai di sana, tubuhnya bertubrukan dengan seorang perempuan berhijab hitam, sehingga eskrim yang tersisa sedikit lagi itu pun jatuh ke lantai.

Mushaf Rindu ✓[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang