Prolog

169 16 46
                                    

Hai hai hai
.
.
.
.
.

Kembali lagi bersama cerita saya, yang dulunya berjudul "Antagonis Hijrah" kemudian berganti menjadi "Tree of life" dan akhirnya diganti lagi menjadi "Halu Lo?" Dengan alur yang berbeda dengan sebelumnya. Ahay, selamat membaca

Sorry ya ges ya, kalau masih berantakan, dan gak enak buat dibaca😭. Gue udah berusaha sebisa gue, bukan semaksimal gue, soalnya kalau maksimal ya Bismillahirrahmanirrahim mungkin lebih bagus. Ya Allah, kenapa sih.

DAHLAH skip. Mari kita saksikan PROLOG, PROK PROK PROK. TEPUK TANGAN DONG!

______

Siang hari ini langit tampak sangat cerah, berbeda sekali dengan suasana hati seorang gadis yang sedang memandangi langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari ini langit tampak sangat cerah, berbeda sekali dengan suasana hati seorang gadis yang sedang memandangi langit. "Haah, cuacanya cerah ya, beda sama hati gue yang suram sesuram rumah hantu" tuturnya.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Eughh" lenguhan seorang pria yang baru bangun dari tidurnya. Ia bangun lalu menuju kamar mandi untuk melakukan rutinitas paginya, yaitu cuci-cuci, cuci muka, cuci kaki, cuci tangan, gosok gigi.

Saat ia berkaca tiba-tiba saja "AAAAKH, OMG, KOK BISA?" Teriaknya histeris. "Kok bisa gue jadi LAKIK, perasaan lahir gue cewe tulen, gak transgender juga" gumamnya.

"Avian, ngapain kamu teriak-teriak, berisik tau gak?" Ucap seorang wanita setengah baya, lalu ia menghampiri pemuda yang tadi ia panggil Avian. "Kamu kenapa sih an?" Tanyanya lagi.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Lu beneran Arina kan" Arina sedikit gugup ketika ditanyai hal itu, pasalnya jika dia berkata "aku bukan Arina" maka orang akan menganggapnya gila, dan jika dia berkata "Ya, aku Arina" maka dia berbohong.

Emira atau yang sekarang menjadi Arina, sangat tidak menyukai dibohongi, dan dia percaya bahwa timbal balik itu berlaku. Ketika dia berbohong kepada orang lain maka orang lain juga akan berbohong padanya.

"Gue pernah baca Manhua transmigrasi, dan di cerita itu orang yang transmigrasi ke tubuh orang lain, bakal beda sifatnya, dan gue jadi curiga kalau lo emang bukan Arina dari perkataan lo, Arina bukan orang yang suka debat sama gue, dia pendiem walaupun sering negor gue" jawab Adrina panjang lebar.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Ya, besok-besok jangan diulangi lagi, oh iya, kamu ada apa? Sampe gebrak mejaku?" Tanya Refa.

"A-anu, mbak aku mau nanya, kan pada ngomongin topik nanti malem, emangnya nanti malem ada acara apa?" Tutur Rin.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Mau kenalan dulu?" Tanya Ikhsan.

"Mau" jawab para peserta, berbeda dengan yang lain Arina justru menjawab "sudah kenal" dan jawaban itu didengar oleh Ikhsan.

"Ada yang bilang 'sudah kenal', beneran nih? ya udah, tadi yang bilang sudah kenal, boleh dong sebutin nama saya" tutur Ikhsan.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

Ada salah seorang lelaki yang menarik perhatian Ikhsan. Lantas, Ikhsan menunjuk lelaki tersebut. Lelaki itu berdiri dan memperkenalkan dirinya, namanya adalah Lyman Kyler W.

"GIGO, garbage in garbage out, sampah yang masuk sampah pula yang keluar. Maksudnya yang dimasukkan sampah maka sampah juga yang akan keluar, tidak mungkin berubah menjadi emas" jawab Lyman.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"LOH, LOH, LOH, MAU PADA KEMANA? BELUM SELSAI" teriak Ikhsan yang mengagetkan semua orang, karna Ikhsan berteriak menggunakan mic. ༎ຶ‿༎ຶ

"Astagfirullah, maksud saya penjelasannya yang selesai. Tapi masih ada sesi tanya jawab dan penutup dari pak kyai" tutur Ikhsan. Mendengar penuturan Ikhsan, semua orang kembali duduk.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

Refa berjalan pelan menghampiri Rin, dan menepuk pundaknya. Posisi Rin yang sedang di kolong meja, membuat kepalanya bertubrukan dengan meja.

"Aduh, ya Allah, loro bianget, sopo sih?" Keluh Rin.

Kemudian Rin menengok kebelakang, alangkah terkejutnya dia ketika melihat Refa. Dan akhirnya kepala Rin bertubrukan dengan lantai. Rin terkejut saat melihat Refa bukan tanpa alasan, namun karena,

"ASTAGFIRULLAH KAK" pekik Rin geram.

"Kenapa sih?" Tanya Refa.

Rin tidak menjawab pertanyaan Refa, ia segera menarik Refa menuju kamar mandi, guna membantu Refa membersihkan masker diwajahnya. Refa hanya menurut saja ketika ditarik.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Aduh gusti, siapa yang mukul sih"

"Gue, nape?" Ucap Syaffa.

Mendengar ucapan Syaffa sosok itu berbalik dan tersenyum konyol. Refa, Meli dan Rin hanya bisa melongo melihat interaksi kembar bersaudara di hadapan mereka.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂

"Santai Bu santai, lagian saya gak hamilin Bu Tini, ngapain tanggung jawab" balas Angga.

"Wes lah, ngomong mbi awakmu gak pernah bener" ucap Bu Tini.
("Sudahlah, bicara sama kamu gak pernah bener")

"Mwehehe, sorry ya Bu" ucap Angga.

"Hm" balas Bu Tini.

꧁ ʕ'• ᴥ•̥'ʔ ꧂


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC
.
.
.
.
.

Enjoy?(☞゚ヮ゚)☞

Terimakasih sudah membacaಥ‿ಥ

Terimakasih juga sudah mau vote dan komen sebagai bentuk menghargai karya saya╰(⸝⸝⸝'꒳'⸝⸝⸝)╯

Vote
👇🏼👋🏼👍🏼

Habit of Readers [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang