"Tunggu disini!"
Anggukan menjadi respon Jin-ah. Retinanya sibuk menyisir sekeliling, tempat dimana ia berada kini. Rumah sederhana di desa nelayan.
Setelah cukup lama menunggu, meski sungkan ia menempatkan bokongnya di kursi kayu yang menjadi satu-satunya kursi di teras.
."Rose ingin kau ikut denganku." Pria tinggi berkulit sawo matang itu kembali dengan peluh dan wajah dipenuhi lumpur.
"Tunggu apa lagi? Ayo!"
Bruggh..
Barusan hendak beranjak, kerasnya suara benturan menghentikan keduanya. Cepat saja Ki-yong mendatangi asal suara.
Tampak olehnya pria tak terurus tengah meneguk minuman dari botol. Pastinya barusan ia tersungkur.
"Yya.. apa yang sedang kau lakukan pada kesayangan ku (mengacu pada kendaraan bermotor miliknya yang terparkir)?" Kini benda tak berdosa itu berbaring di atas tanah berlumpur.
"Ahh.." keluh si brewokan, berupaya bangkit. Setengah sempoyongan ia menundukkan kepala tanpa sepatah kata lalu melanjutkan perjalanan.
"Aissh, sialan." Ki-yong membenarkan kembali motor yang sempat tertidur.
Tidak puas dengan sikap si pemabuk, Ki-yong akan mengejar dan memberi si pelaku pelajaran."Tunggu! Apa ini?" Jin-ah mengutip benda persegi terbuat dari kulit hewan yang sudah sangat usang. Dompet itu terselip diantara jari-jari roda belakang.
(Menghentikan niat mengejar) Ki-young berpikir mana terlebih dahulu yang sebaiknya ia dahulukan.
"Dompet? Berikan padaku." Tak perlu menunda, ia membuka isi dompet dan langsung bertemu foto. Foto usang pasangan berjas putih dengan wajah samar. Tidak berhenti disini, dikeluarkannya foto dan kembali terlihat foto lain.
"Wah.. wah.. dia benar-benar gila." Unjuk-nya pada pria yang berjalan sempoyongan, sembari tersenyum miring. "Lihat!" Diperlihatkannya foto pada Jin-ah.
Mengerutkan dahi, gadis itu tidak memahami maksud Ki-yong.
"Kau tidak kenal siapa ini? Dia NJ. Idola yang sedang naik daun."
"Aa.. begitu?" (ekspresi tidak tertarik) "Kau tidak akan mengembalikan dompet padanya? Paman itu pasti kehilangan."
"Sial. Bahkan pria seperti dia (meremehkan) punya foto NJ."
"Hey.. apa yang kau lamunkan? Dompet yang kau pegang, kembalikan pada pemiliknya."
"Jangan ikut campur. Biarkan saja." Dibukanya lagi sisi lain dan berharap menemukan uang. "Sial! Dia benar-benar gembel."
Tak berhasil mendapat yang ia inginkan, Ki-yong melempar dompet di hamparan ilalang yang tumbuh tinggi di seberang jalan. Ia hanya menyelipkan foto gadis yang disebutnya sebagai NJ ke dalam dompet miliknya.
"Ayo!"
_
"Bagaimana? Kau menyukai suasana disini?" Tanya wanita paruh baya berwajah datar yang tengah menggunting tangkai mawar.
"Em. Indah. Aku suka."
"Dia akan tinggal dengan kita?" Pandang Ki-yong sinis.
"Jaga ucapanmu. Kau lupa aku bibi mu? (Memperhatikan Jin-ah) "Jangan hiraukan dia."
"Tunggu apa lagi? Beritahu Natasha dan lainnya untuk berkumpul."
Lanjut wanita dengan bekas jahitan di wajah."Baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfections (On Going)
FanfictionMemiliki masa lalu kelam, menjadikan Jin-ah maupun Daesung hidup terpisah dengan keluarga. Menutup diri dari keadaan sekeliling jadi pertahanan tersendiri, setidaknya begitulah pikir Daesung. Hidup seorang diri diusianya yang lebih dari setengah aba...