bagian 8.

39 3 0
                                    


"Kau tidak apa-apa?"

Membantu Jin-ah bangkit, Daesung memastikan keadaan kawannya. Setelah yakin Jin-ah tak apa-apa, pria dengan model rambut belahan tengah itu menajamkan pandangan pada pria yang masih berada dibelakang setir kemudi.

Tahu diperhatikan, menarik nafas dalam dan buang_ tangan pengemudi meraih kenop pintu. Ia akan keluar, memastikan kalau bukan hanya tampak dari punggung_ si korban tidak apa-apa.

"Maafkan aku." Ia keluar tanpa payung. "Nona baik-baik saja?"

Sadar ada pihak lain mengajak bicara, Jin-ah menoleh. Setelahnya ia dan pelaku terpaku.

"Jin-ah? Lee Jin-ah?" Antara yakin dan tidak.

"Kak Shinwa!?"

"Ahh~ aku tidak keliru. Aku menemukanmu." Tubuh Jin-ah dipeluk. Benar-benar didekap erat.

Daesung terdiam.

Tak nyaman, buru-buru Jin-ah melepaskan diri.
"Kenalkan, kak Shinhwa."

"Kita bicara didalam. Kau basah." Unjuknya pada mobil.

Menuruti Shinhwa, Jin-ah dan Daesung masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, pria tiga puluh tahunan itu memberinya selimut.

"Yang tadi, maaf. Bagaimana keadaanmu? Kita ke rumah sakit, ya?"

"Tidak usah. Aku baik-baik saja. Aku ingin pulang."

"Kakak, kenapa kakak kemari?"

"Menjemputmu."

"Kita ke rumah." Potong Daesung.

"Rumah? Kalian?"

"Ah..dia_ Daesung. Kami teman."

"Kami tinggal bersama." Tambah Daesung.

Terkekeh, Shinhwa dan Jin-ah saling melontarkan senyum canggung. Di bangku belakang Daesung melipat tangan, memperhatikan.

"Kau siapanya Jin-ah?"

"Kami? Bagaimana menjelaskannya, ya? Teman dekat. Jin-ah sudah ku anggap keluarga. "

?

"Yakin dia temanmu?" Tengok Daesung pada Jin-ah yang di_angguki si gadis.

Melihat reaksi Jin-ah, Dae-sung menyentuh dagu. Berbicara dalam hati. Ada yang salah disini. Tapi apa? Dia tidak tahu.

Dengan tangan terlipat, mata Daesung mulai terpejam. Ia memikirkan hubungan keduanya. Benar-benar ada yang aneh.

Kembali membuka mata.

Sidang.

Ya. Persidangan. Kemana saja pria ini saat Jin-ah butuh dukungan.

Lalu, mengenai tempat tinggal Jin-ah sebelum gadis kecil ini menjadi pelaku kriminal.

"Kenapa terus melihatku?" Tengok Shinhwa pada kaca spion didepannya. Menyadari ketidakpuasan penumpang dibelakang. Jin-ah turut menoleh. Memperhatikan Daesung dan juga dua bungkusan yang tergeletak di samping pria tersebut. Keduanya bersitatap dengan bahasa yang sulit diartikan.

Tak berlaku lama, sebab Shinhwa membuyarkan lamunan keduanya dengan meminta diberi petunjuk arah menuju jalan ke rumah.

_

Kediaman Daesung.

Enggan,
Shinhwa melewati pintu yang membuatnya harus menunduk karena daun pintu lebih rendah untuk ukuran tingginya. Adalah pertama baginya mengunjungi tempat tinggal seperti ini.

"Maaf, hanya ada air mineral." Sudah terlebih dulu masuk, Jin-ah menempatkan air mineral di atas meja kecil yang turut ia bawa.

"Kak, duduklah."

Imperfections (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang