Seminggu kemudian.Urat-urat disekitaran leher dan wajah Goong-min terlihat menonjol setelah mendengarkan informasi yang dibeberkan orang suruhannya. Kedua tangannya terkepal erat. Menelan saliva ia menitahkan pada pria disebelah.
"Singkirkan hama itu! Ingat, tidak boleh gagal."_
Dihari yang cukup panas, pria bertampang dungu yang tempo hari sempat mendatangi hotel di mana terdapat Shinhwa dan sang istri bersama_ saat ini terlihat memandangi langit terik, lalu beralih pada gedung tinggi yang tak jauh dari hadapan. Didepan gedung besar itu terpampang jelas nama firma hukum Shinhwa dengan corak keemasan.
Sebelum menjabat jaksa agung dan pengacara hukum bagi Goong-min, Shinhwa telah lebih dulu membuka firma hukum tempat orang-orang berkonsultasi.
Melihat sosok yang telah dinanti memasuki gedung, pria yang tengah menunggu diluar gedung itu membetulkan posisi kacamata dan berjalan lambat.
"Jangan salahkan aku. Salahkan saja suamimu."
Berbarengan pria tersebut dan Jin-ah memasuki pintu lift yang membawa keduanya menuju ke lantai yang sama. Yakni tempat Shinhwa berkantor.
Keadaan sekeliling cukup sepi, masing-masing konsultan sibuk dengan klien di ruangan. Begitupun didepan lorong sebelum masuk ke ruang kerja Shinhwa. Si wanita yang biasanya bertugas berjaga diluar sedang tidak ditempat. Dia pergi bertugas bersama Shinhwa.
Tanpa terbesit sedikitpun curiga, Jin-ah memasuki ruang suaminya disusul pria berlensa tebal tersebut_ yang setelahnya si pria berambut minyak mengunci pintu dari dalam.
Mendengar suara pintu ditutup Jin-ah berbalik. Sempat panik, bertanya "Anda siapa..?"
Menyengir bodoh, pria tersebut maju beberapa langkah sembari mengulurkan tangan. Dan ditanggapi Jin-ah dengan lirikan. Ia tak mengulurkan tangan, melainkan menanti reaksi si tamu yang menghampiri
Mengulurkan niat berjabat tangan, pria itu langsung menuju keberadaan sofa. Kewaspadaan Jin-ah kini meningkat. "Apa yang anda lakukan di__"
Sebelum kalimat selesai disampaikan, pria itu menyahut,
"Aku suami Wooyoung. Pekerja wanita yang selalu menemani suamimu."
Koper kecil yang memang sedari tadi dibawa, dibuka segera. Beberapa peralatan siaran disusun pada posisi yang diperhitungkan."Apa yang sedang anda lakukan? Apa-apaan ini?"
Kamera video dibuat menyala oleh orang asing yang pastinya membuat Jin-ah sangat tak nyaman. Hendak keluar ruangan, tapi pria itu mendahului dan menghalangi pintu. Coat hitam panjang disingkap. Saat itu pula terlihat perangkat berkerlip yang menjadi sabuk bagi orang aneh itu.
"Ikut denganku!"
Karena memang proporsi tubuhnya cukup besar, mudah baginya mengukung tubuh Jin-ah. Lengannya mengapit leher dan memaksa Jin-ah agar muncul dalam video yang sedang merekam."Kang Shinhwa! Bedebah sialan, lihat! Istrimu bersamaku. Kau punya waktu dua puluh menit. Lebih dari itu__" tatapnya merujuk pada wanita yang disandera dan perangkat yang terpasang di pinggang. "Boom!"
Wajah Jin-ah memucat bersama tatapan gentar.
Pria itu membeberkan buruknya kelakuan Shinhwa. Bercerita kalau pria itu sudah berselingkuh dengan wanita yang telah bersuami..
Beberapa layar televisi yang tadi menayangkan ragam acara, entah bagaimana telah memunculkan pria tersebut bersama sandera. Dia memang diketahui sebagai ahli IT dan menjabat sebagai salah satu staf di televisi swasta terlihat bersungguh-sungguh.
Dalam tampilan layar, pria yang mengaku bernama Nam-joon_ meminta Shinhwa agar datang dan menghadapinya sebagai seorang pria gentleman. Tentu, dalam waktu yang telah ditentukan. Bila tidak dia akan melakukan bom bunuh diri bersama sandera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfections (On Going)
ФанфикMemiliki masa lalu kelam, menjadikan Jin-ah maupun Daesung hidup terpisah dengan keluarga. Menutup diri dari keadaan sekeliling jadi pertahanan tersendiri, setidaknya begitulah pikir Daesung. Hidup seorang diri diusianya yang lebih dari setengah aba...